Fase I sendiri telah dimulai pembangunannya sejak 2013 lalu. Sedangkan fase II dimulai pada akhir 2018 dan fase III direncanakan dimulai pada tahun 2020.
William mengatakan saat ini pembangunan fase I telah mencapai 96,53%. Rinciannya 95,63% untuk jalur layang yang membentang dari Lebak Bulus hingga Senayan sepanjang 10 km dan 97,91% untuk jalur bawah tanah yang membentang sepanjang 6 km dari Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Jelang beroperasi pada Maret 2019 mendatang, MRT Jakarta fase I telah melakukan System Acceptance Test (SAT) sejak Agustus 2018 lalu. Hal itu dilakukan untuk menguji sistem persinyalan kereta, telekomunikasi, dan Overhead Catenary System (OCS).
Kereta juga telah memulai tes pergerakan kereta kesatu di jalur utama sejak pertengahan September lalu. Sedangkan kereta kedua hingga ke-16 akan memulai tes pergerakan di jalur utama pada Desember 2018 mendatang.
Setelah itu, kereta akan memulai uji coba sistem operasi secara parsial dan penuh sebelum akhirnya digunakan komersial pada akhir Maret 2019.
![]() |
Pada fase satu ini, sebanyak 16 set kereta akan dioperasikan dari jam 5 pagi hingga 12 malam. Setiap harinya, diperkirakan jumlah penumpang yang bisa diangkut mencapai 173.400 penumpang.
William memastikan, dengan menggunakan MRT Jakarta waktu tempuh dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI bisa ditempuh dalam 30 menit dengan jarak antarkereta 5 menit sekali. Kepastian ini tentu menjadi daya tarik yang dapat diandalkan.
"Jadi semua tepat waktu. Kalau kita berangkat jam 6.05 WIB dari Lebak Bulus, dipastikan sampai jam 6.35. Selama ini kan kita berebutan karena tidak ada kepastian," ungkapnya.
Dengan demikian, William yakin misi MRT Jakarta membangun jaringan transportasi publik yang aman, terpercaya, dan nyaman dapat tercapai.