Bos ASDP Buka-bukaan Pandemi Corona Jangkiti Bisnis Penyeberangan

Wawancara Khusus

Bos ASDP Buka-bukaan Pandemi Corona Jangkiti Bisnis Penyeberangan

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 23 Jul 2020 09:00 WIB
Dirut ASDP Ira Puspadewi
Foto: Dok. ASDP

Di masa berat ini apa ASDP sudah melakukan pengurangan karyawan?
Alhamdulillah sampai saat ini belum ada PHK. Bahkan untuk bonus tetap kita bayarkan, nggak ada yang kita kurangi. Selain THR kita juga ada tunjangan pendidikan setiap tahun ajaran baru. Ya mendingan kita efisiensi yang lain sampai hal yang terkecil seperti tidak lagi langganan koran, makanan kita sederhanakan, tapi yang penting pendidikan anak-anak karyawan terjaga.

Selama masa New Normal, bagaimana pelayanan ASDP?
Sekarang pada kapasitas 50%, dengan dilengkapi alat-alat pelindung. Kemudian ada perilaku yang kita awasi lebih ketat untuk protokol kesehatan. Tapi ada hikmahnya juga, kami kan menyiapkan tiket online 1 tahun belakangan, ternyata dengan adanya COVID-19 semakin relevan karena mengurangi interaksi antar manusia. Jadi dengan adanya COVID-19 ini terjadi akselerasi di digitalisasi ticketing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana strategi jangka panjang ASDP untuk pemulihan?
Sampai 2022 kita targetkan 35 pelabuhan harus sudah digitalisasi. Selama ini kan tiket puter, jadi tiketnya digunakan ulang terus sampai jelek.

Tapi dari segi bisnis ada 3, pertama kami akan memperbesar feri manajemen service. Sekarang kan ASDP punya kapal 102, kita mengelola kapal orang lain 52 unit. Sekarang kita ada pembicaraan lagi dengan pemilik kapal lain, non BUMN, itu kira-kira hampir 30 kapal lagi. Bagi ASDP tidak hanya efisien, karena fix cost kita bisa dibagi, tapi yang lainnya harapannya ke depan kalau kita mengelola kapal orang lain, standar pelayanannya juga kita bisa seragamkan. Jadi orang nggak tahu itu kapal ASDP atau enggak, yang penting pelayanannya sama.

ADVERTISEMENT

Kedua, kita sedang menghitung, kita punya wilayah di Bakauheni hampir 80 ha, dan pemandangannya sangat indah. Kita akan kerjasama dengan Pemprov Lampung yang juga punya tanah, kita juga sedang bicara dengan HK. Ini masih awal sekali, tapi kami melihat kawasan di Lampung selatan ini memiliki potensi menjadi destinasi wisata baru.

Ketiga, dengan pengembangan bermacam-macam itu, kami ingin mencari partner dana yang efisien, maka kita sedang menuju IPO. Tapi itu kami masih hitung dulu. Kalau pemegang saham si dialognya dinamis, melihat bagaimana potensinya, dan pemegang saham punya harapan yang sama ke sana, Karena kita kan perlu, nggak mungkin kita ambil pendanaan hanya dari loan. Kapannya masih belum.

Ferizy itu bisa memberikan efisiensi seberapa besar?
Saya merasa perlu waktu untuk kita bisa memperkirakan itu. Tapi kalau kita melihat pengalaman dari negara lain, kalau di negara berkembang transportasi umum yang kemudian didigitalkan pendapatannya bisa naik 30%. Tapi itu sebenarnya bukan naik, tapi menutup yang bocor. Januari dan Februari kemarin itu sebenarnya penumpangnya tidak naik besar tapi kita bisa mengantongi 25% dari target laba 2020.

Anda pernah berkarir lama di GAP, bagaimana bisa bertahan di perusahaan pelabuhan yang jauh berbeda?
Saya senang masuk ASDP ketika perusahaan ini mulai berbenah di pelayanan. Jadi, karena saya lama di ritel, dimana ritel itu erat kaitannya dengan customer intimacy. Pelayanan itu kan customer intimacy, kita memahami apa yang diharapkan oleh konsumen kita, intimacy kan memahami betul konsumen. Jadi saya merasa di waktu yang tepat ketika kesadaran untuk meningkatkan customer intimacy-nya.

Kalau di ASDP itu sebenarnya kelihatannya sederhana, tapi tidak mudah. Misalnya toiletnya harus baik, nggak bau, itu kan customer intimacy. Kemudian kita bikin terminal yang bagus, bahkan kata vlogger itu world class. Jadi intinya mengerti apa yang diinginkan pelanggan.

Lebih enak mana kerja di bidang fashion dengan pelabuhan?
Ya sangat berbeda. Tapi saya percaya setiap pekerjaan itu dalam petik memperkaya kita. Memperkaya wawasan kita, membuat kita berkembang. Sebenarnya bedanya bukan di industrinya, karena leadership relatif dimana pun bisa diterapkan. Saya memang banyak belajar perpindahan dari swasta ke BUMN, karena hubungan dengan pemangku kepentingannya banyak sekali di ASDP ini. Lalu kecepatan bergerak, karena di swasta itu lebih sederhana. Saya paham karena akuntabilitas karena perusahaan ini punya negara. Tapi ya awal-awal saya merasa kaget. Tapi ya ini sudah BUMN yang ketiga jadi ya lebih baik lah.

Bagaimana kunci sukses Anda mengejar kesuksesan?
Saya belajar dari seorang kawan, sukses itu tidak bisa dibilang orang yang mobilnya Lamborghini lebih sukses dari yang punya mobil Innova. Sukses itu adalah kemampuan merespon tantangan dengan tepat. Jadi kalau pelajar apa tantangannya ya ujian, kalau jadi staf baru tantangannya bisa mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan manajernya. Jadi kalau kita perjalanannya panjang, kita makin terampil, makin mengumpulkan banyak kesuksesan terhadap tantangan secara tepat.


(das/fdl)

Hide Ads