Mandiri Cetak Banyak Bos BUMN hingga Menteri, Apa Rahasianya?

Mandiri Cetak Banyak Bos BUMN hingga Menteri, Apa Rahasianya?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 20 Nov 2023 10:18 WIB
Plaza Mandiri
Foto: Plaza Mandiri
Jakarta -

Bank Mandiri banyak mencetak sejumlah tokoh yang kemudian dipercaya memimpin perusahaan BUMN hingga mengabdi di Pemerintahan. Sebut saja nama Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, Dirut Bank BTN Nixon Napitupulu, mantan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, atau Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang dulunya bagian dari Bank Mandiri.

Kepada detikcom, Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri, Agus Dwi Handaya menceritakan resep rahasia yang membuat lulusan Bank Mandiri dilirik berbagai institusi. Yang pertama adalah disiplin dalam menjalankan manajemen kepemimpinan.

"Jadi setiap orang di setiap level dia harus mengikuti program leadership. Yang mana program ini kita biasanya kerja sama dengan institusi global, itu sejak pasca kita merger itu sangat disiplin Mandiri buat yang kita sebut dengan leadership pipeline. Jadi orang naik dari satu jabatan ke jabatan ini, musti ada ngikutin program itu. Dan disiplin. Kuncinya di sini adalah disiplin melakukan itu," ujarnya dalam wawancara khusus bersama detikcom, dikutip Jumat (17/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi, kata dia, cara tersebut sudah diterapkan di perusahaan lain. Yang menjadi pembeda adalah resep lainnya yang cukup sulit ditiru perusahaan lain.

Resep tersebut adalah pemimpin yang berkarakter dengan jiwa kepemimpinan yang kuat. Pemimpin yang berkarakter mampu membawa organisasi menjadi lebih maju.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada menurut saya itu dua faktor yang ini unique di Bank Mandiri, ini agak sulit di-copy paste. Yang pertama gampang mungkin. Ada dua, pertama adalah alhamdulillah Bank Mandiri itu dalam sejarahnya selalu memiliki seorang number one Dirutnya, CEO-nya, yang itu dengan berbagai bahasa punya gesture, punya culture, mindset, karakter, bahwa harus menjadi the best. Harus bisa melahirkan excellent job di bidang apa pun," jenisnya.

"Ini bukan soal menang atau kalah, tapi ini soal memberikan excellent, yang terbaik. Pernah dulu kami punya leader yang namanya Agus Martowardojo, jadi Gubernur Bank Indonesia. Dia menanamkan kepada kami. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan orang Bank Mandiri, kecuali menghidupkan orang mati," lanjutnya.

Oleh karena itu, agar bisa melahirkan talenta seperti itu, Bank Mandiri maka harus menemukan pemimpin yang berkarakter seperti di atas. Menurut Agus, jiwa kepemimpinan tersebut juga dimiliki oleh Direktur Utama Bank Mandiri saat ini, Darmawan Junaidi .

Resep lainnya adalah membiasakan diri dengan perubahan dan terus bertransformasi.

"Sejak dari dulu kan ditanamkan bahwasanya kita harus terus berubah. Mandiri itu itu sampai sekarang dari dulu itu nggak pernah puas bertransformasi. Selalu mencari yang terbaik, terus aja. Terus muter nggak pernah diam, nggak pernah tenang. Apa aja kita perbaiki," bebernya.

Hal itulah yang kemudian membuat Bank mandiri terbiasa dengan adanya perubahan di struktur organisasinya. Pada akhirnya resep tersebut yang membentuk SDM Bank Mandiri saat ini hingga dipercaya banyak pihak.

"Jadi menurut saya tiga itu (resepnya). Pertama punya program kepemimpinan tapi itu semua orang bisa copy-paste. Tapi kalau organisasi lain mau melahirkan talent seperti Bank Mandiri dua ini. Pertama punya pemimpin yang berkarakter, kedua melakukan transformasi mencari yang the best terbaik di dalam setiap bidang," ungkapnya.

Tonton juga Video: Pertamina Digital Expo 2023 Menjawab Tantangan Volatilitas dan Kerentanan Energi

[Gambas:Video 20detik]



Kerja di Bank Harus Lulusan Ekonomi dan Akuntansi? Ini Kata Direktur Mandiri

Berhasil mencetak banyak talenta hebat, apakah latar belakang pendidikan juga jadi kunci keberhasilan Bank Mandiri?

Meski berkaitan dengan ekonomi dan keuangan, nyatanya bank tidak hanya merekrut para lulusan ilmu ekonomi atau akuntansi. Agus menyebut latar belakang pendidikan justru banyak diisi oleh pendidikan non ekonomi seperti ilmu planologi atau teknik kimia.

"Malah lebih banyak yang di luar akuntansi dan ekonomi lho. Mungkin kita belum ada datanya tapi kita banyak banget di luar itu. Jurusan planologi, teknik kimia. Yang dari IPB. Banyak banget," ujarnya.

Meski begitu pihak bank biasanya memberikan semacam pelatihan untuk para karyawan. Ia pun menambahkan tiga kriteria karyawan yang dicari perusahaan.

Pertama adalah integritas dan moralitas. Agus menyebut hal tersebut bisa menyelamatkan kariernya juga keberlangsungan perusahaan.

"api sebetulnya kita itu nyari orang paling tidak ada tiga hal aja. Yang ini harusnya ada, karena tiga itu yang bisa menyelamatkan dia dan perusahaan ini. Yang pertama itu masalah integritas, moralitasnya. Itu kan bisa dilihat bisa di-track gimana waktu dia kuliah gimana juga keluarganya, lingkungannya," tuturnya.

Kedua adalah kemauan untuk terus belajar. Menurutnya meskipun seseorang punya kepintaran, namun jika tidak belajar maka tidak akan selamat di industri perbankan.

"Yang kedua tanda kutip itu dia gila belajar mau belajar dan cepat belajar. Karena ini yang bisa menyelamatkan dia. Orang pintar tapi kalau dia nggak gila belajar, nggak mau belajar yang baru, nggak selamat juga nanti di bank ini. Pintar akuntansi masuk ke mari belum tentu ilmu akuntansinya, dia harus belajar yang baru. Kalau di kita nama istilah di kita Mandirian Pembelajar Tangguh. Itu orang udah common juga," tambahnya.

Ia menyebut kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi akan memacu semangat untuk maju. Hal ini sejalan dengan Bank Mandiri yang juga terus bertransformasi.

Yang terakhir adalah kemampuan berkolaborasi dan bekerja dalam tim. Hal ini menjadi penting, mengingat Bank Mandiri merupakan perusahaan yang sangat besar. Kerja sama tim disiapkan demi menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

"Nah satu lagi yang kita cari adalah orang yang bisa berkolaborasi bisa bekerjasama dalam tim. Ini penting karena organisasi Mandiri ini besar. Kalau nggak bisa kolaborasi nanti kita keluarga besar hancur lebur karena bertengkar. Sekarang aja kalau Superman masuk bioskop nggak berani sendirian kan," ujarnya.

"Memang benar sih ada latar belakang pendidikan itu penting, tapi itu nggak terlalu matters. Selama ada kemampuan belajar yang tinggi, dia punya kemampuan kolaborasi tinggi, dia bisa jaga integritas, itu potensial masuk ke Bank Mandiri. Kadang-kang waktu kuliah untuk membangun kemampuan analitikal dan wawasan," tutupnya.


Hide Ads