Selain itu, hal lain yang membuat dirinya yakin adalah Indonesia memiliki populasi penduduk dengan agama Islam terbesar di Indonesia. Namun kenyataannya masyarakat muslim RI yang menggunakan bank syariah hanya 6-7%.
"Jadi 6-7% orang itu sebenarnya dari segi metrik yang investor lihat itu bagus. Jadi bukannya mereka (bank syariah) nggak sehat, ya mungkin ada beberapa yang nggak sehat. Tapi kebanyakan oke kok," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jangkauan bank syariah di Indonesia dengan bank konvensional karena kebanyakan masih berada di bawah bank konvensional. Sehingga banyak masyarakat yang masih lebih memilih sang induk bank karena dianggap pelayanannya lebih baik.
"Jadi sebenarnya isunya adalah pertama financial capitalnya nggak ada. Tidak di-support oleh uang. Artinya kita untuk membangun bisnis butuh investment kan? Nah itu dukungannya kurang. Yang kedua, lebih ke arah orang, nah orang-orang itu karena unit bisnis ya, kan kasarnya di bawah dari banknya gitu, jadi orang pilih yang paling bagus, ya otomatis ke atasnya gitu kan, ke bank konvensionalnya, bukan ke unit banknya," terangnya.
Satu hal juga yang membuatnya terpacu adalah banyak dari masyarakat muslim di Indonesia patuh terhadap hal lain yang dianjurkan agama. Seperti makan makanan halal, kosmetik hingga pakaian.
"Tapi kalau misalnya financial services kenapa kok nggak comply semua ya. Nah itu, kita servisnya kurang bagus. Oke gimana caranya kita bisa ngasih servis lebih bagus," tuturnya.
Terkait pelayanan, Bank Aladin Syariah masih menganggap penting cabang fisik perbankan. Namun sebagai bank digital tentu pembukaan cabang tidak dilakukan. Perusahaan memilih untuk bekerjasama dengan Alfamart yang merupakan perusahaan ritel dengan jaringan sangat banyak.
(das/eds)