Ia juga berupaya mengubah paradigma jika harga batu akik mahal. Ia selalu berupaya agar produk yang dijual di bawah Rp 100 ribu.
"Kenapa bisa murah? Karena kita distributor jatuhnya, kita produksi sendiri dan ring kita impor sendiri langsung dari China juga kenapa bisa kasih harga semurah itu," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun terus mengembangkan produk selain cincin. Beberapa produk yang ia kembangkan seperti kalung, gelang dan lain-lain. Kembali, ia menuturkan, produk yang ia jual mayoritas di bawah Rp 100 ribu.
"Kalau akik di bawah Rp 100 ribu, 60% kaya gelang-gelang kalung cincin di bawah Rp 40 ribu, akik juga di bawah Rp 40 ribu. Sisanya 40% di bawah Rp 100 ribu, Rp 80 ribu, Rp 70 ribu, Rp 90 ribu banyak juga," terangnya.
Baca juga: UMKM Pangan Lokal Didorong Rambah Digital |
Barang-barang tersebut ia jual lewat platfoem e-commerce seperti Lazada di Bacter Online Shop dan Shopee di BacterOnlineShop. Aseel mulanya enggan menyebut omzet penjualannya. Namun, ia menuturkan, omzet penjualannya saat ini kurang lebih hingga Rp 100 juta per bulan.
Untuk memenuhi kebutuhan produksi, ia juga memberdayakan ibu-ibu di sekitar rumahnya. Tak jarang, untuk ibu-ibu yang belum mengetahui cara produksinya, ia membantu pelatihan.
"Untuk barang-barang kaya gelang-gelang akik handmade batu dilubangin. Nah awal-awal saya suruh karyawan lama-lama saya pikir ngobrol-ngobrol ibu-ibu ternyata mau. Saya coba oper ibu-ibu mau nggak bikin gelang, satu ibu lanjut BU RT, BU RT sebar temen-temennya sekarang sudah ramai yang bikin. Ya intinya kalau bisa ngebantu lingkungan kenapa nggak," paparnya.
(acd/fdl)