Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian menggelar rapat koordinasi persiapan pelaksanaan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) MRT East-West Phase I Stage I. Rapat digelar di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta Selasa (16/01), dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan para pihak terkait.
Proyek MRT ini diwujudkan melalui dukungan mitra internasional yakni Japan International Cooperation Agency (JICA), yang telah menunjukkan komitmen dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Proyek MRT East-West terdiri atas 2 fase. Fase pertama meliputi Kembangan-Medan Satria sepanjang 39,3 km. Fase kedua 50,4 km mulai dari Balaraja-Kembangan hingga Medan Satria-Cikarang.
"Dan ini masalahnya infrastruktur, jadi dalam konteks Proyek Strategis Nasional sudah biasa lintas wilayah, lintas daerah. Yang penting kan investornya ada, pengelola proyeknya ada, nanti operasionalnya juga jelas. Kepemilikan dari MRT operation juga jelas. PT MRT nya juga jelas," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat memimpin rapat, dikutip dari situs Kemenko Perekonomian, Selasa (16/1/2024).
Airlangga menekankan proyek MRT East-West Phase I Stage I tersebut tidak hanya akan mengurangi kemacetan, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan inovasi dalam pembangunan infrastruktur transportasi Indonesia.
Sebagai informasi, penandatanganan Minutes of Discussion Phase 1 Stage 1 antara JICA, Kementerian Perhubungan, Bappenas, Pemprov DKI, dan MRTJ pada November 2023, menandai langkah konkrit dalam perwujudan proyek tersebut. Dengan dukungan pendanaan yang kuat dari JICA sebesar US$ 3 miliar. Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup dan mobilitas warga Jakarta dan sekitarnya.
Komitmen kerja sama juga telah ditunjukkan saat Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menandatangani pledge Pembangunan MRT Jalur Timur-Barat pada 16 Desember 2023 lalu.
Hasil rapat di halaman berikutnya. Langsung klik
(hns/hns)