Buka-bukaan Bos Garuda Tauberes, Cucu Usaha yang Bikin Erick Ngakak

Wawancara Bos Tauberes

Buka-bukaan Bos Garuda Tauberes, Cucu Usaha yang Bikin Erick Ngakak

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 18 Des 2019 07:00 WIB
Foto: Dok. Istimewa

Tauberes itu sebenarnya perusahaan apa?
Jadi gini, ini kan sebenarnya Tauberes jadi viral karena kemarin Pak Erick Thohir ngetawain namanya, karena namanya unik Tauberes. Dari segi namanya dulu, sebenarnya Tauberes nggak nama asal-asalan, memang didirikan anak-anak milenial, jadi timnya Tauberes isinya milenial semua umurnya 22 tahun sampai umur 38 tahun, jadi itu range umurnya.

Tauberes ini sebenarnya singkatan, T transportation, A airlines, U utilities, B beneficial, E effective, R reliable, E efficient, S itu safe. Jadi, Tauberes sebenarnya kita memanfaatkan transportasi berdasarkan pesawat supaya membuat orang lebih untung, efektif, efisien, terjaga dan aman.

Ini sebenarnya namanya aja kita konsep bener-bener mikir banget, karena yang diriin milenial kita semangatnya bikin startup, startup kan namanya aneh ada Jalan Tikus, ada Males Banget, ada Gojek, jadi semangat yang diusung itu gimana caranya supaya Tauberes bisa dikenal di masyarakat dengan nama yang unik lah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekarang, jadi viral gara-gara oknum AA, kemarin keseret kasus, terus imbasnya ke Tauberes karena ada evaluasi mendalam ya anak perusahaan Garuda dievaluasi semua, akhirnya kena imbasnya. Padahal sebenernya ada atau tidak ada AA Tauberes ini akan berjalan, kita nggak ada sangkut paut sama sekali sama kasusnya Garuda. Garuda sama kita, eyang sama cucu jauh.

Secara pendirian pun asetnya sedikit, kurang dari Rp 2 miliar, karena memang semangat kita ini bagaimana caranya membuat startup berbasis teknologi, kita nggak mengedepankan aset. Kalau misalkan perusahaan zaman dulu asetnya banyak sampai triliunan, ratusan triliun. Kita penginnya bahkan tanpa aset, kalau bisa asetnya Rp 0. Kita lihat Facebook, kan perusahaan nggak punya jurnalis tapi punya konten, Alibaba nggak punya toko fisik tapi bisa jualan.

Kita di Tauberes nggak punya pesawat, kita nggak punya kurir, tapi kita bisa ngirim paket, kargo dan sebagainya itu yang kita cita-citakan. Bisnis model kita ini rigid, bener-bener kuat di bisnis model karena yang kita sasar fokus sameday delivery, hari itu sampe. Ada B to C, ada B to B, ada bussiness to customer, bussiness to bussiness.

Sebelum ada Tauberes itu ada permasalahan yang terjadi di lapangan. Pertama dari segi maskapai, kedua agen pengiriman, ketiga dari segi customer. Maskapai ini sebelum Tauberes berdiri, saya lihat satu fakta, saya itu ngonsep Tauberes sudah lama, ketika masuk Garuda baru saya bisa keluarkan.

Pertama dari segi maskapai, pesawat itu baik Garuda, Citilink, NAM, Sriwijaya, Lion Air itu setiap kali mereka terbang ke rute banyak sekali itu, itu lambung pesawat kosong, dan sebenarnya bisa diisi lambungnya, lambungnya bisa diisi barang-barang.

Permasalahan yang dihadapi maskapai mereka bingung caranya ngisi barang gimana, karena nggak ada yang mau isi, nggak ada yang masukin barangnya ke lambung pesawat. Karena apa?

Ini kedua, nembaknya ke agen, sekarang ini agen pengiriman barang lebih senang pakai jalur darat dari pada jalur udara. Kenapa, karena jalur darat lebih murah dan nggak ada aturan khusus yang ribet. Apalagi, dengan infrastruktur yang semakin bagus di Indonesia, mereka memilih jalur darat kalau di Jawa, kalau di luar pulau harus pakai pesawat. Pengiriman memang paling banyak di Jawa, mereka pakai jalur darat, mereka ngejar sameday delivery tapi pakainya darat itu mungkin sampai hari yang sama cuma waktunya lama.

Saya iseng tanya agen, kamu mau nggak pake pesawat? Mau pakai pesawat, cuma pesawat itu ribet, bayarnya mahal. Kenapa pesawat ribet dan bayarnya mahal, saya kulik lagi agen. Ternyata, saat ini agen-agen katakan JNE kalau mau ngirim pesawat, kan maskapai banyak banget, ketika mau ngirim pesawat mereka harus deposit ke setiap airline, ke Garuda deposit Rp 1 miliar katakanlah , Citilink Rp 1 miliar, di NAM Rp 1 miliar, Lion Rp 1 miliar jadi agen yang mengirim pakai pesawat dia harus sent Rp 5 miliar untuk punya deposit tiap maskapai, berarti gede banget biayanya. Makanya, agen-agen nggak mau pakai pesawat, dia maunya jalur darat, kalau pesawat mahal depositnya, dan tiap maskapai perlu deposit satu persatu.

Masalah kedua untuk agen, setiap kali mereka mau mengirim barang sameday, harus ada minimal kilogram, minimal kilogram itu 10 kg dan harganya minimal 10 kg.

Misalnya, JNE punya customer, customernya ini pengin kirim barang saat itu juga sampai, barangnya katakan handphone yang beratnya 250 gram katakanlah. Dia kalau sampai hari itu juga pakai pesawat, misalnya pengiriman dari Jogja ke Jakarta itu kan per item Rp 20 ribu kalau misalkan pengen sampai hari itu si customer ini harus bayar 10 kg. Padahal, dia barangnya 250 gram harusnya 1 kg, ini kalau sameday delivery harus bayar 10 kg, jadi harus bayar Rp 200 ribu, secara customer mahal.

Si agen juga gimana caranya supaya barang ini terkumpul 10 kg, karena dalam sehari sameday nggak sampai 10 kg, kecuali sudah besar punya jaringan di mana-mana tapi tiap kota susah, ada sehari nyampai, ada yang hari berikutnya sampai. Jadi harus 10 kg di tas baru bisa terbang pakai pesawat. Ini lah Tauberes itu hadir.

Ketika diberitakan Tauberes kaya Lion Parcel, GNE, J&T salah. Kita itu nggak kurir, Kita sama sekali bukan jasa pengiriman barang. Kita network kolaborator di mana kurir masuk kita, airline masuk ke kita, customer masuk ke kita untuk menyelesaikan semuanya, sebenarnya Tauberes bukan kurir.

Tauberes hadir fungsinya untuk apa? Kita ke maskapai bilang, 'kamu pesawat kosong ya lambung-lambungnya tiap kali perjalanan. Iya gimana nih supaya lambung keisi'. Kita bilang, OK kita cariin barang, terus isinya pakai apa, gampang Tauberes aja kita nanti ada kerja sama dengan pihak lain, OK deh boleh. Kalau Tauberes bisa ngasih maskapai barang, Tauberes minta komisi. Masalahnya, maskapai kosong barangnya kita mau kasih, kalau ada barang Tauberes kita kasih komisi ya, deal nih dengan maskapai.

Setelah maskapai deal, kita ke agen, kita ke agen bilang Hi agen kamu kesulitan kan ngirim pakai pesawat ribet, harga mahal gimana soalnya aku harus deposit, tiap kali kirim maskapai harus deposit satu-satu. Kedua harus 10 kg baru bisa dikirim sameday. Tahuberes bilang, bisa mulai sekarang kalau kita kerjasama nanti agen cukup bayar Rp 1 miliar, tidak bayar Rp 5 miliar dari pertama 5 miliar. Dia cuma bayar Tauberes Rp 1 miliar, ini yang menyelesaikan ke pesawat, untuk 10 kg gimana? Gampang, kan Tauberes kerja sama dengan banyak agen.

Alurnya ada agen, lewat Tauberes, Tauberes nyampaiin ke maskapai, agennya kan banyak, agen A dia punya Rp 1 miliar taruh di Tauberes, agen B dia punya Rp 1 miliar Tauberes, sampai agen E, berarti kan Tauberes sudah punya Rp 5 miliar.

Dari agen-agen ini barang-barangnya kita konsorsiumkan, agen A yang sameday punya 1 kg, agen B punya 3 kg, agen C punya 4 kg, kita tambahin sampai 10 kg. Setelah 10 kg baru kita masukin airlines jadi agen-agen itu tetap bisa mengirimkan barang dia cuma punya 2 kg bisa dikirim, 1 kg bisa dikirim, kita yang ngumpulin barang-barang itu yang kita terbangkan airlines.

Dengan adanya seperti ini, ke customer itu jatuhnya lebih murah, zaman dulu agen-agen ini nge-charge ke customer 10 kg sameday harus minimal 10 kg, dengan adanya Tauberes ini ngecharge ke customer per kg.

Yang sebelumnya 10 kg, karena konsorsium, terus dari konsorsium kita kembaliin ke end user. Yang awalnya Jogja-Jakarta Rp 200 ribu, dengan Tauberes bisa Rp 20 ribu, jadi customer seneng, agen seneng, maskapai seneng, kita bukan kurir, kita ini orkestrasinya semua, supaya bisnis modelnya jauh lebih enak nyaman untuk mereka.

Customer yang awalnya bayar Rp 200 ribu, kalau per kg Rp 20 ribu, kita charge ke customer juga, kan customer lebih murah, kita naikan katakan 10%. Jadi awalnya customer bayarnya Rp 200 ribu, dengan Tauberes bayarnya Rp 22 ribu, Rp 2 ribu masuk ke Tauberes. Jadi Tauberes keuntungannya ambil komisi dari customer, ambil komisi airline, ambil komisi agen. Secara bisnis proses kaya gitu.

Dengan adanya seperti ini okupansi Garuda dan Citilink yang lambung pesawat kosong kita bisa boosting. Dengan adanya Tauberes dari Semarang-Jakarta, Denpansar-Jakarta itu ada pertambahan, setiap hari satu agen saja itu 3-5 ton barang itu baru satu agen, bagaimana kalau kerja sama puluhan agen.

Hide Ads