Menanti Laju MRT Jakarta

Wawancara Khusus Dirut MRT

Menanti Laju MRT Jakarta

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 04 Feb 2019 19:08 WIB
Halaman ke 3 dari 3
3.

Masa Depan MRT di Ibu Kota

Menanti Laju MRT Jakarta
Foto: Dok. MRT Jakarta
MRT Fase satu bisa dipastikan beroperasi Maret 2019, setelah itu kita juga perlu tahu ada kelanjutan kah dari MRT selanjutnya boleh diceritakan sedikit pak progres untuk fase 2?
Fase dua itu penetapan lokasinya sudah terbit, oleh pemerintah provinsi, mulai dari Bundaran HI sampai ke Kota, desain awalnya itu kan sampai Kampung Bandan tapi kita tahu bahwa Kampung Bandan ini masih punya masalah, sehingga sekarang kita putuskan untuk melanjutkan yang fase dua Bundaran HI ini sampai ke Kota, sambil pemerintah menugaskan kita untuk mencari lokasi depo. Karena harus ada depo di lokasi fase 2 ini, kita nggak mau menunggu sampai depo itu ada ditentukan ya kita mulai dulu yang 8 km pertama. Bulan ini kita akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk lokasi-lokasi depo fase kedua.

Yang kedua proses pengadaan sudah kita mulai desain juga lagi dimulai, proses pengadaan selesai, untuk yang kegiatan pertama ground breaking sudah kit siapkan kita masuk ke yang kedua pengerjaannya, mudah mudah kita bisa memulai seluruh pengadaan itu tahun ini. Sehingga 2020 fase dua itu sudah jalan semua, tahun ini akan lakukan pembebasan lahan fase dua Bundaran HI - Kota.

Jadi fase 2 ini akan selesai kapan?
2024 akhir kita akan mulai mengoperasikan fase 2.

Jadi 2024 sudah ada sekitar 24 km jalur MRT?
Ya

Kalau fase dua kan juga sudah lama didengungkan, ground breaking juga beberapa kali direncanakan namun sampai saat ini masih belum juga apa sih pak kendala utamanya?
Sebenarnya masalah teknis aja hari hari ini kita sedang berusaha menyelesaikan persoalan secara teknis sudah dipersiapkan. Hal hal administrasi, jadi kasih kita waktu, minggu ini kita tuntaskan bicara dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk memastikan tidak ada persoalan untuk pembangunan kawasan fase dua dari Bundaran HI sampai Kota.

Sudah ada ancer-ancernya nggak? Tanggalnya mungkin atau kapan akan dimulai groundbreakingnya?
Ya kita siap any time, ya lebih cepat lebih bagus karena secara teknis menurut saya desain sudah ada, feasibility sudah ada, dana sudah ada jadi anytime fase 2 bisa dimulai.

Menarik untuk MRT kan perusahan baru, transportasi baru lalu misinya mengubah Jakarta, ke depan juga MRT ini seperti di negara lain di kota maju negara lainnya juga akan punya jalur yang compilcated, menyusuri seluruh kota di Jakarta? Boleh diceritain nggak?

Fase satu itu adalah menurut saya fase yang paling sulit karen pertama kali kita melakukannya untuk Indonesia bahkan. Tapi setelah fase satu semuanya lebih sederhana karena kita sudah punya pengalaman, kita punya sumber daya, jadi saya tidak mau terlalu banyak ngejar, karena Jakarta Indonesia sudah terlalu lama, sudah terlambat. Untuk kota di atas 10 juta (penduduk) itu tidak bisa tidak punya metro oleh sebab itu itungan kami 300 km jaringan mertro pada 2030 itu seharusnya sesuatu yang memungkinkan. Fase 1 memang harus dibantu, seluruhnya pendanan oleh pemerintah.

Fase 2 juga pendanaan juga tidak kita dapatkan dari Jepang, tapi fase berikutnya tidak harus pemerintah semua 50% datang dari investasi. Tapi masuk karena infratruktur pemerintah masih bagus. Visi saya seperti ini, karena kalau 16 km tentu tidak bisa, jadi harus ada integrasi. Integrasi perluasan jaringan kereta, karena dalam jangka panjang semua yang namanya transport mass harus pakai jalur kereta, supaya jalur terukur, sistemnya bagus. Utara kita lanjutkan, nah timur barat sudah dibangun timur barat harus dibangun. 87 km dari Balaraja sampai Cikarang, segmen Jakarta ini harusnya bisa dimulai tahun depan dari Kalideres ke ujung Menteng 31 km.

Tahun depan itu apanya?
Groundbreaking untuk fase 3, itu fase east west itu harus dimulai khususnya untuk fase Jakarta, jadi timur barat dia ketemunya di Sarinah. Kita harus kejar itu, mungkin Jakarta 2025 harus selesai. Pada saat yang sama kita juga harus bicara loopline, karena ada dua sistem pendekatannya, ada Jakarta yang harus dilayani KCI jadi sistemnya masuk ke dalam.

Tapi loopline itu di mana-mana harus ada, jadi loopline itu ada dua, di mana-mana di kota itu ada loopline di dalam kota ada loopline. Di Tokyo itu Yamamoto line, jadi dia menyisir seluruh pusat-pusat. Kalau di Jakarta itu 20 km. Kemudian outer loopline itu juga kita lihat, di Jakarta itu sekitar 70 km itu juga harus didorong. Kemudian ke luar Jakarta, seperti Tangerang Selatan, ke Bekasi ke titik-titik itu harus mulai dijangkau tapi integrasi dengan LRT yang sudah ada jadi 2030 300 km itu sesuatu yang harus kita jangkau. Kalau betul-betul kita mau menjadikan Jakarta ini didukung oleh transportasi publik yang lain.

Secara pattern kita formulanya sudah punya kan kita sudah berpengalaman akhirnya, misi tadi feasible?
Sangat feasible, MRT Jakarta dengan kekuatan seperti sekarang kita punya pengalaman untuk melakukan konstruksi yang kita punya sekarang itu anak-anak muda terbaik. Engineer engineer terbaik mereka datang meninggalkan pekerjaan mereka ke luar negeri. Kembali ke Jakarta karena ingin membangun Jakarta, yang sekarang melakukan operasi anda lihat masinis masinis kita usianya 20-25 tahun anak-anak muda ini memiliki kemampuan yang luar biasa dan harus diberikan kesempatan membangun jaringan di Jakarta gitu.

Bahkan Jakarta itu harus jadi model pembangunan metro sistem di kota-kota lain di Indonesia ya, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar. Kota-kota yang sudah punya penduduk sampai di atas 3-4 juta harus sudah bersiap-siap, jangan tunggu sampai kita seperti Jakarta baru mulai. Susahnya di situ, Jakarta akhirnya lumayan struggle kita untuk memulai fase 1. Karena kondisi saat pemukiman sudah sangat penuh baru kita mulai. Nah kita berharap, kita bisa berikan advice ke kota lain di Indonesia untuk memulai pembangunan kereta perkotaan atau transportasi berbasis rel di kota.

Tadi menarik, jangan sampai menunggu kotanya penuh dulu, MRT ini kan sudah dibangun setelah kotanya penuh, Jakarta. Tapi akhirnya kita berhasil juga bangunnya pak? Boleh kasih cerita atau pengalaman ke kita, bagaimana akhirnya MRT bisa akhirnya jadi gitu?
Hal yang paling sulit di awal itu adalah pembebasan lahan, ketika kota sudah penuh dan harga tanah sudah tinggi. Pembebasan lahan, kalau kita sudah mulai 20 tahun yang lalu kita tidak akan mungkin berhadapan dengan situasi pembebasan lahan dan ini memang dan bayangin harga tanah di pusat kota seperti Sudirman Thamrin itu berapa besar dan ketika kita lakukan elevated di Haji Nawi sampai ke Lebak Bulus atau Blok M ke Lebak Bulus itu negosiasi pembebasan lahan lumayan besar. Itu tantangan yang akan dihadapi dan itu akan diselesaikan dan belajar dari fase 1 tantangannya saya ingin tidak mau berlama-lama, fase 2 ini langsung tahun ini kita gerakkan pembebasan lahan.

Tentunya sekarang karena kita sudah lebih siap dan berpengalaman harusnya kita bisa lebih siap mengelola. Jadi kita sudah mendekati komunitas masyarakat dan mereka sudah melihat pengalaman. Begitu mereka melihat kawasan selatan dibuka. Value of line harga tanah naik, kalau mereka mau lakukan bisnis sekarang mereka lebih menguntungkan. Saya sekarang dari sini mau makan siang di Haji Nawi cuma 20 menit sampai Haji Nawi. Mau tinggal di Haji Nawi atau Cipete atau Fatmawati 30 menit pasti jadi tidak perlu lagi memenuhi pusat kota Jakarta gitu ya itu harapan yang saya berikan ke seluruh masyarakat yang jalur keretanya dilalui MRT, karen aketika MRT lalui value of line nilai dari kawasan anda akan meningkat. Jangan dihambat, mari kita dukung karena yang perlu dilakukan adalah bersama-sama masyarakat di kawasan menyiapkan bagaimana kalau MRT datang.

Jadi buat kota lain yang masih belum ada keinginan untuk membuat transportasi di dalam kota, bisa dimulai dari sekarang?
Bisa mulai dari sekarang, dan ketika kita sudah punya pengalaman seperti ini saya berkeyakinan bahwa tidak semua harus dibiayai pemerintah. Ini akan kita coba timur barat dan loopline. Mekanisme kemitraan dan badan usaha itu sesuatu yang terbukti bisa dilaksanakan. Di Hong Kong kemarin saya lihat di China bagian seperti layanan, service, kereta, rolling stock itu bisa diswastanisasi, pemerintah hanya membangun infrastrukturnya. Kemudian pembangunan kawasan TOD itu bisa dikerjasamakan dengan swasta. Jadi ini mengundang keterlibatan swasta yang juga nanti akan ikut berinvestasi dalam pembangunan jaringan kereta perkotaan. (kil/eds)

Hide Ads