'Mission Impossible' Jakpro Bangun LRT hingga Velodrome

Wawancara Khusus Dirut Jakpro

'Mission Impossible' Jakpro Bangun LRT hingga Velodrome

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 20 Apr 2018 09:46 WIB
Mission Impossible Jakpro Bangun LRT hingga Velodrome
Foto: Istimewa/Jakarta Propertindo
Bagaimana peran Jakpro sebagai BUMD DKI untuk penyelenggaraan Asian Games?
Tugas Jakpro untuk Asian Games ini almost mission impossible project. Kenapa? Karena pertama, kita nggak punya pengalaman di Indonesia. Bikin velodrome nggak punya pengalaman, bikin LRT nggak punya pengalaman, lalu kita juga punya event yang nggak bisa digeser. Deadlinenya sudah nggak bisa digeser.

Total, efektifnya berapa lama kerjakan LRT dan Velodrome?
Yang ini (velodrome) kan mulai Juni 2016. Harus selesai Juni 2018 atau dalam dua tahun. Tapi kayaknya Mei ini sudah selesai. Kalau LRT, mulai di 2016 dan dipakai Agustus 2018. Kemungkinan kita bisa beroperasi di Juli 2018.

Banyak yang tidak yakin LRT Jakarta nggak bisa digunakan untuk Asian Games? Garansinya apa?
Yang paling utama keretanya bisa jalan. Untuk kereta bisa jalan, safety-nya (keamanan) harus terjaga. Warna belum dicat, stasiun masih kurang desain dan segala macam gampanglah, yang penting kereta bisa jalan dan safety.

Untuk critical qualitynya adalah kereta jalan dan safety terpenuhi, bisa mengangkut orang yang diperlukan. Lalu kita tambahin lagi, catnya kita selesaikan, ruangannya ditambah pendingin. Insya Allah masih bisa.

Jadi Juli nanti sudah bisa beroperasi?
Uji cobanya sudah bisa Juli. Tapi mungkin sampai benar-benar bisa dipakai, finishing-nya beres itu saat Agustus 2018. Jadi misalnya di stasiun, toiletnya sudah lancar, airnya sudah nggak ada masalah. Pokoknya perintilan-perintilan yang kecil itu kita lihat.

Jadi titik kritisnya adalah kereta jalan dengan safety factor yang 100%. Untungnya adalah semua functionality dari bangunan sudah mengikutsertakan elemen-elemen grafis, warna, dan segala macamnya sudah rapi. Jadi nanti stasiun ini, dalam 3-4 bulan itu warna-warninya bagus loh.

Jakpro kerjakan apa saja selain LRT dan Velodrome untuk Asian Games?
Asian Games kita kerjakan Velodrome, equestrian dan LRT.

Progres untuk masing-masing proyek?
Equestrian relatif sudah selesai, tinggal finishing. Lalu Velodrome tinggal masalah pengecetan, finishing lintasan, tangga, dan pembuatan taman. Jadi kalau untuk Velodrome mungkin sekitar 95%. LRT Jakarta fisiknya sudah 70% lebih.

Jakpro sudah koordinasi dengan Inasgoc terkait apakah LRT nanti akhirnya akan dipakai atau tidak saat Asian Games?
Operasi LRT Jakarta saya serahkan ke pemegang saham (Pemprov DKI Jakarta). Kalau LRT ini koordinasi penggunaannya dan sebagainya itu bukan kami yang menentukan. Jadi nanti pemegang saham yang akan tentukan.

Harga tiketnya?
Tiket kita belum bisa bicarakan. Tapi sebagai kisi-kisi, harganya lebih mahal sedikit dari tiket busway, lebih murah dari Go-Jek, lebih murah dari taksi dari Velodrome ke area tengah seperti Bundaran HI dan Dukuh Atas.

Pengoperasian dari Kelapa Gading-Velodrome bagaimana?
Yang jelas, ketika nanti mereka (penumpang) berhenti di Velodrome, nanti juga akan kita sediakan dua mode busway. Pertama adalah royaltrans, parkir di Velodrome, dan satu lagi yang reguler di halte transJakarta yang sudah ada.

Jadi nanti kalau dari Kelapa Gading, ada orang yang mau ke tengah atau koridor IV, dia tinggal milih, kalau dia misalnya bayar OKE OCE trip yang Rp 5.000, dia bisa pakai bus yang Rp 3.500.

Untuk royaltrans katakanlah misalnya bayar Rp 12.500, mungkin dari Kelapa Gading mereka sudah bayar tiket untuk royaltrans Rp 15.000 termasuk LRT nya.

Royaltrans nanti rutenya ke venue-venue Asian Games atau bagaimana?
Itu setelah Asian Games. Untuk Asian Games ikutin pemerintah maunya bagaimana.

Pertimbangan menyambungkan dengan busway?
Karena kan kita belum nyambung. Kalau sudah nyambung, baru pakai LRT. Pertimbangan kita menyambungkan sekarang dengan busway, orang akan terbiasa dulu pakai angkutan ini. Kalau mereka pakai ini dari Kelapa Gading, Rp 15.000 sampai ke tengah misalnya, menurut saya make sense. Taksi dari sini (Velodrome) ke Dukuh Atas berapa? Rp 33.000. Go-Jek? Rp 22.000an. Kalau bayar Rp 12.000-15.000, mau nggak pakai AC? Nggak perlu macet lagi. Memang ini sebagai budaya baru dalam bertransportasi.

Hide Ads