Anggaran proyek pengembangan rute MRT Jakarta sampai ke Tangerang Selatan akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Namun anggaran baik dari Pemprov Banten maupun Pemkot Tangerang Selatan diperkirakan tidak akan cukup membangun proyek tersebut.
Sebab dalam Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2023 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2024, total belanja daerah tersebut sebesar Rp 11.866.009.406.039 (Rp 11,86 triliun) dengan defisit sebesar Rp 120 miliar.
Sedangkan rencana belanja daerah APBD Tangerang Selatan 2024 yang telah disepakati sebesar Rp 5,38 triliun dengan defisit Rp 510 miliar. Dari anggaran tersebut (APBD Banten dan Tangerang Selatan), akan sulit untuk membangun MRT sampai ke Tangerang Selatan.
Padahal untuk membangun proyek ini, setidaknya dibutuhkan puluhan triliun seperti proyek MRT Fase 2 yang pada awalnya akan dibangun dengan biaya sekitar Rp 25,3 triliun. Karenanya salah satu pilihan yang bisa diambil adalah dengan mencari investasi perusahaan swasta.
Salah satu investor yang pernah menyatakan minat adalah PT Sinar Mas Land. Hal ini sempat mereka sampaikan pada 2018, saat isu proyek MRT akan diperpanjang sampai Tangerang Selatan pertama kali mencuat. Sudah jadi rahasia umum juga kalau Sinar Mas adalah pengembang terbesar di Tangerang Selatan. Namun setelah menunggu 6 tahun lebih, apakah Sinar Mas masih berminat berinvestasi di proyek ini?
Media Relation & Networking Sinar Mas Land, Fajar Muhammad Jufri, mengatakan hingga saat ini perusahaan belum melakukan pembahasan apapun terkait rencana perpanjangan rute MRT sampai ke Tangerang Selatan ini. Karenanya ia masih belum bisa memastikan apakah perusahaan masih berminat untuk menaruh investasi seperti 2018 lalu.
"Sampai saat ini sih belum ada pembahasan dari manajemen terkait isu perpanjangan MRT sampai Tangsel (Tangerang Selatan) ini," kata Fajar saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2024).
Fajar menyebut perusahaan masih fokus dalam proyek pembangunan gedung stasiun KRL baru di Desa Jatake, Kecamatan Pagedangan. Stasiun baru ini berlokasi di antara Stasiun Cicayur dan Stasiun Parung Panjang.
Rencananya Stasiun KRL Jatake dibangun di atas lahan seluas 2.435 m2. Di area tersebut nantinya akan dibangun gedung stasiun kereta api dengan luas bangunan ± 3.000 m2 (3 lantai), yang direncanakan mulai beroperasi pertengahan 2025.
Ke depannya, Stasiun Jatake yang terbangun ini akan diserahkan PT Bumi Serpong Damai Tbk melalui Sinar Mas Land kepada PT KAI sebagai pengelola pengoperasian. Namun hingga saat ini Fajar belum bisa menyampaikan nilai investasi proyek tersebut karena masih dalam perhitungan.
Sebagai informasi, dalam catatan di situs resmi Sinar Mas Land pada 2018, perusahaan memang pernah menyampaikan keseriusan dalam berinvestasi di proyek MRT. Bahkan saat itu tidak hanya di wilayah Kota Tangerang Selatan, Sinar Mas ingin agar perpanjangan jalur MRT sampai ke Cisauk yang merupakan wilayah Kabupaten Tangerang.
Namun sayang, rencana itu meredup. Sebab saat itu pihak MRT masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Sinar Mas saat itu mengatakan cuma bisa menunggu tindak lanjut dari rencana tersebut.
"Kalau dari kita, kalau bisa lebih cepat lebih baik. Tapi kan ini domainnya bukan di kita," kata Managing Director PT Sinar Mas Land Dhonie Rahajoe saat ditemui di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, pada Desember 2018.
Ia menyebut pada dasarnya Sinar Mas menyambut baik rencana perpanjangan jalur MRT hingga ke Tangerang Selatan. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang terintegrasi dengan sistem transportasi yang efisien guna memudahkan mobilitas penghuni residensialnya.
Lihat juga Video 'Pertemuan Jokowi dan PM Jepang: Bahas Palestina-Kelanjutan MRT':
(fdl/fdl)