Kalau selesai 100% kan 14 juta penumpang per tahun. Keberadaan bandara di Kulon Progo ini akan benar-benar membuat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menjadi lebih istimewa dengan adanya ini karena manfaatnya banyak sekali.
Pertama, bisa mendorong kegiatan tourism yang tadi saya sampaikan. Kemudian kedua juga peluang untuk kargo, ekspor ke internasional lebih mudah lagi. Jadi produk-produk kerajinan, hasil bumi dari Yogyakarta ataupun dari Jawa Tengah bisa diekspor ke luar negeri dari Kulon Progo dengan menggunakan pesawat besar, artinya apa, kapasitasnya besar.
Kalau selama ini kan melalui Soekarno Hatta, melalui Denpasar jadi cenderung biaya logistiknya tinggi. Kalau ini kan bisa langsung ke luar negeri. Jadi peluang dari logistik juga cukup tinggi.
Terus manfaat lain yang penting lagi adalah bahwa keberadaan bandara ini tentu saja akan mendorong bisnis-bisnis yang terkait dari restoran, hotel, transportasi dan yang penting juga membuka banyak lapangan kerja baru.
Sebagai contoh, sekarang ini dalam tahap konstruksi aja kita sudah mempekerjakan sekitar 5.800 pekerja di area konstruksi dan dampak terhadap Kulon Progo secara langsung menurunkan tingkat pengangguran yang tadinya 4% sekarang turun menjadi 1,4%. Masyarakat yang ada di sekitar Kulon Progo.
Kalau dulu masyarakat Kulon Progo mencari pekerjaan ke luar Kulon Progo, bahkan keluar dari Yogya sekarang pekerjaannya datang dan ini dampak pengangguran turun signifikan. Kulon Progo yang dulu di antara kabupaten di bawah DIY ini tingkat penganggurannya tertinggi, sekarang jadi yang terendah hanya 1,4%.
Jadi ini salah satu dampak positif yang sudah mulai dirasakan oleh masyarakat di sana. Nah saya juga mencoba apa namanya, memberikan kesempatan kepada masyarakat di sekitar Kulon Progo untuk bisa memanfaatkan secara maksimum keberadaan bandara tersebut. Jadi yang kita lakukan adalah kita membangun dengan melalui program CSR yang namanya Balai Permberdayaan Masyarakat.
Kita memberikan pelatihan secara gratis untuk masyarkat di Kulon Progo yang terdampak oleh pembangunan bandara berupa pelatihan-pelatihan misalnya pelatihan bahasa Inggris, terus pelatihan untuk menjadi operator bagasi kendaraan yang ada di apron, kemudian pelatihan safety security bandara. Jadi harapannya adalah kesempatan pekerjaan yang muncul di Bandara Kulon Progo atau new Yogyakarta International Airport (NYIA) benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.
Saya tidak bisa menjanjikan semua terserap, tapi saya memberikan kesempatan peatihan yang kita berikan secara gratis agar mereka bisa benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh bandara, karena yang akan beroperasi di situ kan nanti dari ground handling, dari airline. Jadi tidak sepenuhnya dikontrol AP I. Tapi paling nggak masyarakat sudah kita latih diharapkan mendapatkan prioritas untuk di situ.
Sekarang ini saya banyak menerima ucapan terima kasih dari masyarakat. Kalau pertama kali saya masuk AP I kan dulu setiap hari yang muncul complain-complain menolak. Sekarang ini berubah, yang muncul adalah ucapan terima kasih sudah merasakan. Padahal bandara belum beroperasi dan saya memperhitungkan nanti saat pengoperasian secara 100% ada 15.000 tenaga kerja. Dampaknya luar biasa buat Yogya.
Dari segi aksesibilitas sendiri ke Bandara Kulon Progo bagaimana?
Jadi memang faktor accesibility menjadi salah satu kunci keberhasilan sebuah bandara. Nah, untuk yang di New Yogyakarta International Airport (NYIA) ini rencana nanti ada kereta bandara yang langsung berhenti di bandara. Itu direncanakan akan diselesaikan di tahun 2020.
Udah mulai konstruksi?
Prosesnya udah di lagi dijalankan akan, itu rencananya 2020 selesai tapi untuk bridging sebelum kereta bandara bisa dioperasikan langsung masuk ke dalam terminal, kita juga sekarang ini sedang memanfaatkan di Wojo. Jadi nanti rencana kan akses moda transportasi dari jalur lingkar selatan ada dua jalur kereta yaitu dari Stasiun Maguwo, Stasiun Tugu kemudian Wojo. Dari Stasiun Wojo kita siapin kendaraan Damri menuju bandara, sekitar 10 menit.
Saya udah coba keretanya dan sangat nyaman dari Wojo ke terminal 10 mneit dan kita udah siapin. Itu tahap awal accesibility menggunakan kereta api. Dan kita harapkan kereta tersedia 15 menit sekali.
Rute kereta bandaranya mana aja?
Dari Maguwo-Stasiun Tugu terus ke Kedundang. Kalau masuk ke bandara dari Kedundang, dari Kedundang langsung ke bandara. Kalau sekarang Wojo dulu, karena Wojo yang paling dekat dengan, tapi nanti yang akan masuk ke dalam bandara adalah dari Maguwo-Tugu-Stasiun Kedundang langsung masuk.
Di samping itu, Damri juga sudah menyiapkan kendaraan bus yang akan dioperasikan secara reguler dari titik-titik yang potensial memanfaatkan Bandara Kulon Progo. Misalnya dari Yogyakarta langsung ke Kulon Progo, dari Purworejo, kemudian dari objek wisata Borobudur dan lain sebagainya dan ini sudah mulai disiapkan. Damri sudah menyiapkan armada teramsuk shuttle dari Wojo ke bandara itu sudah.
Khawatir nggak nanti bandaranya sepi seperti di Kertajati?
Jadi persoalannya berbeda dengan yang di Majalengka, Kertajati. Pembangunan di Kulon Progo ini sifatnya karena memang kebutuhan yang sangat mendesak kesediaan jasa transportasi udara yang ada di Yogya, kebutuhan yang mendesak, dan saya kira beda dengan, beda sekali dengan yang di Majalengka dan accesibility itu menjadi salah satu catatan tapi kita sudah siapkan solusi yang baik dan ini juga membuka opportunity dari wilayah Jawa Tengah, Purworejo dan sebagainya kalau selama ini mereka harus ke Yogyakarta, sekarang malah makin dekat.
Jadi walaupun dari Yogyakarta menjadi semakin jauh, tapi di sekitar juga terbuka traffic baru atau market baru. Jadi saya kira ini opportunitynya besar dan beda kasusnya.
Mengenai ancaman gempa dan tsunami di Bandara Kulon Progo?
Jadi sebenarnya terhadap tsunami kita sudah melakukan mitigasi risiko. Jadi dari Angkasa Pura I telah membahas risiko terkait dengan tsunami maupun bencana alam dengan pakar dan akademisi termasuk memanfaatkan pakar dari Jepang. Kita sudah membuat simulasi gempa dan tsunami di bandara tersebut. Jadi saat ini bandara sudah dilakukan mitigasi terhadap kemungkinan tsunami dan lain sebagainya kondisinya aman, yang penting adalah mitigasinya.
Jadi kalau dilihat dari runway atau landasan pacu kan dibuat ketinggiannya 7,4 meter di atas permukaan laut dan jarak dari bibir pantai 400 meter dan dari terminal 9,25 meter dan jarak dari laut sekitar 1,2 kilometer (km). Jadi gedung di bandara tersebut, terminal itu kita bangun konstruksinya dirancang untuk menahan gempa yang berkekuatan hingga skala 8,8 richter ya dan konstruksinya juga tetap kokoh sekalipun diterjang gelombang tsunami. Jadi sudah dimitigasi, sudah dipastikan bahwa ini akan aman dengan 8,8 skala richter dengan pusat gempa ada di Kulon Progo.
Jadi boleh dikatakan terminal yang kita bangun di Kulon Progo itu bangunan yang paling aman di Yogya kalau misalnya nanti kemungkinan terjadi bencana. Nah, karena pertama dari sisi kekuatannya karena dirancang bisa tahan gempa dan tsunami sehingga penumpang juga akan aman. Nah, lantai 2 di terminal tersebut tingginya 6 meter dari lantai dasar, bisa dipakai tempat evakuasi dan gedung terminal ini dilengkapi dengan konstruksi certified column atau kolom yang dikorbankan ketika misalnya nanti terjadi gempa. Hal lain lagi, kita juga siapkan gedung crisis center yang bisa berfungsi sebagai tempat evakuasi sementara bagi orang-orang dalam bandara atau orang sekitar bandara. Jadi sudah sangat kita antisipasi terhadap, kita melibatkan pakar tsunami juga dari Jepang.
Kalau banjir kemarin bagaimana pak?
Jadi memang kan kemarin terjadi hujan yang terus-menerus mulai Sabtu sampai Senin pagi. Jadi memang beberapa wilayah di Yogya kan tergenang termasuk Bandara Adisutjipto sempat ditutup karena memang visibility untuk take off landing itu tidak dimungkinkan karena memang saking derasnya hujan dan memang di Kulon Progo terjadi beberapa genangan di Jalan Daendels apa yang menuju ke akses bandara. Tapi di lokasi terminal, lokasi bandara yang kita bangun malah tidak sama sekali. Bahkan di runway kering langsung.
Itu sekaligus untuk menguji kualitas runway kita dan kita sangat happy tiga hari hujan langsung kering salah satu ini yang bagus. Nah, memang muncul di berita dan itu benar-benar disampaikan secara tidak bertanggung jawab ya karena memang foto yang ditampilkan bukan foto di Kulon Progo dan kemudian isi beritanya sama sekali tidak, wartawannya sudah minta maaf.