Bank investasi Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs (GS) menerapkan kebijakan libur yang lebih fleksibel untuk membantu pegawainya beristirahat dan memulihkan tenaga. Hal itu dilakukan untuk mengubah budaya kerja di bank yang terkenal melelahkan.
Goldman Sachs dalam sebuah memo yang diberikan ke stafnya, menyampaikan bankir senior kini dapat mengambil hari libur sebanyak yang mereka butuhkan. Lalu, mulai tahun depan, semua staf diharapkan mengambil minimal 15 hari libur setiap tahun.
Sedangkan bankir yang belum menduduki posisi sebagai direktur pelaksana akan memiliki jadwal libur tetap namun ada tambahan dua hari mulai tahun depan.
"Sebagai sebuah perusahaan, kami berkomitmen untuk memberikan manfaat dan penawaran yang berbeda kepada karyawan kami untuk mendukung kesejahteraan dan ketahanan," tulis memo tersebut dikutip dari CNN, Selasa (17/5/2022).
Kebijakan baru ini mengikuti tren yang berkembang di Wall Street. Bank semakin bersaing dengan startup dan perusahaan teknologi raksasa untuk menarik kaum muda. Selain itu, fleksibilitas di Wall Street juga melonggarkan ikatannya dengan aturan berpakaian yang tidak terlalu ketat, gaji dan bonus yang lebih tinggi, dan tawaran lain yang ditujukan untuk menghadirkan citra yang lebih ramah pekerja.
Goldman Sachs menjadi sorotan atas budaya kerjanya setahun yang lalu. Saat itu, sekelompok bankir yang baru bekerja di tahun pertama memberi tahu manajer bahwa mereka bekerja 100 jam seminggu, tidur hanya lima jam semalam dan menanggung pelecehan di tempat kerja yang berdampak serius pada kesehatan mental mereka.
Merespons itu, Goldman Sachs mengatakan bahwa mereka menanggapi keluhan dengan serius, dan akan memperkuat penegakan aturan yang bertujuan untuk mencegah hal itu terjadi.
Pandemi COVID-19 juga memicu pergeseran dalam budaya kerja. Di seluruh industri, para pekerja menentang rutinitas kantor yang ketat dari Senin hingga Jumat. Perusahaan pun meresponsnya dengan gaji yang lebih tinggi dan fleksibilitas yang lebih besar bahkan di Wall Street.
Citibank telah menerapkan jadwal kerja campuran dan mendorong pegawainya untuk mengambil waktu liburan mereka untuk menghindari kelelahan. CEO Citigroup, Jane Fraser yang memimpin lebih dari setahun yang lalu, mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan pertimbangan etis dan strategis.
Dia memposisikan Citigroup sebagai raksasa Wall Street yang lebih keren dan ramah untuk mendapatkan keunggulan dalam pencarian tenaga sumber daya manusia yang berkualitas.
Kebijakan liburan tanpa batas semakin populer, tetapi hal itu bukan tanpa kritik. Beberapa perusahaan telah menemukan bahwa para pekerja, terutama yang lebih muda, pada akhirnya mengambil hari libur lebih sedikit daripada yang seharusnya karena keinginan untuk membuktikan komitmen mereka.
Sebuah studi dari 2018 menemukan bahwa karyawan dengan libur tak terbatas mengambil rata-rata 13 hari libur per tahun, sedangkan mereka yang liburnya terbatas tradisional rata-rata 15 hari per tahun.
(ara/ara)