Hutama Karya dan Beban Proyek Tol Trans Sumatera

Wawancara Dirut Hutama Karya

Hutama Karya dan Beban Proyek Tol Trans Sumatera

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 03 Okt 2018 08:05 WIB
2.

Tuntaskan Tol Trans Sumatera

Hutama Karya dan Beban Proyek Tol Trans Sumatera
Foto: Eduardo Simorangkir
Apa kabar, Pak Bintang?
Sehat, alhamdulillah.

Apa bedanya kerja waktu di Wijaya Karya dan Hutama Karya?
Keduanya sama-sama bidang infrastruktur. Mungkin yang membedakan, Wijaya Karya itu sudah going public. Sudah listed di BEI. Jadi ada tiga UU yang harus ditaati Wijaya Karya, UU Jasa Konstruksi dan UU PT, dan UU OJK. Jadi masalahnya di investasinya.

Kalau di Wijaya Karya mungkin investasinya diversifikasinya lebih banyak. Jadi ada yang izinnya cukup sampai komisaris, kalau di HK harus sampai pemerintah. Memang kalau di HK sekarang ada penugasan yang harus diselesaikan di kurun waktu tertentu. Kalau di Wijaya Karya kan nggak.

Kemarin waktu Menteri BUMN menunjuk Pak Bintang, ada tugas khusus yang disampaikan?
Tugasnya adalah segera selesaikan penugasan ini, yang menjadi legacy nya pemerintah supaya bisa tepat waktu. Sehingga tujuan pemerintah menurunkan biaya logistik tercapai supaya harga barang lebih murah ke end user bisa tercapai.

Ada berapa ruas prioritas pembangunan tol Trans Sumatera yang ditugaskan ke HK saat ini?
Pertama Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar, Pekanbaru-Dumai. Itu ada empat.

Lalu Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung itu digabung satu ruas semua (185 km). Lalu ada Palembang-Tanjung api-api (belum mulai konstruksi), kemudian Kisaran-Indrapura, Medan-Banda Aceh, Padang-Pekanbaru, dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat. Itu tambahan untuk PMN yang jadinya Rp 10 triliun.

Tapi Medan-Banda Aceh belum mulai. Kalau Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat itu baru mulai. Jadi yang barusan dapat dari PMN Rp 10 triliun itu Kisaran-Indrapura, Medan-Banda Aceh, Padang-Pekanbaru, dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.

Benarkah pembangunan Tol Trans Sumatera membebani HK sebagai perseroan?
Nggak. Ya mungkin masalah orang nggak yakin ya lain lagi. Tapi kalau buat kami, karena itu secara ekonomis oke. Akan mengembangkan ekonomi daerah yang dilalui. Cuma memang secara finansial belum memenuhi, makanya harus ada support dalam bentuk PMN dan dukungan bentuk jaminan pinjaman. Itu sudah terpenuhi.

Jadi nggak ada keraguan. Karena nanti kalau itu sudah nyambung semua, otomatis angkutan logistik pasti lebih murah. Bakauheni-Palembang sekarang ditempuh 10-12 jam. Saat tol jadi nanti, paling lama 4-5 jam. Kan 50% waktunya berkurang. Mungkin juga selama 5 tahun terakhir ini, provinsi Sumatera Selatan yang paling banyak jalan tolnya langsung bisa dapat. Tapi memang daerah perekonomiannya itu yang paling maju duluan.

Jadi nanti dari Palembang ke Pelabuhan yang Bengkulu juga disambung. Sekarang sudah ada lagi melalui ruas-ruas yang baru itu, itu bisa menambah menjadi sirip-sirip jalan tol Trans Sumatera. Itu juga akan menambah perkembangan ekonomi yang sangat kuat.

Apakah penugasan ini mengurangi pergerakan HK untuk ekspansi di bisnis lain?
Nggak. Tidak mengurangi karena bisnis lain tetap jalan. Kita ada EPC untuk pembangkit listrik, ada juga join bersama negara-negara lain, proyek-proyek gedung, jalan. Itu jalan semua.

Jadi penugasan ini tidak membebani HK untuk bergerak lebih luwes di bisnis lain?
Saya rasa nggak. Toh kita juga dengan adanya penugasan ini, cashflow kami positif.

Hide Ads