Pemerintah belum menetapkan kebutuhan pendanaan untuk memperbaiki gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo yang ambruk pada 29 September 2025. Rencananya, perbaikan ponpes itu dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan ponpes tersebut. Sebab, hingga saat ini proses perhitungan masih terus berjalan.
"Memang belum, belum karena kita lagi hitung. Jadi, kan nanti seperti biasalah proses teknokratisnya kan kita selesaikan dulu," kata Dody di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (15/11/2025).
Dody mengatakan, pihaknya kini sedang mengupayakan agar pembangunan gedung baru Al Khoziny itu bisa dimulai akhir tahun 2025 ini. Meski begitu, ada banyak kajian teknis yang harus mereka lakukan lebih dulu.
"Mulai start-nya kita upayakan secepat-cepatnya, secepat-cepatnya, tapi kan teknokrasi saya mesti benar. Misalnya kan disampaikan ada tanah baru tuh kan. Bisa kita cek tanahnya itu seperti apa, tanahnya siapa," kata Dody.
Salah satu dari kajian teknis tersebut ialah studi kelayakan atau feasibility study (FS) atau studi kelayakan. Kajian ini bertujuan untuk menentukan apakah sebuah proyek pembangunan gedung layak atau tidak untuk dilaksanakan dari aspek teknis, hukum, keuangan, lingkungan, dan sosial.
"Ada kajian FS dan seterusnya baru kita kemudian mengajukan apa penganggaran ke Kementerian Keuangan. Ada proses-proses," ucapnya.
Kementerian PU juga perlu melakukan pengecekan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai bagian dari rangkaian persiapan pembangunan ponpes. Barulah dari situ, lanjut Dody, izin mendirikan bangunan diurus dan pembangunan berlangsung.
Meski demikian, Dody yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini memastikan biaya pembangunan gedung baru Pesantren Al Khoziny ini sepenuhnya akan ditanggung dari APBN.
"Insyaallah pakai APBN, insyaallah," kata dia.