detikFinance mencoba untuk membandingkannya dengan instrumen investasi lain yang juga minim risiko, contohnya deposito. Memang jika dilihat dari sisi imbal hasilnya, SR-011 menang jauh. Sebab suku bunga deposito bank-bank BUKU IV saat ini rata-rata di kisaran 4-5,5%, tergantung dari tenor dan besarannya.
Kemudian deposito juga memiliki pajak yang lebih tinggi yakni 20%. Sementara instrumen surat utang pajaknya saat ini 15%.
Deposito
Ambil contoh investasi di deposito sebesar Rp 100.000.000 dengan suku bunga 5,5% maka bunga kotor yang didapat pertahun mencapai Rp 5.500.000. Lalu jika dihitung perbulannya bunga kotornya mencapai Rp 5.500.000:12= Rp 458.333.
Kemudian keuntungan kotor itu dikurangi pajak, hitungannya Rp 458.333 x 20% = Rp 91.666. Dengan begitu jumlah bunga bersih yang didapat setiap bulannya Rp 458.333 - Rp 91.666 = Rp 366.667.
Andaikan menyimpan uang di deposito selama 3 tahun sama seperti tenor SR-011 maka total bunga yang didapat Rp 13.200.012. Jika total deposito plus bungannya setelah 3 tahun menjadi menjadi Rp 100.000.000 + Rp 13.200.012 = Rp 113.200.012
Sukuk Negara Ritel SR-011
Jika membeli SR-011 dengan nilai yang sama Rp 100.000.000 maka pembayaran kupon sebesar 8,05% mencapai Rp 8.050.000 per tahun.
Kupon ini dibayarkan setiap bulannya. Maka pembayaran kupon kotor perbulan mencapai Rp 8.050.000:12= Rp 670.833.
Pemerintah sendiri mengenakan pajak untuk instrumen sukuk sebesar 15%. Hitungannya jika dikurangi pajak Rp 670.833x15%= Rp 100.625. Nah setelah dikurangi pajak maka kupon yang diterima setiap bulannya mencapai Rp 570.208.
Jika dihitung per tahun maka keuntungan bersih dari kupon Rp 570.208x12= Rp 6.842.496. SR-011 ini memiliki tenor 3 tahun, jika dikalikan 3 tahun kupon bersihnya mencapai Rp 20.527.488. Ditambah dengan dana awal yang ditanamkan maka jumlah uangnya menjadi Rp 120.527.488.