Bank-bank di AS Kolaps, Kondisi Perbankan RI Gimana?

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 09 Mei 2023 17:25 WIB
Foto: Noah Berger/AFP/Getty Images
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) tengah dilanda krisis keuangan, pasalnya sejumlah bank besar di sana mengalami kebangkrutan. Lantas apakah itu berpengaruh pada perbankan di Indonesia?

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menerangkan, hingga saat ini kondisi perbankan Indonesia masih relatif terlindungi dari dampak gagalnya perbankan AS. Meskipun diakui kondisi perbankan di AS berimbas pada ekonomi dunia dan menimbulkan gejolak pasar keuangan global.

"Di lihat dari berbagai indikator perbankan Indonesia masih cukup resilient menghadapi gejolak global. Kualitas aset masih terjaga dengan rasio NPL yang cenderung terus menurun. Selain itu permodalan perbankan juga masih sangat kuat dengan rasio kecukupan modal berada pada 26%, jauh di atas ketentuan," katanya dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook dari Tim Office of Chief Economist Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas secara virtual, Selasa (9/5/2023).

Andry menambahkan, saat ini dampak negatif kondisi perbankan di AS ke pasar keuangan global telah menurun. Hal ini terjadi berkat respons yang cepat dari otoritas keuangan di AS dan Eropa.

Pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia masih sehat, di mana pada bulan Maret, pertumbuhan kredit mencapai 9,9% yoy. Walaupun angka itu sedikit melambat dibandingkan posisi akhir tahun 2022 yang mencapai 11% yoy.

"Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cenderung melambat mencapai 7% yoy, meski dari sisi likuiditas secara umum masih memadai, tercermin dari rasio LDR (Loan to deposit ratio ) yang masih berada pada 80%.," jelasnya.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan semakin kuat. Untuk kuartal II-2023, Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023, berkisar 5,05%, 5,07% sampai 5,1%.

Prediksi itu lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal I-2023 yang tumbuh 5,03% yoy. Angka ini telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

"Potensi peluang pertumbuhan Q2 ada angka kami, yang kami sampaikan proyeksi 5,05% sampai 5,1%, angka 5,07%. Berbagai indikator terus muncul tadi sudah muncul itu data bulan April indeks keyakinan konsumen masih meningkat," tandasnya.

Seperti diketahui, bank-bank di AS berguguran. Setelah Silicon Valley Bank, terbaru, First Republic Bank juga mengalami hal yang sama.



Simak Video "Video: Deretan Bank dan E-Wallet yang Paling Banyak Digunakan untuk Judol"

(ada/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork