Harap-harap Cemas Warga Pondok Cabe Rumahnya Kena Gusur Tol

Harap-harap Cemas Warga Pondok Cabe Rumahnya Kena Gusur Tol

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 12 Apr 2018 09:58 WIB
Harap-harap Cemas Warga Pondok Cabe Rumahnya Kena Gusur Tol
Foto: Achmad Dwi/detikFinance
Jakarta - Pembangunan Tol Cinere-Serpong akan menggunakan sebagian lahan di Perumahan Wismamas Pondok Cabe Depok. Sekitar 70 rumah akan terkena dampak dari pembangunan tol tersebut.

Warga tak mengira perumahannya menjadi bagian dari tol. Sepengetahuan warga, pembangunan tol justru mengenai perumahan yang letaknya bersebelahan dengan Perumahan Wismamas.

Lebih lanjut, pihak Kelurahan Cinangka sendiri telah menggelar sosialisasi terkait rencana pembebasan lahan tersebut. Meski sudah sosialisasi, warga masih kebingungan karena belum ada detil rumah mana saja yang terkena pembangunan tol. Padahal, warga mesti bersiap-siap pindah jika rumahnya digunakan untuk tol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas bagaimana kelanjutannya? Berikut ulasan lengkapnya.
Aktivitas di Perumahan Wismamas Pondok Cabe, Sawangan, Depok terpantau lengang. Tak tampak kegiatan yang mencolok di dalam perumahan.

Padahal, warga perumahan ini sempat resah. Januari lalu, di lingkungan rumahnya ada pengukuran lahan untuk proyek Tol Cinere-Serpong. Warga resah lantaran pengukuran terjadi secara dadakan tanpa adanya sosialisasi.

Keterangan didapat dari Aan, Ketua RT 5 RW 10 Perumahan Wismamas. Dirinya memang mengetahui rencana pembangunan tol. Pada awalnya, berdasarkan informasi yang dia terima pembangunan tidak melewati Wismamas melainkan di perumahan di sekitar Wismamas yang masuk di kawasan Tangerang Selatan.

"Dulu-dulu informasinya jalan tol itu di Bukit Modern, Pinus. Kita selalu tanya melalui RW ke Kelurahan, bahkan Pak Lurah tanya waktu ketemu orang BPN enggak ada tol di wilayah Cinangka ini," kata dia saat berbincang dengan detikFinance di kediamannya, Selasa (11/4/2018).

Bahkan, awalnya, keresahan warga terkait pengukuran di awal tahun lalu menurutnya bukan terkait pembangunan tol di Wismamas.

"Informasi yang kita terima itu mereka sebelumnya belum matok-matok. Tapi mereka datang ke Lurah, Lurah ngasih tahu ke RW jadi informasinya mencari batas wilayah antara Depok dan Tangerang Selatan. Memang ukur-ukurnya di wilayah kita. Sedangkan ibu-ibu tanya 'pak untuk jalan tol', padahal nggak ada informasi tol," jelasnya.

Namun, akhirnya masalah pembangunan jalan tol terjawab. Dia mengatakan, pekan lalu, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) difasilitasi Kelurahan Cinangka melakukan sosialisasi pembangunan jalan tol. Dalam sosialisasi tersebut, sebagian wilayah Wismamas akan digusur untuk proyek tol yang menghubungkan Serpong dan Cinere.

"Memang benar di Kelurahan BPN Depok, BP2T kemudian Pak Sekcam. Dari pihak kelurahan juga mereka sosialisasi bahwa wilayah Cinangka ini kena jalan tol," ujarnya.

"Warga juga menanyakan, sebelah mana yang kena, rumah mana saja, mereka belum bisa jelaskan, ini sosialisasi tahap pertama. Nanti dilanjutkan dengan informasi berikutnya. Tim A dari BPN dia yang akan masang patok, baru Tim B campuran BPN dengan instansi yang lain. Baru appraisal yang akan menilai tiap-tiap rumah. Nanti luas, bangunan berapa," ujar dia.

Sekitar 70 rumah di Perumahan Wismamas Pondok Cabe, Depok akan terkena proyek Tol Cinere-Serpong. Namun, itu baru perkiraan sementara lantaran Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan melakukan perhitungan lebih rinci.

Demikian disampaikan Plt Lurah Cinangka Depok, Rizal Farhan saat ditemui detikFinance di kantornya, Selasa (10/4/2018).

"Kemarin perkiraan 70 titiknya, perkiraan kasar, tapi detilnya BPN itu. Karena posisi perbatasan Tangsel juga Depok," kata dia.

Dia mengatakan, Kelurahan Cinangka Depok telah menggelar sosialisasi terkait pembebasan lahan tersebut. Namun, itu baru sosialisasi tahap awal.

Nantinya, BPN akan kembali melakukan sosialisasi. Sejalan dengan itu, BPN akan merinci lokasi mana saja yang terkena proyek tol.

"Kemarin tahap sosialisi awal, tahap pemberitahuan pada warga sembari ketahuan titik-titik pastinya, kan nanti ada turun lagi," jelasnya.

Pembangunan Tol Cinere Serpong mendorong kenaikan harga tanah. Mulanya, harga tanah di pemukiman sekitar Perumahan Wismamas Pondok Cabe, Depok sekitar Rp 2 juta per m2.

Aan, Ketua RT 5 RW 10 Perumahan Wismamas mengatakan, tanah seharga Rp 2 juta per m2 sekitar tahun 2013. Namun, harga tanah naik setelah adanya rencananya pembangunan Tol Cinere Serpong sekitar tahun 2014-2015.

"Sebelum ada jalan tol paling sekitar Rp 2 juta yang di kampung, setelah tol sekarang pada naik," kata dia kepada detikFinance di kediamannya Depok, Selasa (10/4/2018).

Saat ini harganya telah berubah. Untuk tanah yang berada di bagian dalam kampung menjadi sekitar Rp 4 juta per m2. Sementara, yang terletak di pinggir jalan besar Rp 9 juta per m2. Dari informasi yang ia terima, penduduk yang rumahnya terkena proyek tol sudah mendapat ganti rugi di tahun 2017 lalu.

"Yang dekat jalan raya Rp 9 juta per m2. Di perumahan masyarakat kampung itu Rp 4 juta per m2 di tengah," ungkapnya.

Sementara, dia mengatakan, sebagian wilayah di Perumahan Wismamas akan terkena proyek Tol Cinere Serpong. Namun, dirinya belum bisa menyebut besaran ganti rugi tanah.

Dia hanya bilang, yang pasti harga ganti rugi tanah mesti lebih baik dari saat ini. Sebab, perumahan tersebut memiliki akses yang baik.

"Kita nggak bisa mendahului, Rp 12 juta-Rp 14 juta, appraisal belum ada suara. Kalau Rp 12 juta-Rp 14 juta ternyata appraisal Rp 15 juta kan malah kita di bawah perkiraan. Jadi kita nunggu appraisal," tutupnya.

Proyek tol Cinere-Serpong sempat mengalami kendala pembebasan lahan. Meski begitu tol sepanjang 10,14 km itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2019.

Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR) Herwidiakto mengungkapkan, saat ini progres pembebasan lahan tol Cinere-Serpong sudah mencapai 70%. Meskipun pada awalnya prosesnya mengalami kendala.

"Itu kendalanya tetap pembebasan lahan, konstruksi nggak ada kendala," tuturnya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Meski begitu, Herwidiakto menegaskan bahwa proses pembebasan lahan sudah mulai lancar. Ditargetkan pembebasan rampung sepenuhnya pada akhir tahun ini.

Proses konstruksi juga sudah mulai dilakukan. Progresnya sendiri baru mencapai 15% dan terus dilakukan seiring dengan proses pembebasan lahan.

"Untuk investasinya itu kan 10 km ya sekitar Rp 1,2 triliun untuk konstruksinya. Dananya ya dari pemegang saham," tutupnya.

Tol Cinere Serpong sendiri dikelola oleh PT Cinere Serpong Jaya. Pembangunan jalan tol ini sempat terkendala sekitar 8 tahun lamanya sebelum mulai proses konstruksi tahun lalu.

Tol ini mulai digagas sekitar 2006, pembebasan lahan ditargetkan rampung di 2008. Namun proses pembebasan lahan tak kunjung tuntas sejak saat itu.

Investor jalan tol yang menguasai saham PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) semula adalah, PT Thiess Contractor Indonesia sebesar 80% dan PT Waskita Toll Road dengan penguasaan saham 20%, akhirnya diganti.

Saat ini pemegang sahamnya adalah PT Jasa Marga Tbk sebesar 55%, Waskita 35%, dan JakPro 10%. Bersama investor atau pemegang saham barunya, PT CSJ selaku pengelola jalan tol Cinere-Serpong langsung kebut proses ditandai dengan percepatan proses pembebasan lahan.

Hide Ads