Tidak Esensial Tapi Ternyata Ada (1)

Tidak Esensial Tapi Ternyata Ada (1)

Aidil Akbar Madjid - Aidil Akbar Madjd & Partners - detikFinance
Jumat, 10 Jan 2020 07:00 WIB
Foto: Rachman Haryanto

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa persalinan sendiri ada 2 pilihan yaitu secara normal ataupun operasi C-Section yang dikenal dengan istilah Cesar. Adapun biaya persalinan normal sendiri berkisar antara Rp 8 juta sampai dengan Rp 30 juta tergantung dari Rumah Sakit dan paket yang anda ambil.

Sementara persalinan secara operasi lebih mahal lagi. Anda dan suami harus mempersiapkan sekurang-kurangnya Rp 15 juta sampai dengan Rp 50 juta untuk biaya persalinan secara operasi cesar tergantung dari rumah sakit dan paket kamar yang anda ambil.

Sebenarnya ada alternative persalinan yang lebih murah yang bisa anda pilih, yaitu di Puskesmas dan dengan dibantu bidan. Persalinan di sini tidak membuat kantong bocor dan anda tidak perlu mempersiapkan puluhan juta untuk biayanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oke, anda sudah habis di biaya kontrol, apalagi habis-habisan di biaya persalinan, anda berpikir bahwa sudah aman dong? Ternyata tidak.

Biaya-biaya berikutnya sudah menanti pasca kelahiran. Yang kemudian anda harus persiapkan adalah bila anda keluarga Muslim maka anda mempersiapkan biaya Aqiqah untuk bayi anda.

Bila bayi laki-laki maka dipotonglah setara dengan 2 kambing, bila bayi perempuan dipotong setara 1 kambing lengkap dengan persiapan makanan lainnya. Belum lagi anda harus persiapan suntik vaksin, berobat ke dokter bila bayi anda sakit, vitamin, dan lain sebagainya.

Perhatikan di sini saya tidak menyebutkan adanya persiapan untuk bayi seperti pakaian bayi, popok, alas tidur untuk pipis, gendongan bayi, bantal bayi, dan perlengkapan lainnya yang apabila dibeli semua harganya tidak kalah cihuuuyyyy.

Sudah sampai di situ? Beluuuuum. Ketika anda mulai "bernafas lega" karena biaya sudah mulai berkurang anak sudah mau usia 1 tahun anda kemudian dihadapi lagi kenyataan untuk mempersiapkan dana pendidikan bagi anak anda.

Biaya pendidikanpun tidak main-main dan relatif mahal. Untuk biaya Kuliah tingkat S1 saja saat ini dengan uang pangkal dan kuliah selama 8 semester rata-rata sudah di angka antara Rp 150 juta sampai Rp 300 juta (di luar fakultas kedokteran) dan tergantung fakultas yang dipilh dan di kota mana.

Bisa terbayang biaya kuliah mereka 18 tahun lagi akan mudah menyentuh angka Rp 1,5 miliar sampai dengan Rp 3,5 miliar. Dan biaya ini baru menghitung biaya kuliah, belum biaya sekolah untuk tingkatan di bawahnya lagi mulai dari PAUD, TK, SD, SMP sampai SMU.

Itulah pentingnya untuk mulai melakukan pencatatan dan perencanaan dari sekarang. Bahkan anda yang masih PDKT atau mulai "pacaran" sebaiknya sudah mulai menyisihkan beberapa ratus ribu per bulan dari uang anda untuk ini.

Yang penting dilakukan adalah mencatat pengeluaran secara rutin agar anda tidak boros dan membuat perencanaan yang benar. Di zaman sekarang anda bisa melakukannya dengan mudah dengan menggunakan aplikasi di sini di sini.

Selain mencatat anda juga penting untuk berinvestasi dan berasuransi. Permasalahan dengan investasi masih banyak orang yang awam.

Sementara untuk berasuransi banyak masyarakat yang enggan karena takut dikejar-kejar oleh agen, padahal mereka baru hanya mau tahu berapa besar sih premi yang mereka harus bayarkan.


Nah, untuk hal ini ada solusinya, anda bisa cek premi asuransi tanpa takut dikejar-kejar agen melalui aplikasi yang bisa diunduh di sini.

Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.

Punya anak mahal kan? Kalau kebutuhan utamanya saja sudah mahal, eeeeeh jaman sekarang malah ada lho yang nambah-nambahin pengeluaran lainnya untuk memiliki anak.

Sebenarnya hal ini sama sekali tidak esensial, tapi ternyata ada. Apa itu? Kita akan bahas di tulisan berikutnya.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.


Simak Video "Tabungan vs Investasi, Mana yang Lebih Penting?"
[Gambas:Video 20detik]

(ang/ang)

Hide Ads