Galbay Pinjol Bisa Bikin Hidup Berantakan!

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 01 Okt 2025 13:26 WIB
Ilustrasi/Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Fenomena gagal bayar (galbay) pinjaman online (pinjol) marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, gerakan ini kian masif di sejumlah platform media sosial. Padahal, aksi galbay ini berdampak pada kehidupan masa depan.

Perencana Keuangan Senior sekaligus pendiri International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) Indonesia, Aidil Akbar Madjid, menyebut aksi galbay ini utamanya membuat kondisi finansial berantakan.

"Ketika seseorang terjadi gagal bayar atau tidak melunasi pinjaman, itu nanti ke depannya, kehidupannya bisa berantakan secara finansial kalau tidak buru-buru tidak segera diselesaikan," ungkap Akbar dalam acara Generasi Anti-Galbay, di Aroem Resto Mahakam, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Akbar menjelaskan, seseorang pengguna layanan pinjol kerapkali melupakan lupa tentang restrukturisasi utang. Program ini disediakan perusahaan pinjol untuk mencari solusi penanganan galbay.

Akan tetapi, banyak pengguna layanan pinjol yang justru memilih galbay dengan segala konsekuensinya. Akbar menyebut, konsekuensi umum itu adalah kesulitan finansial karena bunga pinjaman yang terus meningkat.

"Ada konsekuensi finansial, karena otomatis ya, kita pasti akan kesulitan keuangan, nggak bisa ngatur keuangan, nggak bisa nyicil," ungkapnya.

Pengguna layanan pinjol yang galbay juga akan mengalami dampak psikologis lantaran menerima teror dari debt collector. Kondisi tidak hanya mengganggu pengguna, tetapi juga orang sekitar yang masuk dalam panggilan kontak darurat.

Selain itu, reputasi pengguna layanan pinjol yang galbay juga akan tercemar dalam sistem credit scoring atau penilaian kredit. Imbasnya, pengguna tersebut akan sulit mengajukan kredit atau pinjaman ketika berada dalam situasi mendesak.

Credit scoring ini juga akan berdampak pada proses penerimaan kerja. Akbar menyebut, ada beberapa posisi yang mewajibkan calon pekerjanya memiliki credit scoring yang baik.

"Sekarang itu sudah banyak sekali perusahaan, khususnya multi level company dicek ke SLIK. Tapi kan SLIK dalam arti cukup mahal ya. Jadi nanti perusahaan-perusahaan lokal ngeceknya credit scoring. Dan ini sedang digalakkan juga, terutama apa? Terutama untuk posisi-posisi tertentu, misalnya apa? Orang accounting, orang finance, itu kan posisi rawan berurusan dengan uang," pungkasnya.

Simak juga Video: Kurangi Risiko Galbay, Score Credit Masuk ke Slip Gaji?




(rrd/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork