Rofiq 'Sulap' Tulang Ikan Jadi Kerupuk, 10.000 Ribu Bungkus Ludes per Bulan

Saatnya Jadi Bos

Rofiq 'Sulap' Tulang Ikan Jadi Kerupuk, 10.000 Ribu Bungkus Ludes per Bulan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 03 Mar 2022 08:00 WIB
Rofiq Sulap Limbah Tulang Ikan Jadi Kerupuk, Puluhan Ribu Bungkus Ludes
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Limbah jika berada di tangan yang tepat akan menjadi sesuatu yang berguna dan memiliki nilai jual. Inilah yang dilakukan oleh Muhammad Rofiq Akbar yang menyulap limbah tulang ikan tenggiri menjadi makanan yang enak dan disukai banyak orang.

Rofiq memulai bisnis kerupuk tulang ikan tenggiri atau Kerupuk Tuiri ini ketika beberapa tahun lalu ada perlombaan bisnis dia bersama kedua temannya Satria dan Andrea mengikuti perlombaan tersebut. Temanya kala itu adalah memanfaatkan limbah agar memiliki nilai jual dan nilai guna.

Saat itu Rofiq melihat potensi besar di daerahnya, Bengkulu yang merupakan wilayah pesisir. "Nah saat itu ada ikan tenggiri dengan tangkapan yang cukup besar dan tidak dimanfaatkan di penggilingan, orang hanya mengambil daging. Kepala dan tulangnya tidak terpakai. DI situlah kami memanfaatkan dan mulai bereksperimen dan membawa hasil percobaan ke lomba," kata dia kepada detikcom, ditulis Kamis (3/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika membuat Kerupuk Tuiri ini, Rofiq merogoh kocek sekitar Rp 500 ribu. Modal itu digunakan untuk membeli bahan kebutuhan lomba seperti tepung tapioka, tulang ikan tenggiri, biaya penggilingan dan proses produksi.

Dia menceritakan, Kerupuk Tuiri ini pernah mendapatkan penghargaan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla di ajang kompetisi bisnis di Sumatera Barat. Kerupuk Tuiri berhasil menyabet juara 3 dan bersaing dengan 200 peserta lainnya.

ADVERTISEMENT

Selama menjalankan bisnis ini, Rofiq dan tim terus konsisten dan belajar hal-hal baru. Misalnya aktif di pemasaran digital dan konten-konten di media sosial untuk sarana promosi. Dia juga mengungkapkan, Kerupuk Tuiri memasuki seluruh media sosial untuk tempat penjualan seperti Instagram, Facebook, TikTok. Kemudian marketplace juga menjadi salah satu tempat untuk berjualan.

"Kita sebagai penjual tidak bisa berdiam diri saja, tapi dipaksa untuk berkembang, terus belajar terhadap perkembangan zaman," jelas dia. Harga yang dibanderol untuk Kerupuk Tuiri ini sekitar Rp 7.500-12.500 per bungkus tergantung ukuran.

Sebanyak 10.000 bungkus terjual. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Demi meningkatkan volume penjualan, kini Kerupuk Tuiri sudah menggunakan kemasan yang bagus dan modern. Kemudian varian rasa kerupuk juga ditambahkan agar para konsumen bisa memilih rasa sesuai minat mereka.

Rofiq mengungkapkan untuk penjualan per hari memang masih tidak menentu. Setiap bulannya dia bisa menjual 5.000-10.000 bungkus per bulan. Pengiriman ke luar negeri pernah dilakukan ke Malaysia. Lalu untuk wilayah Indonesia yang paling jauh ke Papua dan Kalimantan.

Dia mengungkapkan untuk produksi per hari memang masih menyesuaikan dengan pesanan. Kadang dia membutuhkan sekitar 60 kilogram (kg) tulang ikan.

Sebagai pengusaha muda, Rofiq juga membagikan tips dan trik untuk anak-anak muda yang ingin memulai usaha. Misalnya harus mau belajar dan bertahan ketika mulai mendirikan usaha. Biasanya pengusaha-pengusaha baru kadang goyah dengan proses yang tidak mudah. Apalagi jika tantangan dan cobaan mulai banyak.

"Kadang kalau jualan kan tidak langsung ramai di awal, tidak laku atau tidak laris. Nah di situ kita diuji dan harus bertahan serta berinovasi untuk melewati proses itu," jelas dia.


Hide Ads