Serba-serbi Investasi Reksa Dana yang Wajib Dipahami

Serba-serbi Investasi Reksa Dana yang Wajib Dipahami

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 15 Jul 2019 06:17 WIB
Serba-serbi Investasi Reksa Dana yang Wajib Dipahami
Foto: Dok Bank Mega
Jakarta - Investasi yang ada di tengah masyarakat cukup banyak. Salah satu berkembang saat ini salah satunya ialah reksa dana. Meski bukan barang baru, tak dipungkiri ada masyarakat yang belum tahu persis mengenai produk investasi pasar modal ini.

Mengutip laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (14/7/2019), berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, reksa dana memiliki definisi yakni wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

"Umumnya, reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi," tulis keterangan BEI dikutip detikFinance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Reksa dana yang dikenal secara umum terdapat 4 jenis, yakni pasar uang (money market funds), pendapat tetap (fixed income funds), reksa dana saham (equity funds) dan campuran (discretionary funds).

Reksa dana pasar uang sendiri ialah reksa dana yang berisi efek bersifat utang. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Reksa dana pendapatan tetap yakni investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari aktiva dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang.

Lalu, reksa dana saham merupakan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya namun punya potensi menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Terakhir, reksa dana campuran, yakni investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.

Lalu, apa saja yang mesti diperhatikan sebelum investasi reksa dana? Apa kelebihan dan kekurangan produk ini? Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance:
Meski dikelola manajer investasi, sebaiknya pemilik modal menimbang sejumlah hal karena dalam investasi ada keuntungan maupun risikonya. Perencana Keuangan OneShildt Budi Rahardjo mengatakan, sebelum menanamkan modalnya sebaiknya investor memahami risiko dari reksa dana tersebut.

Risiko tersebut dapat dilihat dalam prospektus atau dokumen yang berisi informasi mengenai produk reksa dana dari pembentukan hingga keterangan mengenai penyebarluasan.

"Untuk memahami, investor harus mempelajari prospektus. Kalau membeli reksa dana sebaiknya investor membaca prospektus," katanya kepada detikFinance, Minggu (14/7/2019).

Kemudian, untuk melihat kinerja reksa dana perlu mempelajari fund fact sheet. Hal ini untuk melihat gambaran kinerja reksa dana di masa lalu sebagai pijakan di masa depan.

"Kemudian mempelajari fund fact sheet untuk melihat kinerja pengelolaan manajer investasi di masa yang lalu, karena tidak ada jaminan hasil pengelolaan di masa mendatang, kita hanya berkaca pada bagaimana pengelolaan fund manager di masa lalu terutama ketika menghadapi situasi ekonomi yang cukup berat," paparnya.

"Akan lebih baik tahu reputasi perusahaan manajer investasi karena banyak dan variasi reksa dana itu sendiri," tambahnya.

Selanjutnya, sesuaikan profil dengan produk yang akan dibeli. Misal, jika tujuannya untuk belajar sebaiknya membeli produk yang konservatif atau tidak agresif. Lalu, sesuaikan profil dengan tujuan keuangannya.

Budi Rahardjo mengatakan, kelebihan dari investasi di reksa dana ialah dari aspek likuiditas. Sebab, reksa dana bisa dicairkan dalam waktu yang relatif cepat.

"Kelebihan investasi reksa dana dibandingkan di instrumen investasi riil kaya membeli emas, properti, dari sisi likuiditas. Kalau membeli reksa dana suatu saat butuh dana dengan mudah menjual kembali manajer investasinya, dan manajer investasi punya kewajiban membeli unit penyertaan yang kita miliki sehingga dengan mudah dicairkan dalam hitungan hari," katanya.

Kelebihan lain dari sisi diversifikasi. Dana yang diinvestasikan investor dikelola oleh manajer investasi sehingga terkumpul menjadi dana yang besar. Dana tersebut ditempatkan ke sejumlah portofolio investasi.

Investasi di reksa dana untuk saat ini bisa dimulai dengan biaya yang relatif kecil. Dengan dana kecil itu, investor bisa memiliki sejumlah portofolio seperti surat utang maupun saham.

"Keuntungan lainnya portofolio kita karena sudah dipilih manajer investasi dan dilakukan deiversifikasi. Investasi sama dengan investor lain, dana yang dikelola besar sangat memungkinkan manajer investasi melakukan diversifikasi yang optimal tanpa biaya besar," ungkapnya.

Sementara, risikonya ialah nilai reksa dana bisa naik atau turun. Tentu, hal ini tergantung dari aset dasar atau underlying asset reksa dana itu.

Untuk reksa dana pasar uang, fluktuasinya tidak terlalu besar namun hal ini menggambarkan jika keuntungan yang diperoleh juga terbatas. Sebaliknya, reksa dana saham fluktuasinya tinggi namun menawarkan keuntungan yang besar.

"Kalau bicara reksa dana saham berarti ikut sifat potensi keuntungan dan volatilitas saham. Saat kondisi market turun, apapun pilihan atau diversifikasi manajer investasi pasti portofolio turun kita sebut risiko pasar," tutupnya.

Reksa dana pasar uang ialah produk yang cocok untuk pemula yang ingin terjun ke reksa dana. Lantaran, reksa dana ini volatilitasnya tidak terlalu tinggi. Meski, hal itu juga mencerminkan keuntungan yang tidak terlalu besar.

Sejalan dengan itu, tak ada salahnya pemula juga masuk ke reksa dana saham atau campuran sedikit demi sedikit untuk belajar.

"Sebenarnya kalau pemula lebih cocok dimulai dari pasar uang, tapi boleh juga dikit-dikit belajar reksa dana saham atau campuran," terang Budi.

Reksa dana pasar uang sendiri merupakan reksa dana yang diinvestasikan pada efek bersifat utang. Dia menambahkan, terpenting dalam investasi ialah dana yang diinvestasikan sanggup diterima risikonya.

"Intinya untuk belajar cobalah dengan dana yang sanggup kita terima risikonya kalau Rp 100 ribu, coba Rp 100 ribu. Kalau Rp 50 ribu cobalah Rp 50 ribu," ujarnya.

Menurut Budi, semakin cepat investasi lebih baik. Dengan begitu, investor jadi punya lebih banyak waktu untuk belajar.

"Apalagi untuk kalangan muda, masih banyak waktu untuk melihat kondisi market dan mempelajari situasinya masih punya waktu belajar," kata Budi.

"Dengan adanya pengalaman lebih tahu mengambil sikap bagaimana dalam menghadapi arah pasar," tutupnya.



Simak Video "Macam-Macam Resiko Investasi untuk Gen Z dan Milenial"
[Gambas:Video 20detik]
Hide Ads