Mungkin akhir bulan ini harus keliling ya, karena saya pada saat selesai Lebaran kemarin ada rekomendasi yang kita berikan kepada Kementerian PUPR yaitu adalah rest area. Rest area ini punya dua fungsi yang pertama adalah untuk menghilangkan rasa lelah kemudian yang kedua adalah suatu bagian dari pariwisata dan ini berkaitan dengan kota yang ada di dekat dekat sini.
Nah saya kan lihat lagi dengan Kemeneterian PU apakah itu sudah ada. Jadi kalau belum ada harus kita segera lakasanakan. Jadi memang segala sesuatunya harus kita tingkatkan. Saya sih salut dengan teman-teman dari Kementerian PUPR kementerian BUMN bisa membuat Jakarta-Surabaya itu luar biasa.
Karena itu di antaranya udah diambil orang kan investasinya. Jadi effort dari kelembagaan effort dari pembiayaan itu luar biasa. Secara teknis kalau kita bilang sempurna harus kita harus tingkatkan. Karena beberapa itu diambil alih dari investor sebelumnya yang kurang bertanggung jawab itu tuh Cipali itu baru bisa diselesaikan. Kemudian berkaitan dengan rest area ini kan soal daya dukung konsumennya juga. Kalau tempat yang sepi ya kita harus subsidi nah ini yang kita imbau.
Belum lagi ada soal daerah itu ya kalau Jakata Surabaya bo mampir Cirebon, mampir Pekalongan mereka akan kehilangan ini. Nah dari situ kita minta kepada kota-kota itu dia harus ada suatu konsep wisata yang bisa sehingga mereka mau menuju tempat-tempat itu. Sepertinya akhir bulan ini saya ke Semarang untuk lihat satu-satu.
Salah satu kritik itu ada yang mengomentari soal pembangunan jalan tol akan mematikan ekonomi kecil kan, kalau mau buka toko di rest area itu kan harus punya modal besar. Bagaimana menurut Anda?
Nah Pak Presiden Jokowi tidak punya pendapat gitu, jadi walaupun itu rest area berikanlah pada pengusaha lemah. Sediakan tanah kemudian dapat kesempatan untuk berdagang. Kemudian yang kedua tadi kota-kota tadi kan jangan hanya komplain kenapa saya nggak di datengain sekarang ada batik kalau Cirebon dan Pekalongan mesti kempit. Pekalongan harus punya konsep apa soal batik kalau nggak mereka akan terlibas, ada atau tidak ada tol kompetisi itu terjadi.
Kompetisi atas tol ini dipercepat aja ini kreatifitas itu harus dipercepat. Seperti Batang, Batang ini punya lahan tanah di sebelah tol. Kemudian saya kenalkan lah dengan Jaswa Marga kemudian dibuatlah satu rest area, satu kearifan lokal orang pasti berhenti
Kritik lain soal pembangunan jalan tol ini adalah satu lobby dengan industri otomotif, padahal katanya dengan dibangunnya Tol ini merugikan sektor pertanian ini juga kenapa nggak dari awal desainnya nggak buat double track dari Jakarta-Surabaya saja?
Itu double track Surabaya sedang saya kerjakan, tapi ini saling melengkapi ngak bisa sendiri sendiri. Jadi katakakanlah kalau KA kan hanya jam-jam tertentu. Kalau logistik itu kalau masif sekali KA nggak bakal mampu dan mereka kadang butuh ke kota-kota kecil yang jalurnya nggak disitu. Jadi sebenarnya kritik itu bagus bahwa kita harus improve itu iya, tapi Jalan Tol Suranaya Jakarta is the best. Satu keniscayaan yang harus dilakukan dan alhamdulilah terwujud di tahun ke empat. (zlf/zlf)