OJK Minta Perbankan RI Perkuat Tata Kelola & Manajemen Risiko

Dea Duta Aulia - detikFinance
Selasa, 28 Mar 2023 10:06 WIB
Foto: Dok. OJK
Jakarta -

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae meminta bank memperkuat tata kelola dan manajemen risiko. Sebab saat ini, perbankan global sedang mengalami tekanan yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Hal tersebut diungkapkan olehnya saat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae telah menghadiri pertemuan Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) di Hong Kong, beberapa waktu lalu.

"Pentingnya perbankan untuk kembali pada praktek-praktek perbankan yang sehat dengan menjaga keseimbangan manajemen aset dan kewajiban, rasio modal yang memadai serta ketersediaan likuiditas pada rentang yang aman," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/3/2023).

Ia mengatakan BCBS menilai kondisi makro ekonomi global saat ini sedang dalam tataran yang sangat dinamis. Di mana pergerakan inflasi global sedang meningkat akibat disrupsi rantai pasok komoditas dan energi yang telah direspon melalui kenaikan suku bunga di berbagai yurisdiksi.

Menurutnya, kondisi tersebut akan menekan pertumbuhan ekonomi global. Perubahan kondisi makro yang cepat bisa memberi tekanan pada industri keuangan, khususnya perbankan.

Belum lagi penutupan Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat pada dasarnya dipicu masalah teknis individu bank terkait mismatch asset & liabilities management yang tidak di-cover dengan ketersediaan likuiditas. Serta modal yang memadai telah memicu permasalahan psikologis dengan turunnya kepercayaan pada institusi keuangan.

"Dampaknya, penurunan kepercayaan tersebut telah memberi efek rambatan pada beberapa bank lain dan menyebar lintas yurisdiksi," tuturnya.

BCBS menegaskan perlu kerja sama antara otoritas untuk bertindak cepat dalam menghadapi permasalahan bank dalam rangka menjaga kestabilan sistem keuangan global.

"Kerentanan yang saat ini terjadi di perbankan global terutama dipicu oleh kegagalan bank tertentu di Amerika Serikat dan Eropa tidak memiliki dampak signifikan terhadap industri perbankan Indonesia," ungkapnya.

Berbagai indikator menunjukkan bahwa perbankan Indonesia dalam kondisi yang solid dengan rata-rata rasio prudential yang tetap di atas rata-rata perbankan global. Sebagai gambaran, pada posisi Januari 2023, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 25,93 persen dan sekitar 85 persen komponen modal masuk dalam klasifikasi modal inti (Tier 1 capital; CET 1).

Simak juga Video 'Jokowi Ingatkan OJK agar Kasus Adani Group Tak Terjadi di Indonesia':






(akn/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork