Tantangan kita bagimana mempercepat pertambahan kepersertaan, tantangan ini terjadi dari bonus demografi, geografi yang terletak berbagai pulau. Bagaimana meningkatkan kepesertaan bagi mereka yang tinggal di pulau terpencil, kalau kita membuka cabang dan menambah karyawan tidak mungkin.
Yang bisa kita lakukan menambah perpanjangan tangan di sana. Masyarakat kita kan masyarakat komunal, memiliki komunitas komunitas, mereka ini lebih dipercaya oleh orang di sekelilingnya daripada orang luar. Kalau kita menambah cabang atau orang, ngga akan kena. Nah yang paling kena adalah orang-orang di komunitas itulah.
Kita lihat konsep di Jepang, Sharoushi. Kita implementasikan di Indonesia, tidak 100 persen ditiru. Disesuaikan dengan budaya dan regulasi yang ada dan kebutuhan BPJS Ketenagakerjaan.
Merekrut agen Perisai seperti konsep Sharaoushi?
Roadmapnya satu basic skill, middle dan high level. Jepang sudah high level, karena bukan lagi hanya merekrut atau mendaftar, tapi juga sebagai konsultan antara perusahaan dan buruhnya.
Kalau kita menerapkan di Indonesia langsung high level apa yang terjadi? merekrut orang yang ahli di bidang jaminan sosial saja tidak ada, terus yang gaji siapa? Makanya kita rekrut perisai, fungsinya sosialiasi, edukasi, menerima pendaftaran, mencollect iuran, dan adiministrasi, nah itu dulu yang kira rekrut.
Requirement-nya enggak perlu tinggi-tinggi, cukup SMA. Selanjutnya apa, kita tingkatkan skill, kompetensi mereka. Kita punya corporate university. Dan ini inline dengan program pemerintah untuk meningkatkan SDM.
Orang ini kita latih, kasih sertifikasi, dari basic level, ke medium level, paling tidak dia ngerti social security, regulasi ketenagakerjaan, sehingga pada high level dia jadi konsultan jaminan sosial. Kita kerja sama dengan 5 universitas, ini roadmap yang kita lakukan.