William menjelaskan bahwa dana pinjaman sebesar Rp 25,6 triliun yang akan diberikan Jepang tak akan digunakan seluruhnya untuk pembangunan MRT fase II. Sebab untuk fase II nilai investasinya hanya sebesar Rp 22,5 triliun.
Sementara sisa dana pinjaman Jepang akan digunakan untuk pekerjaan tambahan atau variations order serta penyesuaian harga yang belum masuk dalam kontrak awal MRT dengan kontraktor pada fase pertama.
"Jadi Rp 22,5 triliun itu untuk fase II. Kemudian ada Rp 2,6 triliun untuk tambahan dana fase 1. Angkanya agak kurang pas itu, karena kurs yen berubah-ubah," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT