Bank Indonesia (BI) meminta kepada masyarakat untuk tidak menukar uang pecahan kecil di tempat tidak resmi.
Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Hari Widodo mengungkapkan saat ini BI dan perbankan menyediakan layanan penukaran uang pecahan kecil untuk masyarakat.
"Kami imbau masyarakat untuk menukar uang pecahan kecil di tempat resmi. Seperti kas keliling atau kegiatan penukaran dari perbankan," kata Hari di Gedung Transmedia, Senin (10/4/2024).
Menurut dia ada risiko yang mengintai jika masyarakat menukarkan di tempat penukaran yang tidak resmi. Misalnya, ada risiko menerima uang palsu. Karena tak ada pengawasan dari pihak bank dan BI. Lalu ada biaya tambahan yang dikenakan di tempat-tempat tidak resmi itu. Lalu dari sisi keamanan, menukar di tempat resmi akan lebih aman karena diawasi oleh pihak kepolisian.
"Menukar uang langsung di kas keliling BI dan perbankan pasti akan lebih aman. Selain itu juga tidak terpapar risiko uang palsu dan tidak ada biaya tambahan. Itu benefit yang akan didapatkan masyarakat jika menukar di tempat resmi," ujar Hari.
Hari mengungkapkan saat ini uang pecahan baru yang paling favorit ditukar masyarakat adalah pecahan Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu. Uang tahun emisi 2022 merupakan yang paling dicari oleh masyarakat.
BI menyediakan 5.066 titik layanan penukaran di bank yang tersebar di selruh Indonesia. Khusus untuk wilayah DKI Jakarta mulai 3 April sampai 14 April BI bekerja sama dengan 16 bank wilayah DKI Jakarta akan melakukan layanan kas keliling.
Kas keliling tersebut akan mengambil tempat di Masjid Hasyim Asya'ri, Masjid Istiqlal, Masji At Tin, Masjis Islamic Center, dan Masjid Al Azhar. Penukaran ini juga akan digelar ke pasar-pasar. Seperti di Jabodetabek penukaran dilakukan di Pasar Kopro, Pasar Pramuka, Pasar Rawa Bening, Pasar Slipi, Pasar Koja, dan Pasar Tebet pada tanggal 27 Maret-20 April 2023, serta di Parkir Timur Gelora Bung Karno pada 8-9 April 2023.
"Khusus untuk layanan penukaran di kas keliling, masyarakat diharapkan memesan penukaran terlebih dahulu melalui aplikasi PINTAR," jelas dia.
Dia mengajak masyarakat untuk berperilaku belanja bijak dan mencermati ciri-ciri keaslian Uang Rupiah dengan senantiasa menerapkan 3D (dilihat, diraba dan diterawang).
Belanja bijak diwujudkan dengan belanja sesuai kebutuhan (tidak berlebihan, memastikan kualitas setara dengan harga, dan tidak menimbun pembelian), belanja produk dalam negeri (khususnya produk UMKM), dan mengalokasikan dana secara tepat (berhemat dan menabung).
(kil/dna)