Bos BI Pede Perbankan RI Tetap Kuat di Tengah Isu Resesi Negara Maju

Bos BI Pede Perbankan RI Tetap Kuat di Tengah Isu Resesi Negara Maju

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 21 Feb 2024 21:00 WIB
Ilustrasi Bank atau Perbankan
Ilustrasi bank - Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo
Jakarta -

Sektor perbankan Indonesia dinilai tetap kuat di tengah tantangan ekonomi global. Khususnya, isu resesi yang terjadi di tengah negara-negara maju. Sudah ada Jepang dan Inggris yang secara teknikal terjun ke jurang resesi.

Kepercayaan diri ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Berdasarkan stress-test yang dilakukan pihaknya, ketahanan sektor perbankan di Indonesia masih kuat.

"Hasil stress-test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian ke depan," beber Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Indonesia, kata Perry, juga akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Perry menjabarkan kredit perbankan pada awal 2024 tumbuh tinggi. Pertumbuhan kredit pada Januari 2024 11,83% secara tahunan, didorong oleh masih kuatnya sisi penawaran dan permintaan.

ADVERTISEMENT

"Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat dan likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit," kata Perry.

Sementara itu, ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,79% dan didukung pula oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) Bank Indonesia, khususnya bagi bank-bank yang menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh 13,39% secara tahunan dan kredit modal kerja yang tumbuh 12,26%. Kredit konsumsi juga tumbuh sebesar 9,64% secara tahunan.

"Dari sisi permintaan, peningkatan kredit didorong oleh terjaganya kinerja korporasi dan rumah tangga. Sementara secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama terjadi pada sektor Pertambangan, Jasa Sosial, dan Jasa Dunia Usaha," jelas Perry.

Sebagai tambahan, pembiayaan syariah pun terus melanjutkan pertumbuhan tinggi, yaitu mencapai 15,67% secara tahunan pada Januari 2024, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 8,97% secara tahunan. Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan meningkat dalam kisaran 10-12%.

(kil/kil)

Hide Ads