Mengintip Aktivitas Tambang Timah di Bangka

Mengintip Aktivitas Tambang Timah di Bangka

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 31 Jul 2018 09:55 WIB
Tambang Timah di Bangka/Foto: Hendra Kusuma
Pangkalpinang - PT Timah (TINS) Tbk menjadi salah satu perusahaan besar pertama yang memproduksi biji timah di Indonesia. Lahan tambang biji timah perusahaan pelat merah ini berada di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Perusahaan yang telah menambang timah sejak abad ke-18 ini dulunya masih berstatus sebagai perusahaan Belanda, saat ini BUMN menjadi produsen timah terbesar ke dua di dunia, nomor pertama masih diduduki oleh China.

Penasaran bentuk tambang milik emiten berkode TINS ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, detikFinance berkesempatan untuk melihat langsung salah satu lokasi tambang milik PT Timah seluas 50-100 hektar yang berlokasi di Tanjung Gunung Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Jarak lokasi tambang dari kantor PT Timah ini mampu ditempuh selama kurang lebih 30 menit dengan rata-rata kecepatan kendaraan roda empat 60 km/jam.


Sampai di lokasi, kendaraan harus melaju di atas jalan tanah keras kurang lebih 300 meter, di mana 100 meter pertama sudah ada petugas keamanan yang menjaga pintu gerbang lokasi penambangan.

Begitu masuk, semua kendaraan terparkir rapi di depan kantor utama penambangan Tanjung Gunung. Para tamu pun langsung diarahkan berkumpul di titik aman untuk dijelaskan peraturan yang berlaku di lokasi penambang.

Mengintip Aktivitas Tambang Timah di BangkaFoto: Hendra Kusuma

Setelah petugas menjelaskan aturan yang berlaku, maka para tamu pun harus mengisi formulir keselamatan. Formulir itu pun berisikan biodata dan kesediaan tamu mengikuti prosedur keselamatan selama berada di lokasi penambangan.

"Yang berada di sini juga harus dalam posisi sehat," ujar salah satu petugas PT Timah, Pangkalpinang, Selasa (31/7/2018).

Dari kantor utama itu, sudah terlihat mesin besar bernama 'jig' atau sarana pencucian yang berada di tengah-tengah lokasi penambangan. Ada juga dua buah ekskavator yang tengah terparkir, serta beberapa bahan bangunan 'jig'.

Jig ini adalah teknologi yang digunakan untuk memisahkan antara timah dengan kandungan lainnya. Untuk mendapatkan timah, biasanya sumber daya alam itu diambil dari 'kolong' atau lokasi pengerukan yang berbentuk seperti kawah raksasa.


Namun, di lokasi penambangan Tanjung Gunung para penambang tidak lagi menggunakan metode kolong, melainkan menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Masih di lokasi penambangan Tanjung Gunung, sepanjang mata memandang hanya ada satu kegiatan penambangan di lokasi tersebut, yaitu dilakukan oleh masyarakat lokal yang bermitra dengan PT Timah. Lokasi penambangan ini juga belum beroperasi penuh lantaran jig masih dalam tahap penyelesaian.

Kegiatan pengerukan timah yang dilakukan oleh masyarakat tidak lagi menggunakan metode kolong, melainkan dengan teknologi ramah lingkungan alias subsurface hydraulic mini by borehole mining.

Dengan teknologi ini, masyarakat tidak perlu lagi menggali tanah sampai dalam untuk mendapatkan timah aluvial. Cukup menancapkan pipa ke dalam tanah lalu terdapat mesin penyedot dan penyemprot air ke permukaan tanah maka akan dapat timah yang masih bercampur dengan tanah, pasir, dan batu.


Karena jig atau mesin pencucian belum jadi, para masyarakat ini pun masih menggunakan cara-cara tradisional, yakni mencuci timah dengan mengalirkannya ke sebuah karpet. Di sini, timah akan menggumpal di permukaan karpet sedangkan pasir dan batu akan jatuh ke bawah.

Dari proses itu, para masyarakat mencuci kembali karpet tersebut ke tempat lain. Pencucian karpet agar timah aluvial bersih dari karpet dan sudah siap diproduksi. Jika jig sudah jadi, maka proses produksi pun akan menjadi lebih simpel. Mulai dari penyedotan langsung mengalir ke jig.

Dapat diketahui, PT Timah (TINS) Tbk menargetkan jumlah produksi timah tahun ini naik 500 ton menjadi 35.500 ton dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 35.000 ton biji timah.

Adapun, perusahaan pelat merah ini menganggarkan belanja modal 2018 sebesar Rp 2,65 triliun untuk mencapai target tersebut yang dialokasikan untuk investasi induk perusahaan sebesar Rp 2,23 triliun.


Saksikan juga video 'Benda Kecil dan Unik dari Pulau Bangka':

[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)

Hide Ads