Saragi mengatakan, pihaknya ditarget untuk bisa menyelesaikan konstruksi tol Balikpapan-Samarinda pada akhir 2018 mendatang. Dengan demikian, diproyeksi tol bisa beroperasi penuh secara komersial pada awal 2019.
"Schedule kita rencanakan penyelesaiannya selesai pada akhir tahun ini. Karena ada uji laik fungsi, sehingga di bulan 4, 5 atau 6 tahun depan kita bisa buka tol ini secara menyeluruh dari seksi 5, 1, 2, 3 dan 4," katanya.
Kendala lahan menghambat upaya percepatan pembangunan tol Balikpapan-Samarinda. Sampai saat ini, pembebasan lahan masih menyisakan sekitar 4,24% lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun lahan yang belum bebas didominasi pada lokasi di seksi 4. Salah satu sebab pembebasan lahan membutuhkan waktu lebih lama karena adanya kepemilikan ganda.
"Kalau di seksi 4 keterlambatan agak banyak karena akses jalan tol kan lebar, ROW (Right of way) nya hanya 40 meter. Sehingga jalan tol dari Balikpapan ke Samarinda ROW nya harus 60 meter. Sesuai spesifikasi yg ditetapkan pemerintah," katanya.
Lahan yang belum bebas tersebut pun menimbulkan deviasi pada realisasi progres konstruksi terhadap kontrak. Pada ruas investasi saja (seksi 2, 3 dan 4), deviasi mencapai -2,4% terhadap kontrak.
Hal lainnya yang menjadi tantangan dalam pembangunan tol ini adalah adanya tipe lahan yang lunak. Penerapan sejumlah teknologi konstruksi pun dilakukan sebagai solusi.