-
Bulan Ramadan penipuan masih marak dilakukan. Misalnya melalui pesan singkat atau SMS palsu yang memberikan hadiah uang untuk hari raya.
Pesan SMS tersebut menginformasikan pemilik nomor handphone sebagai pemenang sebuah undian, mendapatkan hadiah jutaan rupiah sebagai berkah Ramadan, hingga menawarkan jasa gesek tunai.
mendapatkan pesan singkat penipuan yang menyebutkan nomor handphone mendapat hadiah Rp 100 juta dari PT M-KIOS.
Dari SMS ini juga dicantumkan nomor PIN yang diberikan untuk pelanggan hingga nomor kontak pemberi hadiah. Selain itu juga ada tautan alamat website yang berisi informasi.
Kemudian juga ada SMS penipuan yang mengatasnamakan e-Commerce Shopee. Isinya, disebut mendapatkan hadiah sebanyak Rp 55 juta dan tautan promoramadhan27.blogspot.com.
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Pasalnya selama Ramadan juga masih ada penipu yang berkeliaran untuk mencari mangsa.
Salah satunya dengan mengirimkan pesan singkat atau SMS penipuan ke nomor handphone. Biasanya SMS itu berisi permintaan transfer hingga pengumuman pemenang.
"Jangan percaya. Itu pasti menipu, karena kalau kita dapat hadiah apalagi besar hadiahnya seperti mobil atau umrah itu tidak mungkin lewat SMS," kata Tongam kepada detikFinance, Sabtu (9/6/2018).
Sama seperti saat waspada dengan investasi, Tongam meminta masyarakat juga aktif memeriksa tautan atau link yang biasanya juga dikirimkan oleh penipu.
"Kalau penasaran boleh diperiksa link-nya, tapi biasanya mereka menggunakan website yang gratisan seperti blogspot dan desainnya buruk sekali. Sebaiknya waspada dan jangan diikuti," ujar Tongam.
Memang, website yang dicantumkan dalam SMS penipuan itu memiliki kualitas desain yang buruk. Dengan nama domain yang terkesan asal-asalan seperti promoramadhan27.blogspot.com, thr-isiulang19.blogspot.com. Website tersebut juga gemar mencantumkan secara asal foto-foto pejabat berwenang seperti Kapolri, Gubernur DKI Jakarta, hingga Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Tongam menjelaskan jika ada SMS terkait penipuan investasi bisa menanyakan dulu ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait legalitas atau perizinan kegiatan usaha tersebut. Jika tidak ada informasi yang lengkap sebaiknya jangan diikuti.
"Masyarakat juga perlu sadar, imbal hasil tinggi itu tidak masuk akal. Pada akhirnya akan merugikan. Kalau mau investasi harus di tempat yang legal dan aman saja seperti deposito, saham, reksa dana atau investasi pada bidang lain," ujarnya.
Dari penelusuran detikFinance dari SMS yang dikirimkan ada website promoramadhan27.blogspot.com. Dalam laman tersebut terdapat foto-foto hadiah.
Untuk hadiah utama pemenang akan diberikan Toyota Alphard, kedua Toyota Yaris, ketiga paket umrah, uang tunai Rp 100 juta, Yamana N-Max, dan hadiah pulsa sebesar Rp 1 juta.
Namun jika dilihat dari syarat dan ketentuan banyak sekali keanehan-keanehan. Misalnya, syarat menyebutkan hadiah akan diantar langsung ke alamat pemenang melalui jasa penerbangan dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara dari Bandara Halim Perdanakusuma ke penerbangan terdekat di daerah pemenang.
Hadiah akan dikirimkan jika pemenang sudah melunasi biaya administrasi, balik nama STNK, dan BPKB. Untuk hadiah mobil, pemenang diminta membayar administrasi Rp 2,25 juta, untuk sepeda motor Rp 750.000, dan hadiah uang tunai Rp 500.000.
"Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan secara bersama, kami harapkan kerja samanya agar pemenang tidak terlalu menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat luas. Jangan sampai ada yang menghubungi kami mengaku-ngaku dari kalangan keluarga pemenang, bisa-bisa dananya jatuh kepada orang lain. Agar supaya tidak terjadi penggandaan dan pemalsuan pemenang, diharapkan agar anda bisa melaporkan Nomor PIN anda dengan benar, sesuai yang tertera dalam daftar pemenang, via telepon 082-3333-90-188.Sebagai Pelayanan konfirmasi," tulis pengumuman tersebut.
Ini memang modus lama yang digunakan, tapi beberapa hari setelah tunjangan hari raya (THR) cair modus ini marak lagi. SMS tersebut berisi pemberitahuan pemenang undian dari sebuah penyedia layanan isi ulang hingga provider.
Sebagai pemilik nomor handphone, harus waspada dan jangan mudah percaya dengan SMS tersebut. Di dalam pesan biasanya dicantumkan tautan atau link alamat website.
"Kalau linknya diklik ada banyak pemberitahuan, tapi isinya bohong semua. Jangan percaya itu, kita harus waspada," kata Tongam kepada detikFinance, Sabtu (9/8/2018).
Pertama, perhatikan nomor pengirim SMS pemberitahuan tersebut. Biasanya, pengirim menggunakan nomor-nomor handphone yang berasal dari luar kota. Padahal untuk informasi dan pengumuman, provider selular biasanya menggunakan nomor khas mereka biasanya hanya terdiri atas tiga angka.
Kedua, perhatikan kata-kata atau redaksional pengumuman tersebut, misalnya:
"BERKAH RAMADHAN
Selamat! No.anda Resmi M-dpt hadiah Cek Rp.100jta
Dri PT.M-KI0S
PIN:2159CRT51
hub:082292311157
U/Info klik:
www.promoramadhan27.blogspot.com"
Jika dilihat tercantum hadiah dari PT MKIOS. Padahal Mkios adalah layanan isi ulang pulsa dari Telkomsel melalui udara, singkatnya isi ulang tanpa voucher fisik alias elektrik. Jadi MKIOS bukanlah sebuah perusahaan dan memberikan hadiah ke pengguna-pengguna nomor handphone.
Ketiga, perhatikan alamat website yang dicantumkan dalam SMS. Para penipu ini mencantumkan tautan website untuk membohongi masyarakat. Misalnya www.promoramadhan27.blogspot.com.
Blogspot merupakan salah satu layanan blog gratis yang dikembangkan oleh blogger.com. Siapapun anda, bisa memiliki alamat website dengan mudah dan gratis. Memang ada yang berbayar ini untuk meningkatkan layanan. Untuk laman resmi provider seluler biasanya menggunakan co.id dan bukan blogspot.com.
Keempat, dari halaman website abal-abal itu akan tampil gambar yang bergerak-gerak. Penipu juga mencantumkan seluruh logo operator selular yang ada di Indonesia. Mulai dari Xl, Smart, Fren, Esia, SimPATI, Flexi, Kartu As, 3, Axis, Starone, IM3, Hepi hingga Mentari.
Padahal, XL sudah berubah menjadi XL Axiata, Smart sudah bergabung dengan Fren menjadi Smartfren, Esia sudah gulung tikar, Flexi sudah dihentikan oleh Telkomsel, Starone yang juga telah tiada, IM3 dan Mentari yang sudah menjadi Indosat Ooredoo dan Hepi yang sudah berhenti beroperasi.
Kelima, dalam website juga biasanya dicantumkan deretan hadiah yang didapatkan. Kemudian untuk 'pemenang' akan diminta mengirimkan uang untuk keperluan administrasi yang jumlahnya bervariasi. Mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2,25 juta.
Keenam, penipu sangat gemar memajang foto-foto pejabat seperti Gubernur DKI, pejabat Polda Metro Jaya, Gubernur Bank Indonesia hingga Direktur Jenderal Pajak. Ini dilakukan memang untuk mengecoh masyarakat.
Dari laman resmi sikapiuangmu.ojk.go.id laporkan dengan cara mengambil gambar atau screen capture nomor rekening dalam SMS tersebut melalui surat elektronik Layanan Konsumen OJK (konsumen@ojk.go.id) atau hubungi 1500-655. Ingat ya, harus ada nomor rekening dan nama bank untuk dapat ditindaklanjuti oleh OJK.
Pastikan untuk selalu mengecek kembali nomor rekening serta nama yang tertera dalam SMS sudah benar dan sesuai dengan rekening tujuan anda, sebelum bertransaksi.
Jika diperhatikan, akhir-akhir ini banyak pengguna telepon genggam yang menerima SMS dari nomor yang tak dikenal. Isinya menginformasikan jika pemilik nomor mendapatkan hadiah sebagai berkah Ramadan. Di sana ada nomor kontak hingga tautan website atau blog yang isinya informasi tata cara pengambilan hadiah.
Seringkali masyarakat tidak sadar bahwa mereka sedang dijadikan target penipuan. Dalam hal ini biasanya masyarakat lengah dan terbujuk dengan iming-iming pelaku. Ini juga terjadi karena masih banyaknya masyarakat yang belum teredukasi dengan baik terkait hadiah undian.
Namun, dengan berlakunya UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU), PBI No. 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum, serta Peraturan Kepala PPATK No. PER- 03/1.02.1/PPATK/03/12, bank dapat melakukan penundaan transaksi paling lama 5 hari, dalam hal adanya dugaan rekening digunakan untuk penipuan, atau pemilik rekening diduga menggunakan dokumen palsu.