Mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah harus digunakan sebijak mungkin. Jangan sampai bantuan tersebut sia-sia dan tak bermanfaat bagi penerima.
Salah satu hal yang bisa dimanfaatkan dan dinikmati hasilnya di kemudian hari yaitu dengan cara diinvestasikan. Bukan tak mungkin bagi penerima untuk menginvestasikan sebagian uang yang diterima dari bansos sekalipun bagi investor pemula.
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan sebagian dana bansos yang diterima dapat diinvestasikan. Tak harus seluruhnya, hanya sekitar 10-20% saja.
"Sebisa mungkin dari bansos tersebut disisihkan dulu 10-20% untuk ditabung ataupun diinvestasikan, sehingga selain bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat penting, kita juga bisa memiliki tabungan dari situ," kata Andy kepada detikcom, Rabu (4/8/2021).
Dia memperhitungkan, jika diperkirakan dari penerima subsidi gaji buruh Rp 1 juta atau UMKM Rp 1,2 juta menyisihkan 10-20% atau sekitar Rp 100.000-200.000 untuk ditabung atau diinvestasikan maka sisanya masih bisa digunakan untuk kebutuhan lain.
"Baik untuk buruh yang menerima Rp 1 juta ataupun UMKM yang dapat Rp 1,2 juta saran saya idealnya menyisihkan 10-20% untuk ditabung atau diinvestasikan. Selebihnya bisa 40% untuk membayar kewajiban dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari atau bisa juga 10% untuk ditabung/investasi, 50% untuk bayar kewajiban, dan selebihnya untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Investasi memang memiliki risiko dan ini bersifat pilihan bagi penerima, yang perlu digarisbawahi adalah menyisihkan sebagian uang bansos untuk ditabung. Dia juga memberikan beberapa tips bagi pemula yang ingin berinvestasi dari uang bansos.
"Untuk memilih investasi yang cocok buat kita tipsnya adalah jangan cuman sekedar ikut-ikutan atau hanya tergiur oleh potensi imbal hasilnya, tapi pelajari lebih dulu bagaimana produk itu bisa bekerja, bagaimana caranya bisa mendatangkan keuntungan buat kita, dan risikonya apa?," katanya.
Dia menambahkan, investasi juga harus disesuaikan dengan modal yang dimiliki. Dengan teknologi yang ada saat ini, ada banyak investasi yang tidak membutuhkan banyak modal salah satu contohnya reksa dana.
"Sesuaikan juga dengan modal yang kita miliki, dan sesuaikan juga dengan kemampuan kita dalam menerima resiko. Karena buat yang tidak suka investasi berisiko tinggi, maka jangan memaksakan diri masuk ke investasi tersebut," pungkasnya.
(ara/ara)