Melihat Kesiapan Operasi Bandara Kulon Progo

Wawancara Dirut Angkasa Pura I

Melihat Kesiapan Operasi Bandara Kulon Progo

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 27 Mar 2019 08:13 WIB
Melihat Kesiapan Operasi Bandara Kulon Progo
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi/Foto: Ardan Adhi Chandra
Kalau di luar Kulon Progo yang menjadi fokus AP I, ada bandara lain yang dikembangkan?
Jadi memang gini, dari 13 bandara yang kita kelola kan sudah perlu ditingkatkan kapasitasnya. Soalnya sudah terkait masalah lack of capacity, pertumbuhan traffic penumpang jauh lebih tinggi dari kemampuan menyediakan kapasitas. Sehingga apa yang kita lakukan adalah dalam lima tahun ke depan ini kita upayakan peningkatan kapasitas di 13 bandara yang kita kelola secara lebih signifikan lagi.

Proses ini sudah kita mulai di 2018 di mana kita alokasikan sekitar Rp 18,8 triliun untuk pembangunan pengembangan investasi. Di tahun 2019 ini, kita mengalokasikan sektiar RP 17,5 triliun capex kita. Itu angkanya cukup tinggi ya dan itu direncanakan untuk bisa meningkatkan selain yang sekarang sudah kita lakukan di Semarang, Semarang sudah selesai terus kemudian masuk di Kulon Progo di 2019 selesai. Terus nanti yang di Banjarmasin juga diharapkan di Oktober selesai 100%. Di Banjarmasin itu meningkatkan kapasitas Oktober selesai 100%.

Nah yang mulai kita kembangkan lagi adalah di Makassar. Makassar ini kan yang sekarang ini di terminal ini untuk menampung penumpang, nanti akan kita tingkatkan menjadi sekitar 16 juta tapi total akan meningkat sampai 21 juta dan rencana groundbreaking kalau nggak akhir Maret ini awal April, perluasan terminal.

Dan kemudian lanjut di Surabaya di terminal 1 naikkan kapasitas dari 6 juta menjadi 14 juta. Bandara lain seperti Manado kita juga tingkatkan kapasitasnya tahun ini. AP menerapkan di seluruh bandara kita tingkatkan. Termasuk Bali pun nantinya juga terus akan kita kembangkan kapasitas yang lebih banyak lagi. Sekarang ini kan kapasitas 21 juta nanti kita tingkatkan sampai ke 37 juta. Jadi kalau bicara overall Angkasa Pura I di 2017 ini kan kapasitas yang kita siapkan 79 juta penumpang per tahun di 13 bandara, nanti diharapkan di 2023 kapasitas meningkat sampai 140 juta, dua kali lipat di 2023 dari 13 bandara yang kita kelola.

Tapi di samping itu kita kan sekarang lagi merencanakan mengelola bandara-bandara yang sekarang ini dikelola oleh UPT Perhubungan. Jadi di samping 13 itu plus bandara-bandara baru yang akan kita kelola dari Perhubungan.

Bandara mana saja?
Contohnya Sentani, satu Sentani saya mengharapkan nanti Sentani April pengoperasian, kalau nggak April-Mei lah pengoperasian AP I. Kemudian Luwuk, kemudian Samarinda Baru, Labuan Bajo itu menjadi target yang mudah-mudahan tahun ini sudah bisa kita operasikan.

Jadi kalau bicara kapasitas, dari 13 bandara eksisting yang ada akan meningkat di tahun 2023 menjadi sekitar 140 juta plus bandara-bandara UPT yang kita kelola. Dari sisi skala bisnis akan meningkat signifikan dan harapannya pengembangan yang kita lakukan di AP I bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi karena kembali lagi kegiatan ekonomi akan lebih lancar, lebih mudah, lebih murah kalau transportasi udaranya bisa dikembangkan dengan baik.

Bandara Bali Utara ada ketertarikan untuk dikelola juga nggak?
Angkasa Pura I sudah menyampaikan minat ke Kementerian Perhubungan untuk mengelola Bali Utara.

Sekarang ini kita sedang melakukan pra FS kalau ini nanti mendapatkan persetujuan mudah-mudahan nanti lanjut ke proses FS.

Kalau pembicaraan dengan PT BIBU bagaimana?
Saya komunikasinya tentu saja dengan Pemda, dengan Gubernur. Jadi nanti rencananya kita akan bangun semacam konsorsium kerja sama dengan pihak ketiga lainnnya termasuk kita menggandeng Pemda. Karena kunci keberhasilan di Bali Utara mengacu studi yang dilakukan oleh World Bank itu harus ada konektivitas secara langsung dengan Gusti Ngurah Rai. Itu salah satu faktor yang layak atau tidaknya. Kalau tidak terhubung secara langsung kurang layak.

Tentu saja ini nanti harapannya kita yang akan mengoperasikan, kita atur lah. Mungkin bisa saja nanti kita arahkan Bali Utara untuk khusus low cost carrier (LCC) tapi ini masih dalam kajian yang kita lakukan sekarang. (ara/zlf)

Hide Ads