Jakarta -
Pertamina dan Bakrie Group siap bekerja sama mengembangkan Infrastruktur Shared Hub yang merupakan bagian dari Nusantara Knowledge Hub di Ibu Kota Nusantara (IKN). Proyek ini ditargetkan untuk dapat melakukan groundbreaking pada kuartal II tahun 2024.
Kesepakatan itu tertuang dalam MoU yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan CEO Bakrie and Brothers Anindya Bakrie, di Jakarta pada Selasa (26/3).
Diketahui, penandatangan MoU ini merupakan kelanjutan Joint Statement of Collaboration yang ditandatangani di Stanford mengenai rencana kerja sama terkait penelitian di bidang riset di sektor keberlanjutan yang akan dilakukan oleh Stanford di Indonesia, di hadapan Presiden RI Joko Widodo pada bulan November lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan RI punya potensi besar menjadi pemimpin dalam upaya transisi energi dunia. Apalagi Indonesia dikaruniai sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang terus bertambah.
"Pertamina memiliki komitmen kuat untuk menjadi penggerak sustainability di Indonesia. Skema kerja sama ini sangat menarik karena terjadi sinergi antara BUMN, swasta dan universitas kelas dunia. Sehingga, ini bukan hanya membuat bangunan fisik, tapi dapat menjadi fondasi bagi Indonesia," ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Rabu (27/3/2024).
Menurut Nicke, target konkret pengurangan emisi nasional sebesar 31,89% pada 2030. Namun dengan dukungan internasional, maka targetnya mencapai 43,20%.
Nicke memaparkan hasil penelitian oleh Bloomberg New Energy Finance (BNEF). Riset tersebut menyebut Indonesia kaya akan sumber daya alam nabati, dan memiliki potensi menarik investor global dengan nilai US$ 3,5 triliun di sektor energi ramah lingkungan.
"Potensi dan tantangan besar dalam transisi energi mesti disikapi dengan memperbanyak kolaborasi dengan seluruh stakeholder. Pembangunan ini diharapkan mampu menjadi kunci penggerak pembangunan ibu kota baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," imbuh Nicke.
Sementara itu, CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie mengatakan pembangunan Shared Hub untuk International Institute of Sustainability Indonesia (IISI) dalam rangka mendukung kemajuan pendidikan, sekaligus mendorong pembangunan ekonomi hijau di Indonesia.
"Untuk mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, Bakrie Group juga telah melakukan ekspansi usaha ke dalam sustainable business seperti elektrifikasi transportasi dan energi terbarukan," katanya.
Klik halaman selanjutnya >>>
Lebih lanjut dia menekankan pendidikan memiliki peran krusial dalam mendukung era baru Indonesia di IKN. Dalam hal ini, IISI akan difungsikan sebagai sarana penelitian, termasuk penelitian yang akan dilakukan oleh Stanford Doerr School of Sustainability (SDSS).
Anindya menilai IISI bakal menjadi platform kolaborasi pemerintah dan swasta, serta civitas academica global dan Indonesia.
"Serta akan menjadi cikal bakal dari pendirian institusi pendidikan tinggi yang berkontribusi dalam inovasi pembangunan berkelanjutan dan pemanfaatan energi bersih," tambah Anindya.
Sejalan dengan itu, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mendukung kerja sama antara Pertamina dan Bakrie Group. Dia menilai kolaborasi keduanya sejalan dengan semangat Ibu Kota Nusantara untuk menjadi 'a living lab', atau laboratorium hidup bagi ilmu pengetahuan terbaru bagi pembangunan berkelanjutan.
"Saya mengapresiasi kerja sama hari ini antara BUMN dan swasta untuk bersama-sama mendukung pembangunan Knowledge Hub di IKN," ungkap Bambang.
Sebagai informasi, sinergi pengembangan ini akan berfokus pada 3 aspek utama, yang turut mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan target emisi nol bersih di Indonesia. Adapun aspek pertama terkait Pengembangan Infrastruktur Shared Hub, yang akan dibangun di lokasi strategis yakni di dalam kawasan Edutown IKN dan akan menjadi bagian dari Nusantara Knowledge Hub. Lokasi ini akan menjadi pusat pertukaran pengetahuan termasuk di dalamnya merupakan ekosistem inovasi iklim.
Kedua, kolaborasi ini akan mencakup penelitian Mineral Kritis Berbasis Kecerdasan Buatan. Mineral kritis memiliki kegunaan penting dan tidak ada pengganti yang layak, namun menghadapi potensi gangguan pasokan, sehingga didefinisikan sebagai kritis bagi ekonomi dan keamanan nasional. Penelitian mengenai mineral kritis dengan memanfaatkan teknologi eksplorasi berbasis kecerdasan buatan, akan berkontribusi pada praktik pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Selanjutnya aspek ketiga terkait penelitian mengenai Peta Jalan Terintegrasi yakni pendekatan terpadu untuk memastikan keselarasan dengan prinsip menyeluruh pembangunan IKN sebagai 'kota hutan' yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan dan hidup berdampingan secara harmonis dengan alam.
Pada kesempatan tersebut, Subholding Pertamina New Renewable Energy (PNRE) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) juga menjalin sinergi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Komitmen kerja sama tersebut direalisasikan dengan penandatanganan Heads of Agreement (HoA) oleh Direktur Utama PNRE dan Direktur Utama VKTR.
Rencananya, PNRE dan VKTR akan mengembangkan e-Maas (electric Mobility as a Service) sebagai inovasi transisi menuju ekosistem EV skala besar. e-Maas juga akan menjadi solusi untuk penurunan emisi dan menjadi program yang mendukung program dekarbonisasi.
Simak Video "Sambut Mudik, Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Priangan Timur Aman"
[Gambas:Video 20detik]