Jika BRIS menerbitkan saham baru, maka jumlah saham yang beredar semakin besar. Dengan begitu investor yang memegang saham BRIS saat ini jumlah kepemilikannya akan terdilusi.
"Sebagai pemegang saham BRIS saat ini, memang nanti akan terdilusi jumlah saham kita, secara otomatis persentase nya juga. Tapi jumlah saham yg kita pegang TETAP SAMA," tulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuncinya adalah di VALUASI. Berapa valuasi BNI Syariah dan Mandiri Syariah per lembar saham nya, dan berapa di BRIS. Setelah didapat valuasi maka barulah share swap terjadi. Kalau diibaratkan seperti tuker guling tanah. Ini yg para analis blm hitung & hanya bicara kulitnya saja," terangnya Ustaz Yusuf Mansur.
Menurutnya metode yang paling pas untuk menghitung valuasinya dengan mempertimbangkan Net Asset Value (NAV) per lembar saham. Secara persentase pemegang saham BRIS saat ini akan terdilusi, tapi nilai saham yang dimiliki tetap sama.
Dia meyakini NAV Bank Mandiri dan BNI juga akan melonjak beriringan dengan BRIS. Dia juga yakin saham BRIS masih memiliki potensi untuk menguat seiring dengan fundamental bisnis yang semakin kuat akibat merger tersebut.
(das/fdl)