Rencana Baru Tangerang Selatan: Bangun LRT!

Rencana Baru Tangerang Selatan: Bangun LRT!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 21 Jun 2024 07:30 WIB
Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek terus dikebut, Minggu (15/4/2018). Saat ini sebagian lintasan LRT sudah terpasang di Jalan Rasuna Said. Ini penapakannya.
Ilustrasi Pembangunan LRT/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mendorong pembangunan jaringan transportasi Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) dari Jakarta sampai ke wilayah yang dipimpinnya.

Benyamin menjelaskan sebetulnya proyek pembangunan MRT sampai Tangsel ini sudah ada sejak 2018 lalu, saat ia masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota mendampingi Airin Rachmi Diany. Sayang, kala itu proyek tersebut tidak terealisasi.

"MRT ini sebetulnya kan program yang lama gitu ya, sudah sejak zaman saya waktu itu posisinya wakil bersama dengan ibu Airin waktu itu sebagai Wali Kota sudah kita propose ke Kementerian Perhubungan. Tapi belakangan ini memang isu ini menarik kembali," kata Benyamin dalam program Nation Hub CNBC Indonesia, dikutip Kamis (20/6/2024) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kali ini, Benyamin mengatakan sedang melakukan pendekatan baru terkait proyek pembangunan transportasi massal ini, yakni melalui investasi pihak ketiga. Ia menargetkan para pengembang properti di Tangsel bersama PT MRT Jakarta (Perseroda) bisa ikut serta dalam proyek tersebut.

Hal ini dilakukan karena Benyamin tahu betul anggaran Pemkot Tangsel tidak akan cukup untuk membiayai mega proyek MRT dan LRT ini. Karenanya dibutuhkan modal dana dari pihak-pihak lain tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya menyadari kalau menggunakan APBD, itu tidak akan mampu APBD kita. Makanya kemudian kami menggandeng PT MRT, kami menggandeng para pengembang yang ada di Kota Tangsel untuk bersama-sama membangun MRT ke Tangsel, termasuk di dalamnya juga LRT," ucapnya.

Beruntung, menurutnya para pengembang dan pihak terkait lainnya menyambut baik rencana ini. Bahkan mereka mengusulkan adanya rute atau trayek baru agar bisa lebih memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.

Selain bergantung pada pihak ketiga, Benyamin juga berharap mendapatkan bantuan dari Pemprov Banten untuk memberikan kebijakan-kebijakan untuk mempercepat pembangunan kedua proyek itu. Begitu juga dengan bantuan dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Perhubungan.

"Saya bertahan ada bantuan juga dengan Pemprov Banten terhadap kebijakan-kebijakan yang bisa dielaborasi ke kita dengan kaitan MRT ini, termasuk kaitan dengan Kemenhub, alhamdulillah kami sudah saling berkomunikasi dan mereka support kita mereka juga memahami anggaran Pemda," terangnya.

Hingga saat ini proyek MRT dan LRT sampai Tangsel ini masih dalam proses studi kelayakan. Benyamin berharap proses pengerjaan ini bisa masuk ke tahap selanjutnya, yakni lelang proyek dan seterusnya dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Ia menargetkan setidaknya pada 2027 mendatang, masyarakat sudah bisa melihat proses pembangunan proyek ini di Kota Tangsel. Namun ia tidak bisa menargetkan lebih jauh kapan proyek ini akan rampung.

Mampukah Tangsel bangun LRT? Cek halaman berikutnya.

Tangsel Bangun MRT-LRT, Emang Sanggup?

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno berpendapat akan sulit bagi Pemkot Tangsel untuk mengejar pembangunan dua proyek transportasi massal ini di saat yang bersamaan. Terlebih jika pendanaan proyek ini berasal dari investasi pihak ketiga seperti pengembang properti.

Sebab menurutnya, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun dua proyek ini tidaklah kecil. Kondisi ini tentu membuat tidak semua pengembang mau berinvestasi dalam rencana pembangunan MRT dan LRT sampai Tangsel.

"Pengembangan itu kalau diminta dilihat dulu sejauh mana (modal yang dibutuhkan), kalau kereta pasti mahal. Tapi kalau pengembang diminta (berinvestasi) beliin bus dikasih," ucapnya saat dihubungi detikcom.

Alih-alih meminta pihak ketiga untuk menaruh investasinya pada pembangunan MRT dan LRT, ia menyarankan Pemkot Tangsel untuk memaksimalkan fasilitas yang sudah ada seperti KRL Commuterline. Kemudian para pengembang properti juga bisa membangun jaringan transportasi feeder menuju stasiun-stasiun KRL terdekat.

"Tangsel itu kan sudah dilayani KRL juga kan, dimaksimalkan saja KRL-nya itu. Tinggal kawasan perumahan menuju stasiun itu harus ada kendaraan umum, angkutan feeder-nya itu ya," jelasnya.

Di sisi lain, Pengamat Transportasi Deddy Herlambang berpendapat rencana proyek MRT sampai ke Tangsel memang sudah sangat diperlukan. Sebab saat ini satu-satunya angkutan massal antar Jakarta dengan Tangsel hanya ada KRL.

Sedangkan menurutnya saat ini KRL sudah tidak sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar alias sudah terlalu penuh. Untuk itu diperlukanlah MRT sebagai salah satu solusi.

Namun untuk rencana pembangunan LRT sampai ke Tangsel, ia kurang memberikan dukungan. Sebab moda transportasi yang satu ini dirasa kurang cocok untuk lintas kota seperti Jakarta-Tangsel.

"Kalau menurut saya, karena Tangsel itu jauh, MRT. Kalau LRT kan kelamaan, nggak bisa cepat. Kalau untuk jarak jauh MRT memang lebih cocok, kalau LRT di dalam kota cocok. Di Jakarta putar-putar kota cocok, makanya kemarin LRT sampai Bekasi, sampai Bekasi Timur, makanya menurut saya kurang cocok," kata Deddy

"MRT kan speed-nya bisa sampai 100 km/jam, lebih cepat. Kalau LRT kan nggak bisa karena dia kan kereta ringan, jadi kecepatannya nggak bisa sampai 100 km/jam. Dan juga penumpangnya sedikit, hanya dua per tiga MRT. Makanya kalau mau sampai keluar kota atau wilayah harusnya MRT," jelasnya lagi.

Halaman 2 dari 2
(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads