Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menjelaskan pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 41,1% dan berkontribusi sebesar 46,4%.
Dia menyebutkan saluran keagenan turut mengalami pertumbuhan sebesar 19,6% dengan kontribusi 37,2%, disusul oleh saluran distribusi alternatif yang pada tahun ini mengalami penurunan 4,1% dan berkontribusi sebesar 16,5% pada kuartal pertama 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan untuk jumlah investasi pada kuartal I-2018, sebesar 16,8% atau Rp 491,52 triliun. Kenaikan di sejumlah indikator, secara signifikan mempengaruhi kenaikan pada total aset menjadi sebesar 15,6%, atau senilai Rp 550,08 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 475,75 triliun.
Sementara itu, total klaim dan manfaat pada kuartal I-2018 meningkat 43,5% menjadi sebesar Rp 34,51 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 24,05 triliun.
Untuk klaim nilai tebus (surrender), meningkat sebesar 56,7% dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 20,80 triliun, klaim ini memiliki proporsi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar 60,3%. Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Klaim penarikan sebagian (partial withdrawal), juga mengalami pertumbuhan di kuartal I-2018, meningkat sebesar 16,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2017, menjadi Rp 4,51 triliun dan berkontribusi sebesar 13,1%.
Sementara itu, klaim kesehatan (medical), di awal tahun ini meningkat sebesar 10,9% menjadi Rp 2,43 triliun, berkontribusi sebesar 7% terhadap total klaim. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan yang terjadi pada klaim kesehatan kumpulan sebesar 17,2% dan kesehatan perorangan sebesar 4,1%. Sebanyak 55,0% dari klaim medical berasal dari produk asuransi kesehatan kumpulan dan sisanya sebesar 45,0% berasal dari produk asuransi kesehatan perorangan.
Sementara itu total tertanggung industri asuransi jiwa pada kuartal pertama 2018, mencatat penurunan -1,6% menjadi 58,27 juta orang.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan total tertanggung kumpulan yang turun -1,8% sebesar 40,8 juta orang, sementara total tertanggung individu pada kuartal ini turut mengalami perlambatan sebesar -1,2% sebesar 17.402.607 orang.
"Berdasarkan catatan selama 2 tahun terakhir (kuartal pertama 2017 dan kuartal pertama 2018), jumlah tertanggung mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,6%. Penurunan jumlah tertanggung, baik perorangan maupun kumpulan dikarenakan banyaknya klaim nilai tebus (surrender) dengan proporsi terhadap total klaim mencapai 60,3% di kuartal 2018," kata Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan Internasional Wiroyo Karsono.
Terkait tenaga pemasar berlisensi, Wiroyo menjelaskan, jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa pada kuartal pertama tahun ini meningkat sebesar 4,7% yaitu menjadi 592.913 orang, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 sebesar 566.536 orang, dimana 91,1% dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan. (ara/ara)