Kementerian Perhubungan menggandeng PT Wijaya Karya (WIKA)-PTPP untuk meneruskan pembangunan jembatan penghubung pelabuhan Patimban yang tertuang dalam Kontrak Kerja yang ditandatangani oleh perwakilan WIKA-PP Joint Operation selaku kontraktor pelaksana pembangunan dan Ditjen Perhubungan Laut selaku pemilik proyek.
Menurut Dirjen Perhubungan Laut Agus Purnomo proyek ini akan memakan biaya hingga Rp 524 miliar. Dia mengatakan dalam kontrak ini WIKA-PP akan diberi waktu selama 630 hari alias satu tahun tiga bulan untuk melakukan pembangunan jembatan penghubung.
"Nilai paket ini sebesar Rp 524 miliar oleh WIKA-PP joint operation. Kontraknya 630 hari, yang penting harapannya bulan Juni sudah bisa berfungsi. Setidaknya, Juli lah sudah bisa dilewati untuk car terminal," kata Agus saat penandatanganan kontrak di Ruang Sriwijaya, Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2020).
"Ruang lingkup kerja meliputi pembersihan lahan, pembongkaran, penggalian struktur, pengaspalan, struktur beton, pekerjaan pendukung, utilitas, hingga instalasi pipa air suplai," ujarnya.
Kontrak kerja ini sendiri ditandatangani oleh perwakilan resmi WIKA-PP Joint Operation Achmad Fauzi dan Project Manager Pelabuhan Patimban dari Ditjen Perhubungan Laut Andika Raju Saputra.
Mau tahu sumber pendanaan proyek ini? Buka halaman selanjutnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendanaannya, menurut Agus didapatkan dari pinjaman oleh pihak Jepang. Tepatnya melalui skema Official Development Assistance (ODA Loan) Japan International Cooperation Agency (JICA).
"Pelabuhan Patimban merupakan salah satu proyek strategis nasional pelabuhan baru yang dibangun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Dilaksanakan melalui pendanaan dari ODA Loan Pemerintah Jepang," jelas Agus.
Menurut Agus total anggaran yang digunakan untuk membangun tahap satu dari Pelabuhan Patimban sebesar Rp 9,5 triliun. Tahap satu Rp 6 triliun, tahap dua Rp 1,8 triliun, tahap ketiga Rp 524 miliar, dan tahap keempat Rp 1,2 triliun.
"Kalau paket satu itu sekitar Rp 6 triliun, paket dua sekitar Rp 1,8 triliun, yang keempat Rp 1,2 triliun. Tambah lagi sama yang ini Rp 524 miliar," sebut Agus.
Sebelumnya, Sekjen Kemenhub Djoko Sasono mengatakan bahwa soft launching Pelabuhan Patimban akan dilakukan pada bulan September 2020. Soft launching ini sendiri akan menjadi penanda beroperasinya pelabuhan. Awalnya, ditarget bulan Juni namun mundur ke September.
"Bulan September 2020 akan dibuat soft launcing. Juni masih diharapkan bisa selesai, September launching," ungkap Djoko.
(dna/dna)