Kondisi geografis Kepulauan Anambas yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil menjadi tantangan tersendiri untuk akses layanan dan infrastruktur. Salah satu kendalanya adalah soal akses perbankan. Warga di pulau terluar harus rela menyeberang pulau dan keluar ongkos ratusan ribu hanya untuk menabung.
Safarilis (Safar) seorang guru sekolah dasar di Pulau Telaga Kecil menceritakan bagaimana warga di desanya yang berprofesi sebagai nelayan harus pergi ke kota untuk menabung. Mereka biasanya membutuhkan modal lebih banyak untuk ongkos transportasi.
"Jadi sebelum ada bank, biasanya masyarakat, nelayan mau nabung atau mau bayar angsuran setiap bulan itu pergi ke Tarempa, paling sedikit mengeluarkan uang Rp 500 ribu untuk (ongkos pulang-pergi) naik pompong (perahu)," ujarnya kepada Tim Tapal Batas detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ongkos itu juga digunakan oleh masyarakat untuk keperluan mendesak seperti makan ataupun mencari penginapan di kota jika seandainya cuaca di laut sedang dalam kondisi buruk dan tidak bisa langsung kembali balik ke desa.
"Terkadang kalau seperti itu, biaya ongkos lebih besar dari apa yang ditabung," tuturnya.
Sementara itu, Muslim, warga di Pulau Keramut yang sehari-hari memperbaiki perahu nelayan juga merasakan yang sama. Dia mengaku sebelum ada layanan perbankan, ia harus pergi sebulan sekali untuk menjangkau agen bank yang ada di Letung.
Muslim mengatakan agen bank tersebut dipilih lantaran untuk pergi ke kota membutuhkan jarak yang lebih jauh sehingga untuk menghemat waktu dan ongkos transportasi ia lebih memilih lokasi terdekat.
"Kita biasa simpan uang itu harus menyeberang (pulau) dulu ke Letung dari Keramut ini. Jarak tempuh kurang lebih ada setengah jam tapi tergantung cuaca juga. Saya biasa sebulan sekali (nabung)," ungkapnya.
Pengakuan Safar dan Muslim ini mungkin mewakili sebagian besar masyarakat yang ada di Kepulauan Anambas khususnya mereka yang ada di pulau-pulau terluar. Sulitnya mendapatkan akses perbankan dalam meningkatkan ekonomi kerakyatannya menjadi kendala utama yang dihadapi.
Namun, kini sebagian besar masyarakat tersebut sudah bisa tersenyum, karena tidak lagi menghadapi kenyataan pahit tersebut. Pasalnya, BRI melalui Teras BRI Kapal menghadirkan layanan perbankan dari pulau ke pulau untuk membantu masyarakat.
Halaman Selanjutnya: Kehadiran Bank Terapung
Melalui Teras BRI Kapal ini, BRI membuka akses perbankan bagi masyarakat Kepulauan Anambas dengan menyambangi setiap pulau yang dihuni penduduk. Karena menggunakan kapal, tak jarang penduduk di sana menyebutnya sebagai bank terapung atau bank apung.
Menurut Pemimpin Cabang BRI Tanjung Pinang Dicky Satria, Teras BRI Kapal ini sudah beroperasi selama 2 tahun dan telah menjangkau 6 wilayah seperti di Pulau Bayat, Pulau Lingai, Pulau Telaga Besar, Pulau Keramut, Letung, hingga Tarempa.
"Teras BRI Kapal dengan setia menjangkau nasabah-nasabah di berbagai pulau-pulau dan membantu meningkatkan ekonomi UMKM di seluruh lapisan masyarakat, dengan tujuan memudahkan transaksi perbankan dengan aman dan nyaman, serta membantu masyarakat untuk menabung," katanya.
Diakui Dicky, layanan Teras BRI Kapal ramai didatangi nasabah yang ada di pulau-pulau. Dia mengatakan layanan bank terapung ini bisa melayani hingga 100 transaksi per harinya, dengan nilai mencapai Rp 600 juta. Adapun jumlah tersebut mencakup transaksi simpanan, pinjaman, setor, tarik, dan transfer, namun 95% di antaranya yaitu transaksi simpanan.
"(Sedangkan untuk) penyaluran KUR Mikro di Kabupaten Anambas sampai dengan bulan Juli 2022 sebesar Rp 66 miliar jumlah nasabah 2.265 orang," jelasnya.
Kepala BRI Unit Tarempa Farid Asparudin juga menyebut Teras BRI Kapal turut melayani pembukaan tabungan serta penyaluran kredit kepada nasabah dengan usaha nelayan, perdagangan, maupun perkebunan.
Diketahui, berdasarkan data per 31 Juli 2022 jumlah masyarakat yang dilayani oleh Teras BRI Kapal sebanyak 272 nasabah pinjaman dan 5.923 nasabah tabungan dari keenam pulau. Dengan nasabah terbanyak berada di Pulau Bayat.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(akd/hns)