Sektor jasa keuangan disebut masih terjaga stabilitasnya di tengah risiko geopolitik dan aktivitas perekonomian global. Adapun tensi geopolitik disebut memanas kala Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyebut, tensi geopolitik dan perang dagang AS dan China terus mengalami peningkatan. Selain itu, geopolitik di beberapa kawasan juga turut memanas sebagaimana terjadi di Asia, Eropa, Timur Tengah.
Akan tetapi, Mahendra menyebut kondisi global tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kinerja sektor jasa keuangan Indonesia. Ia menyebut, sektor ini masih terjaga stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan perbaikan aktivitas perekonomian global," kata Mahendra dalam konferensi persnya, Jum'at (13/12/2024).
Mahendra menuturkan, perkembangan perekonomian global secara umum juga terlihat membaik lebih dari ekspektasi negara-negara mayoritas. Hal itu terlihat dari indikator tenaga kerja dan permintaan domestik di AS yang kembali menguat.
Sementara itu, kata Mahendra, penguatan perekonomian juga dialami China. Saat ini, China juga kembali menunjukkan pertumbuhan positif kendati mendapat tekanan terhadap demand.
"Kinerja perekonomian global secara umum masih lebih baik dari pada ekspektasi di mayoritas negara-negara utama," ungkapnya.
Kendati begitu, Mahendra menilai perkembangan ekonomi global berpotensi mendorong bank sentral untuk lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter.
"Sehingga ekspektasi terminal rate suku bunga kebijakan meningkatkan. Investor cenderung menarik dananya dari imerging market sehingga mendorong pelemahan pasar imerging market baik di saham obligasi, maupun nilai tukar," tutupnya.
Lihat juga Video: Jokowi di Sidang Kabinet Terakhir: Jaga Daya Beli-Stabilitas Ekonomi