Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar berbagi cerita dengan detikFinance mengenai persiapan pengoperasian MRT dalam beberapa minggu ke depan. Sebelum operasi secara komersial, warga DKI juga bisa menjajal terlebih dahulu dengan gratis.
Tak cuma sampai di Bundaran HI, MRT juga akan mengelilingi wilayah DKI Jakarta dari berbagai sudut lewat jalur loopline. Bagaimana kisahnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasa aja
Kenapa biasa saja? Kan ini baru dan sudah lama banget ditunggu-tunggu oleh masyarakat?
Karena memang kita merasa sudah sangat siap untuk memulai sebelum kita fase kontrol dan cukup yakin bahwa Maret akan bisa beroperasi.
Jadinya Maret?
Ya, kira-kira minggu ketiga atau minggu keempat itu operasional. Kemarin sudah saya sampaikan antara tanggal 24-31 Maret kita akan beroperasi komersial.
Jadi sudah dipastikan nanti minggu terakhir bulan Maret beroperasi? Ada kemungkinan buat mundur?
Sampai sekarang ini kita belum lihat kemungkinan itu, karena progress kita sudah 98,6% kemudian kita lihat sendiri proses yang *style run* sejak 24 Desember dan ini berjalan baik, dan positioning berjalan baik. Kemarin kita minggu ini tes 8 kereta secara otomatis bersama-sama juga berjalan baik. Kita akan tes lagi, kita akan mulai full trail run itu 26 Februari jadi kita punya waktu yang cukup sebenarnya 3-4 minggu untuk mempersiapkan. Di seluruh indikator. Kita tentu tidak bisa menjamin 100% hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi seluruh indikator teknis yang menuju ke proses operasi komersial itu terlaksana dengan baik
Ada hal-hal kristis yang mungkin masih belum sesuai dengan perkiraan?
Ya aspek-aspek teknis memastikan bahwa kereta itu bisa misalnya 30 menit ontime tidak ada delay, persiapan-persiapan sumber daya manusia (SDM), soal training, soal sertifikasi. Tapi menurut saya itu bukan hal substansif lagi, substansif itu adalah sistemnya siap, keretanya siap seluruh personil siap dan hubungan operasi sudah siap nah itu terukur dan terkontrol dengan baik.
Katanya kan MRT Jakarta ini dari Lebak Bulus ke Bundaran HI dipastikan bisa ditempuh dalam waktu 30 menit, apa yang bisa dijadikan garansi bahwa 30 menit itu adalah waktu yang tepat?
Ya garansinya karena sistem ini dikendalikan secara otomatis communication base train control dengan sistem pengoperasioan otomatis itu menjamin, bahwa kereta berangkat jam 7 pagi ya persis akan tiba jam 7.30. Ya kemarin kan anda lihat sendiri kita tes kereta, itu yang ditawarkan kehandalan. Berangkat 7.05 ya 7.35 di Bundaran HI ya sudah tiba.
Kenapa seperti itu? ya karena otomatic train operation menjamin itu titik jam sampai detik itu harus sama. Bahkan titik di mana berhenti di setiap stasiun, karena titik berhentinya juga sudah terukur itu ada pintu kereta platform screen door dan itu harus memastikan titiknya sama. Kalau platform screen door nya terbuka tapi tidak sama dengan pintu keretanya maka tidak akan terbuka gitu, karena penumpang tidak akan bisa turun. Nah ini hari-hari ini yang kita pastikan. Integrated positioning pertama yang kemarin 8 kereta itu berjalan dengan baik. Kita akan ulangi lagi yang kedua, kalau yang kedua lolos siap beroperasi
Berarti ini praktis menambah jam terbangnya MRT, sampai menuju ke pengoperasian ke bulan Maret ya?
Ya betul, jadi melatih masinis kita yang sudah disertifikasi untuk betul-betul siap mengoperasikan secara riil. Kalau sekarang kan dia mengoperasikannya belum ada penumpang oleh sebab itu nanti pada 12 Maret kita sudah ada penumpang, di situ operasi riil dilakukan. Tapi belum komersial, komersialisasi nanti pada saat kita lakukan keseluruhan.
Berarti masyarakat bisa nyobain MRT gratis dulu?
Ya, pada saat itu 12 Maret, kita umumkan masyarakat bisa mencoba MRT secara gratis. Masuk dari berbagai stasiun, masuk dari berbagai pintu dan mencobanya.
Caranya bagaimana?
Caranya ini akan kita buka pendaftaran secara online jadi masyarakat bisa daftar. Dan nanti akan ada QR code yang diberikan dan itu dibawa dan harus ditujukan ke petugas stasiun nanti masyarakat bisa naik.
Untuk teman-teman yang tidak bisa menggunakan QR code, silakan diprint kertasnya nanti dibawa dan diserahkan ke petugas. Kenapa kita butuh yang seperti itu? Karena kita butuh sistem kontrol yang sedang berjalan. Kalau sudah beroperasi kan sistem kontrolnya by tiket, kalau yang ini belum ada tiket jadi kontrolnya seperti ini. Kita undang masyarakat, kita berharap 28.000 per hari dalam proses uji coba ini. Karena target kita kan beroperasi sebanyak 65.000 penumpang, ketika kita lakukan integrasii-integrasi kita sampai di 130.000 penumpang.
Berarti nanti ketika uji coba, seluruh gerbong akan diisi?
Seluruh gerbong akan kita isi, jadi seperti operasi komersial ada seluruh stasiun-stasiun yang berfungsi dan kita akan operasikan secara normal.
Berarti untuk akses masuk, interior juga sudah selesai?
Ya mungkin ada satu-satu yang sedang dalam proses. Tapi secara keseluruhan kita sudah siap beroperasi komersil.
Ketika beroperasi secara komersil tiket bagaimana, sejauh ini sudah fix kah harga tiketnya?
Masih sedang dalam proses finalisasi dan kita harap bulan Februari ini akan ditentukan harganya. Kita sudah mengusulkan harganya dan sudah didiskusikan oleh pemerintah provinsi, nilai subsidinya sudah disepakati jadi tinggal waktunya saja.
Berapa?
Belum tahu, tapi yang kita usulkan itu Rp 8.500 per 10 km, Rp 8.500 atau Rp 10.000 tergantung itu adalah hitungannya naik Rp 1.500 per km. Jadi hitungannya per km itu Rp 700 jadi kalau stasiun paling dekat dari sini Bundaran HI ke Lebak Bulus ya itu Rp 2.200 dan jauh Rp 9.800 by distance.
MRT inikan pendapatannya tidak cuma dari tiket, juga ada pendapatan dari non tiket. Boleh dijelaskan sedikit nanti bagaimana MRT akan menghasilkan pendapatan?
Jadi, investasi kita Rp 16 triliun, kemudian penumpang yang akan kita bawa itu 130.000 penumpang. Di setiap stasiun itukan ini punya nilai ekonomi dan ada pihak-pihak yang mendapat nilai manfaat dari investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan kita mau memanfaatkan bisnis dari situ untuk mensupply pendapatan tiket kita yang disubsidi tidak akan bisa menarik untung dari situ. Tapi dengan box business itu misalnya pemberian nama stasiun, itu bisa kita jual dengan yang ada di sini, kedua placement iklan ya, ketiga soal telecommunication system itu juga, dan ritel itu di bawah. Jadi kalau sudah bicara soal pemanfaatan di kawasan stasiun, pembangunan TOD bisa masuk tahap berikutnya setelah beroperasi.
TOD yang akan dimasuki MRT itu akan dalam bentuk hunian? Atau seperti apa?
Tidak, kita mengelola kawasan kita gak bicara mengenai hunian. Tapi prinsipnya begini kita menginginkan semua kawasan di mana transport system itu terkoneksi. Itu dibuat senyaman mungkin dan membuat masyarakat nyaman menikmatinya. Nah oleh sebab itu di kawasan itu tentu ada hunian, ada pusat kegiatan ada kawasan publik yang cukup, area komersial dan ini bagaimana MRT akan sebagai operator utama dari TOD-TOD itu akan mengatur menatanya minta persetujuan dari pemerintah.
Jadi nantinya kalau ada gedung-gedung yang mau menaikkan bangunannya ya dia harus memberikan pembayaran kepada mekanisme ini untuk mengelola kawasan ini, jadi ada cross subsidi atau sesuatu yang dia nambah manfaat tapi kemudian pemilik gedung harus bisa memberikan membangun kawasan, sehingga dia jadi tumbuh bersama nah ini yang akan ada di MRT Jakarta. Konsep baru di Indonesia, belum pernah kita terapkan tapi sudah sukses digunakan di beberapa negara lain seperti Hong Kong dan Jepang.
Omong-omong soal integrasi tadi, salah satu pertanyaan masyarakat kan MRT ini nanti setiap stasiunnya bisa langsung nyambung ke moda lain nggak sih? Karena kan hanya dilalui dari Lebak Bulus- Bundaran HI saja? Sejauh ini sudah ada integrasi di setiap stasiun?
Sudah jadi, bicara intergrasi itu ada tiga, pertama integrasi fisik dengan Transjakarta integrasi fisik langsung, stasiun dengan stasiun itu seperti Bundaran HI, Dukuh Atas, Blok M, CSW. Yang kedua adalah integrasi rute, bagaimana rutenya MRT, penumpang itu di feed oleh transportasi yang lain kita sudah bekerja sama dengan TransJakarta. Misalnya di Lebak Bulus, kita minta orang lagi tidak masuk bawa kendaraan ke dalam kota. Tapi berhenti di Lebak Bulus atau Fatmawati, caranya apa? Naik TransJakarta.
Kami kerja sama dengan TransJakarta untuk membangun rute-rute baru selain rute eksisting agar mereka bisa masuk dari Bintaro misalnya atau dari Lebak Bulus. Mereka akan di feed dan langsung headwaynya juga akan dibuat sama. Jadi kalau sepuluh menit ya sepuluh menit, penumpang tiba-masuk dan langsung naik. Jadi itu rute.
Ketiga adalah integrasi ticketing, ini yang akan dibicarakan, perusahaan patungan sedang dibentung ntuk nantinya ada integrasi tiketing untuk satu tiket jadi bisa naik seluruh transportasi di Jakarta. Kemudian dengan kereta Bandara, KCI di Dukuh Atas itu dibicarakan.
Berarti nanti setelah integrasi tiketing itu kita tidak perlu banyak kartu lagi? Jadi hanya satu kartu saja?
Ya itu sedang kita upayakan, jadi joint venture company untuk integrasi tiketing tadi.
Tapi nanti ketika beroperasi awal ini MRT untuk uang elektronik lainnya juga bisa digunakan?
Bisa, jadi pada saat nanti beroperasi awal, pertama adalah MRT sendiri itu bisa dipakai. Kedua adalah kartu-kartu lain yang dikeluarkan oleh bank itu juga bisa dipakai. Jadi jangan ragu kita bisa gunakan itu. Tapi dalam prosesnya kita gunakan itu supaya ini semua demi kenyamanan penumpang, tentu kita tidak ingin di dompet kita hanya penuh dengan kartu macam-macam ya, nanti kartu kita kerja sama dan dukungan dari Bank Indonesia (BI) dukungan dari pemerintah provinsi.
Integrasi pembayaran kapan targetnya?
Target saya akhir tahun ini, akhir 2019 seluruh Jakarta, TransJakarta 1 juta penumpang, MRT 130.000 penumpang dan lain-lain sudah bisa diintegrasikan. Teknologinya memungkinkan kita melakukan itu dengan cepat.
MRT Fase satu bisa dipastikan beroperasi Maret 2019, setelah itu kita juga perlu tahu ada kelanjutan kah dari MRT selanjutnya boleh diceritakan sedikit pak progres untuk fase 2?
Fase dua itu penetapan lokasinya sudah terbit, oleh pemerintah provinsi, mulai dari Bundaran HI sampai ke Kota, desain awalnya itu kan sampai Kampung Bandan tapi kita tahu bahwa Kampung Bandan ini masih punya masalah, sehingga sekarang kita putuskan untuk melanjutkan yang fase dua Bundaran HI ini sampai ke Kota, sambil pemerintah menugaskan kita untuk mencari lokasi depo. Karena harus ada depo di lokasi fase 2 ini, kita nggak mau menunggu sampai depo itu ada ditentukan ya kita mulai dulu yang 8 km pertama. Bulan ini kita akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk lokasi-lokasi depo fase kedua.
Yang kedua proses pengadaan sudah kita mulai desain juga lagi dimulai, proses pengadaan selesai, untuk yang kegiatan pertama ground breaking sudah kit siapkan kita masuk ke yang kedua pengerjaannya, mudah mudah kita bisa memulai seluruh pengadaan itu tahun ini. Sehingga 2020 fase dua itu sudah jalan semua, tahun ini akan lakukan pembebasan lahan fase dua Bundaran HI - Kota.
Jadi fase 2 ini akan selesai kapan?
2024 akhir kita akan mulai mengoperasikan fase 2.
Jadi 2024 sudah ada sekitar 24 km jalur MRT?
Ya
Kalau fase dua kan juga sudah lama didengungkan, ground breaking juga beberapa kali direncanakan namun sampai saat ini masih belum juga apa sih pak kendala utamanya?
Sebenarnya masalah teknis aja hari hari ini kita sedang berusaha menyelesaikan persoalan secara teknis sudah dipersiapkan. Hal hal administrasi, jadi kasih kita waktu, minggu ini kita tuntaskan bicara dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk memastikan tidak ada persoalan untuk pembangunan kawasan fase dua dari Bundaran HI sampai Kota.
Sudah ada ancer-ancernya nggak? Tanggalnya mungkin atau kapan akan dimulai groundbreakingnya?
Ya kita siap any time, ya lebih cepat lebih bagus karena secara teknis menurut saya desain sudah ada, feasibility sudah ada, dana sudah ada jadi anytime fase 2 bisa dimulai.
Menarik untuk MRT kan perusahan baru, transportasi baru lalu misinya mengubah Jakarta, ke depan juga MRT ini seperti di negara lain di kota maju negara lainnya juga akan punya jalur yang compilcated, menyusuri seluruh kota di Jakarta? Boleh diceritain nggak?
Fase satu itu adalah menurut saya fase yang paling sulit karen pertama kali kita melakukannya untuk Indonesia bahkan. Tapi setelah fase satu semuanya lebih sederhana karena kita sudah punya pengalaman, kita punya sumber daya, jadi saya tidak mau terlalu banyak ngejar, karena Jakarta Indonesia sudah terlalu lama, sudah terlambat. Untuk kota di atas 10 juta (penduduk) itu tidak bisa tidak punya metro oleh sebab itu itungan kami 300 km jaringan mertro pada 2030 itu seharusnya sesuatu yang memungkinkan. Fase 1 memang harus dibantu, seluruhnya pendanan oleh pemerintah.
Fase 2 juga pendanaan juga tidak kita dapatkan dari Jepang, tapi fase berikutnya tidak harus pemerintah semua 50% datang dari investasi. Tapi masuk karena infratruktur pemerintah masih bagus. Visi saya seperti ini, karena kalau 16 km tentu tidak bisa, jadi harus ada integrasi. Integrasi perluasan jaringan kereta, karena dalam jangka panjang semua yang namanya transport mass harus pakai jalur kereta, supaya jalur terukur, sistemnya bagus. Utara kita lanjutkan, nah timur barat sudah dibangun timur barat harus dibangun. 87 km dari Balaraja sampai Cikarang, segmen Jakarta ini harusnya bisa dimulai tahun depan dari Kalideres ke ujung Menteng 31 km.
Tahun depan itu apanya?
Groundbreaking untuk fase 3, itu fase east west itu harus dimulai khususnya untuk fase Jakarta, jadi timur barat dia ketemunya di Sarinah. Kita harus kejar itu, mungkin Jakarta 2025 harus selesai. Pada saat yang sama kita juga harus bicara loopline, karena ada dua sistem pendekatannya, ada Jakarta yang harus dilayani KCI jadi sistemnya masuk ke dalam.
Tapi loopline itu di mana-mana harus ada, jadi loopline itu ada dua, di mana-mana di kota itu ada loopline di dalam kota ada loopline. Di Tokyo itu Yamamoto line, jadi dia menyisir seluruh pusat-pusat. Kalau di Jakarta itu 20 km. Kemudian outer loopline itu juga kita lihat, di Jakarta itu sekitar 70 km itu juga harus didorong. Kemudian ke luar Jakarta, seperti Tangerang Selatan, ke Bekasi ke titik-titik itu harus mulai dijangkau tapi integrasi dengan LRT yang sudah ada jadi 2030 300 km itu sesuatu yang harus kita jangkau. Kalau betul-betul kita mau menjadikan Jakarta ini didukung oleh transportasi publik yang lain.
Secara pattern kita formulanya sudah punya kan kita sudah berpengalaman akhirnya, misi tadi feasible?
Sangat feasible, MRT Jakarta dengan kekuatan seperti sekarang kita punya pengalaman untuk melakukan konstruksi yang kita punya sekarang itu anak-anak muda terbaik. Engineer engineer terbaik mereka datang meninggalkan pekerjaan mereka ke luar negeri. Kembali ke Jakarta karena ingin membangun Jakarta, yang sekarang melakukan operasi anda lihat masinis masinis kita usianya 20-25 tahun anak-anak muda ini memiliki kemampuan yang luar biasa dan harus diberikan kesempatan membangun jaringan di Jakarta gitu.
Bahkan Jakarta itu harus jadi model pembangunan metro sistem di kota-kota lain di Indonesia ya, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar. Kota-kota yang sudah punya penduduk sampai di atas 3-4 juta harus sudah bersiap-siap, jangan tunggu sampai kita seperti Jakarta baru mulai. Susahnya di situ, Jakarta akhirnya lumayan struggle kita untuk memulai fase 1. Karena kondisi saat pemukiman sudah sangat penuh baru kita mulai. Nah kita berharap, kita bisa berikan advice ke kota lain di Indonesia untuk memulai pembangunan kereta perkotaan atau transportasi berbasis rel di kota.
Tadi menarik, jangan sampai menunggu kotanya penuh dulu, MRT ini kan sudah dibangun setelah kotanya penuh, Jakarta. Tapi akhirnya kita berhasil juga bangunnya pak? Boleh kasih cerita atau pengalaman ke kita, bagaimana akhirnya MRT bisa akhirnya jadi gitu?
Hal yang paling sulit di awal itu adalah pembebasan lahan, ketika kota sudah penuh dan harga tanah sudah tinggi. Pembebasan lahan, kalau kita sudah mulai 20 tahun yang lalu kita tidak akan mungkin berhadapan dengan situasi pembebasan lahan dan ini memang dan bayangin harga tanah di pusat kota seperti Sudirman Thamrin itu berapa besar dan ketika kita lakukan elevated di Haji Nawi sampai ke Lebak Bulus atau Blok M ke Lebak Bulus itu negosiasi pembebasan lahan lumayan besar. Itu tantangan yang akan dihadapi dan itu akan diselesaikan dan belajar dari fase 1 tantangannya saya ingin tidak mau berlama-lama, fase 2 ini langsung tahun ini kita gerakkan pembebasan lahan.
Tentunya sekarang karena kita sudah lebih siap dan berpengalaman harusnya kita bisa lebih siap mengelola. Jadi kita sudah mendekati komunitas masyarakat dan mereka sudah melihat pengalaman. Begitu mereka melihat kawasan selatan dibuka. Value of line harga tanah naik, kalau mereka mau lakukan bisnis sekarang mereka lebih menguntungkan. Saya sekarang dari sini mau makan siang di Haji Nawi cuma 20 menit sampai Haji Nawi. Mau tinggal di Haji Nawi atau Cipete atau Fatmawati 30 menit pasti jadi tidak perlu lagi memenuhi pusat kota Jakarta gitu ya itu harapan yang saya berikan ke seluruh masyarakat yang jalur keretanya dilalui MRT, karen aketika MRT lalui value of line nilai dari kawasan anda akan meningkat. Jangan dihambat, mari kita dukung karena yang perlu dilakukan adalah bersama-sama masyarakat di kawasan menyiapkan bagaimana kalau MRT datang.
Jadi buat kota lain yang masih belum ada keinginan untuk membuat transportasi di dalam kota, bisa dimulai dari sekarang?
Bisa mulai dari sekarang, dan ketika kita sudah punya pengalaman seperti ini saya berkeyakinan bahwa tidak semua harus dibiayai pemerintah. Ini akan kita coba timur barat dan loopline. Mekanisme kemitraan dan badan usaha itu sesuatu yang terbukti bisa dilaksanakan. Di Hong Kong kemarin saya lihat di China bagian seperti layanan, service, kereta, rolling stock itu bisa diswastanisasi, pemerintah hanya membangun infrastrukturnya. Kemudian pembangunan kawasan TOD itu bisa dikerjasamakan dengan swasta. Jadi ini mengundang keterlibatan swasta yang juga nanti akan ikut berinvestasi dalam pembangunan jaringan kereta perkotaan.