Tambang tersebut dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum.
Jonan sempat menyindir direktur-direktur di Freeport Indonesia asal Indonesia yang sebelumnya pernah menjabat. Kata dia, dulu mereka hanya dijadikan simbol semata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syukuran, lanjut Jonan saat ini jabatan yang diemban oleh orang Indonesia di Freeport Indonesia bukan sekadar simbol.
"Dan sekarang sudah lumayan, dirutnya bukan simbolis," lanjut Jonan.
Mantan Dirut PT KAI (Persero) ini memahami bahwa butuh proses agar sumber daya manusia (SDM) dari Indonesia mampu mengelola tambang Freeport.
"Kalau teori banyak yang bisa, jadi saya kepengin kita ada transisi yang baik," sebutnya.
Sementara saat ini pemerintah tidak mau ngotot memaksakan diri agar tambang tersebut dikelola sepenuhnya oleh Indonesia.
"Secara operation, secara kegiatan baik dari bisnis maupun teknis, itu kalau sudah baik kita nggak akan ubah. Tidak emosional 'oh ini harus dikerjakan oleh siapa'. Pokoknya ini yang terbaik bagaimana. 20 tahun ini transisi," tambahnya.
Berikut ini adalah jajaran dewan direksi Freeport:
Direktur Utama: Clayton Allen Wenas (Tony Wenas)
Wakil Direktur Utama: Orias Petrus Moedak
Direktur: Jenpino Ngabdi
Direktur: Achmad Ardianto
Direktur: Robert Charles Schroeder
Direktur: Mark Jerome Johnson (dna/dna)