Melihat Dampak Tsunami ke Proyek Tol Serang-Panimbang

Melihat Dampak Tsunami ke Proyek Tol Serang-Panimbang

Saifan Zaking - detikFinance
Selasa, 25 Des 2018 09:05 WIB
1.

Melihat Dampak Tsunami ke Proyek Tol Serang-Panimbang

Melihat Dampak Tsunami ke Proyek Tol Serang-Panimbang
Ilustrasi Pembangunan Jalan Tol/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Tol yang menghubungkan Serang menuju Panimbang ini dibangun sejak awal 2017. Tol ini akan membentang sepanjang 84 kilometer (km).

Pembangunan tol ini akan mengembangkan daerah-daerah yang ada di provinsi Banten yang terkenal akan potensi agrikultur dan pariwisatanya. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Banten seiring dengan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru lewat pembangunan jalan tol ini.


Tol ini akan menghubungkan setidaknya empat kota/kabupaten otonom, yakni Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang yang diharapkan juga bisa menggerakkan ekonomi baru pada kawasan strategis kota/kabupaten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa tsunami berdampak pada pembangunan tol? Sudah sampai mana pembangunan tol tersebut? Simak ulasan selengkapnya dirangkum detikFinance, Selasa (25/12/2018).
Gelombang tsunami telah menerjang wilayah Banten dan Lampung pada Sabtu malam. Terkait tsunami tersebut bagaimana kabar proyek Tol Serang-Panimbang?

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna berkata kalau proyek Tol Serang-Panimbang tidak terganggu. Sebab, posisi proyek jauh dari kawasan pantai.

"Enggak kan agak jauh ya, mestinya nggak terdampak, dampak sih nggak dia ada di sisi kanan ya jauh dari pantai," jelasnya kepada detikFinance, Senin (24/12/2018).

Dia mengatakan kalau proyek berada jauh di sisi kanan dari pantai yang tersapu tsunami. Sedangkan, untuk gerbang keluar tol yang berada di Panimbang pun konstruksinya belum sampai ke sana.

"Kan dia mulainya dari sisi kanan lurus terus ke Panimbang, itu di ujung, sekarang konstruksi juga belum sampai sana," ujarnya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa saat ini pengembangan tol sudah masuk dalam masa konstruksi.

"Sudah masuk pengadaan tanah dan konstruksi," jelasnya kepada detikFinance, Senin (24/12/2018).

Herry menambahkan bahwa pembayaran untuk masalah pembebasan tanah beberapa telah diselesaikan. Pihaknya pun juga telah memulai konstruksi untuk pembangunan infrastruktur di wilayah Banten tersebut.

"Jadi tanahnya sudah mulai bayar sudah bagus juga progresnya, konstruksinya juga sudah dimulai," tambahnya.

Saat ini, 75% lahan tanah telah dibebaskan. Sedangkan, untuk pembangunan konstruksi progresnya saat ini berada di angka 11%.

"Tanahnya itu sudah 75%, kalau konstruksi yang (seksi) 1 dan 2 itu 11%," tutupnya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan penyelesaian pembangunan keseluruhan proyek tol selesai akhir 2020.

"Kalau keseluruhannya lewat 2019, keseluruhan ya, ada 2 seksi kan, harapannya yang pertama ini 2019 akhir ada yang selesai dan sesi 2 ini 2020 akhir selesainya," jelasnya ketika dihubungi detikFinance, Senin (24/12/2018).

Ia menambahkan kalau ruas tol sepanjang 84 km ini dibiayai oleh beberapa pihak. Pemerintah membiayai jalur sepanjang 33 km, sedangkan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sepanjang 51 km.

"Kalau tanah itu kita selesaikan 2019, yang 33 km ini masih usulan pembiayaan, untuk keseluruhan kita masih nunggu APBN dulu yang 33 km, kan ada porsi pemerintah 33 km, tapi untuk porsi badan usaha 51 km nanti 2020 diharapkan selesai," tutupnya.

Hide Ads