"Pak Luhut mengarahkan ada potensi dana swasta dari beberapa negara di antaranya Jepang yang bisa digunakan tanpa melibatkan pinjaman APBN," katanya.
Nilai investasi kereta kencang Jakarta-Surabaya sendiri sampai saat ini masih terus dihitung, di mana hitungan terakhir biayanya membengkak hingga lebih dari Rp 100 triliun. Jalur lintasan untuk kereta kencang tidak akan dibangun melayang (elevated) seluruhnya dan akan menggunakan rel sempit atau narrow gauge. Hal itu dilakukan agar pembiayaan proyek bisa ditekan jadi lebih murah.
(eds/eds)