Kasus pelabelan SNI palsu terhadap baja impor tak sesuai standar menjadikan ancaman bagi proyek strategis nasional.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai adanya pemalsuan SNI terhadap produk besi baja, apalagi berkualitas rendah, tentu mengganggu dan membahayakan proyek srategis nasional.
"Kalau memang produk tersebut memang ditujukan untuk proyek tertentu jelas sangat mengganggu. Yang saya khawatir juga dilempar ke pasar dalam negeri yang luas. Saya kira perlu penelusuran yang lebih jauh," kata Tauhid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan, kerugian akan dialami oleh konsumen pada proyek tertentu. Misalnya karena belum ada jaminan SNI yang asli, kualitas produk tersebut diragukan memenuhi syarat atau tidak bahkan bisa membahayakan. Karena produk besi baja digunakan untuk bangunan, gedung, dan infrastruktur.
"Kami khawatir yang masuk ke Indonesia barang berkualtas rendah. Akhirnya memang punya umur yang lebih pendek. Beresiko ada yang kecelakaan dan sebagainya, inikan yang kita hindari," ujarnya.
Masuknya material impor seperti baja yang tak sesuai standar memang bikin resah para pelaku industri konstruksi. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) Andi Rukman N Karumpa mengatakan, kualias barang impor pun menjadi pertanyaan.
Sebab, banyak tangkapan yang menunjukkan barang-barang ini tidak sesuai standar dan berisiko membahayakan proyek infrastruktur.
"Sekarang kan maraknya begitu banyak barang impor yang masuk ke Indonesia yang membuat TKDN tidak mampu. Kita berteriak sana-sini menggunakan produk dalam negeri, tapi kebanjiran barang impor yang laku. Yang konon banyak temuan, bahkan sudah masuk kepolisian yang hanya menempelkan label SNI," katanya kepada detikcom, Minggu (23/8/2020).
Buka halaman selanjutnya>>>>
Simak Video "Video: Wanita di Batam Bunuh Kekasih gegara Kesal Uangnya Dipakai Judol"
[Gambas:Video 20detik]