Ini memang modus lama yang digunakan, tapi beberapa hari setelah tunjangan hari raya (THR) cair modus ini marak lagi. SMS tersebut berisi pemberitahuan pemenang undian dari sebuah penyedia layanan isi ulang hingga provider.
Sebagai pemilik nomor handphone, harus waspada dan jangan mudah percaya dengan SMS tersebut. Di dalam pesan biasanya dicantumkan tautan atau link alamat website.
"Kalau linknya diklik ada banyak pemberitahuan, tapi isinya bohong semua. Jangan percaya itu, kita harus waspada," kata Tongam kepada detikFinance, Sabtu (9/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, perhatikan kata-kata atau redaksional pengumuman tersebut, misalnya:
"BERKAH RAMADHAN
Selamat! No.anda Resmi M-dpt hadiah Cek Rp.100jta
Dri PT.M-KI0S
PIN:2159CRT51
hub:082292311157
U/Info klik:
www.promoramadhan27.blogspot.com"
Jika dilihat tercantum hadiah dari PT MKIOS. Padahal Mkios adalah layanan isi ulang pulsa dari Telkomsel melalui udara, singkatnya isi ulang tanpa voucher fisik alias elektrik. Jadi MKIOS bukanlah sebuah perusahaan dan memberikan hadiah ke pengguna-pengguna nomor handphone.
Ketiga, perhatikan alamat website yang dicantumkan dalam SMS. Para penipu ini mencantumkan tautan website untuk membohongi masyarakat. Misalnya www.promoramadhan27.blogspot.com.
Blogspot merupakan salah satu layanan blog gratis yang dikembangkan oleh blogger.com. Siapapun anda, bisa memiliki alamat website dengan mudah dan gratis. Memang ada yang berbayar ini untuk meningkatkan layanan. Untuk laman resmi provider seluler biasanya menggunakan co.id dan bukan blogspot.com.
Keempat, dari halaman website abal-abal itu akan tampil gambar yang bergerak-gerak. Penipu juga mencantumkan seluruh logo operator selular yang ada di Indonesia. Mulai dari Xl, Smart, Fren, Esia, SimPATI, Flexi, Kartu As, 3, Axis, Starone, IM3, Hepi hingga Mentari.
Padahal, XL sudah berubah menjadi XL Axiata, Smart sudah bergabung dengan Fren menjadi Smartfren, Esia sudah gulung tikar, Flexi sudah dihentikan oleh Telkomsel, Starone yang juga telah tiada, IM3 dan Mentari yang sudah menjadi Indosat Ooredoo dan Hepi yang sudah berhenti beroperasi.
Kelima, dalam website juga biasanya dicantumkan deretan hadiah yang didapatkan. Kemudian untuk 'pemenang' akan diminta mengirimkan uang untuk keperluan administrasi yang jumlahnya bervariasi. Mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2,25 juta.
Keenam, penipu sangat gemar memajang foto-foto pejabat seperti Gubernur DKI, pejabat Polda Metro Jaya, Gubernur Bank Indonesia hingga Direktur Jenderal Pajak. Ini dilakukan memang untuk mengecoh masyarakat.