Sebenarnya sudah banyak upaya untuk mendorong ekonomi syariah di tanah air. Nah Bank Aladin ini sebagai bank syariah yang hadir secara digital. Seberapa besar peran digital ini bisa mendorong industri syariah di Indonesia?
Tadi saya bilang pelayanannya tuh kurang bagus dari bank-bank syariahnya. Tapi itu bukan salahnya mereka loh. Kita kan research banyak ya. Kalau misalkan kita compare bank syariah dan bank konven tapi sama BUKU-nya. Jadi BUKU 1 lawan BUKU 1. Nah itu sebenarnya bank syariah itu perform. Jadi 6-7% orang itu sebenarnya dari segi metrik yang investor lihat itu bagus. Jadi bukannya mereka nggak sehat, ya mungkin ada beberapa yang nggak sehat. Tapi kebanyakan oke kok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah tapi yang kedua, kenapa sih performa nggak terlalu oke? Karena gini, kebanyakan dari bank-bank syariah itu adalah unit, di bawah bank konvensional. Kalaupun mereka berdiri sendirian ya mereka masih bank kecil. Nah kalau dulu ya kita mau servis pelanggan itu lewat mana? Ya lewat cabang. Jadi kalau misalnya cabangnya sedikit, investasinya sedikit, uangnya dikit, nggak mungkin pelayanannya bagus. Kalau saya nasabah, saya tinggal di daerah Kebayoran Baru tapi cabang bank syariahnya di Jakarta Timur, ogah banget kan?
Jadi sebenarnya isunya adalah pertama financial capital nya nggak ada. Tidak di-support oleh uang. Artinya kita untuk membangun bisnis butuh investment kan? Nah itu dukungannya kurang. Yang kedua, lebih ke arah orang, nah orang-orang itu karena unit bisnis ya, kan kasarnya di bawah dari banknya gitu, jadi orang pilih yang paling bagus, ya otomatis ke atasnya gitu kan, ke bank konvensionalnya, bukan ke unit banknya.
Banyak orang comply kok perihal makanan, banyak orang comply kok perihal pakaian, banyak orang comply kok perihal kosmetik, tapi kalau misalnya financial services kenapa kok nggak comply semua ya. Nah itu, kita servisnya kurang bagus. Oke gimana caranya kita bisa ngasih servis lebih bagus.
Selain itu uang gitu kan. Nah uangnya itu investment untuk membangun perusahaan. Nah apakah kita akan membangun cabang seperti bank-bank dulu? Ya otomatis jawabannya tidak lah ya. Tapi apakah perlu? Ya masih perlu. Karena ingat segmen kita UMKM, underbank, sama unbank, mereka butuh masih ketemu orang gitu. Ya jadi kita identify siapa sih partner yang sangat strong di sini. Jawabannya kan Alfamart tuh, Alfamart punya hampir 18 ribu toko kok.
Nah teknologi itu mempermudah pelayanan tersebut gitu. Jadi kalau misalnya mau coba apply Bank Aladin ya, nggak harus ke kantor kita, nggak harus ke Alfamart. Tinggal bukan Apple Store atau Google Play Store saja. Lima menit kelar.
Jadi menurut saya tandingnya pas banget. Pemerintah support, teknologi sudah ada, orang sudah terbiasa terus kita juga punya tim yang memang sedikit beda, yang fokus bagaimana menyelesaikan masalah.
Data menjadi faktor penting dalam perkembangan teknologi. Seberapa signifikan data ini dalam pengembangan bank berbasis teknologi seperti Bank Aladin?
Oh iya data is very significant, cuma data signifikan as long as you know how to use it. Jadi kalau misalkan dikasih data terus kita enggak tahu mau diapain datanya ya enggak guna juga gitu kan. Kalau misalkan di Aladin data sangat penting, makanya strategi kita kan kemitraan ya. Strategi kita adalah kita kita partner sama Alfamart, sama BPKH. Nanti berapa minggu lagi kita akan nambah terus kemitraan kita.
Kenapa kemitraan itu menjadi penting? Karena mereka itu memiliki informasi yang lebih daripada orang lain mengenai ekosistem mereka. Informasi dalam hal ini adalah data. Mereka paham behavior-nya mereka seperti apa. Mereka tahu kebiasaannya seperti apa. Interaksi di platform mereka jam berapa, sesering apa atau transaksi apa, lalu jumlahnya berapa, stabil atau enggak, tipe orang yang transaksi setiap hari. Itu mereka semua punya. Jadi kita kerja bareng sama partner kita. Kalian punya customer data punya, kita bisa ekstrak ke financial data. Kalau misalnya kita gabungin itu menjadi sangat powerful.
Tentunya kita akan melakukannya dengan benar ya. Dalam artian eh kita enggak akan share data dengan semena-mena. Kita pasti ada perjanjian in place, datanya juga enggak mungkin data raw, datanya adalah data yang benar-benar usefull. Karena kita harus hati-hati ya. Nah, cuman data itu penting eh data itu kalau misalkan kita bisa pakai. Karena banyak juga data kotor. Banyak juga data yang nggak bisa dipakai.
Bagaimana kinerja perusahaan hingga 2021?
Nah itu harus tunggu report keluarlah. As you know kita itu 2021 belum live. Nanti kalau komisinya sudah lihat laporannya, itu pada dasarnya tahap investment dan pembangunan. Jadi kita tuh kerja keras untuk bangun bank dari nol gitu. Sehingga bisa launching tahun ini.
Untuk pengguna kita belum ada 2021, kita baru diizinkan launching oleh BI itu baru minggu terakhir Desember. Jadi akhir tahun ini tuh dikit banget kita yang libur gitu, kita kayak benar-benar kayak ngejar. Kayak oh kita, kita telepon teman-teman kita yang ada di bank lain, atau yang ada di agregator. Jadi di saat orang lain liburan, kami kerja. Sampai akhirnya bisa launch tahun ini.
Berapa target nasabah Bank Aladin tahun ini?
Tinggi banget, jutaan orang, kalau kalau angka persisnya aku enggak bisa ngomong. Kami yakin karena kita baru kita baru launch dua minggu setengah saja kita punya KYC unique individual account itu sudah 120 ribu. Ini bukan download, ini bukan wallet. Jadi pede banget dong jutaan di akhir tahun nanti.
Berat enggak? Ya pasti berat. Kita harus terus bangun partnership. Kita harus terus bangun produk, berat, berat enggak? Berat banget. Tapi harus PD dong. Kalau nggak PD gimana kita bisa achieve.
Bagaimana strategi Bank Aladin Syariah untuk memenuhi ketentuan regulator terkait modal minimal Rp 3 triliun di 2022?
Tidak ada cara lain selain fundraising. Tapi fundraising-nya dalam bentuk apa, dalam dalam bentuk right issue kah, private placement kah, atau instrumen-instrumen lainnya kita belum bisa bahas. Tapi yang pasti kita akan fundraising. Jadi kita lihat instrumen apa yang paling cocok dengan sikon saat itu.
Akan seberapa banyak fundraising-nya?
Sebanyak-banyaknya. Maaf kalau angka gitu aku susah ngomongnya. Tapi intinya kita nggak hanya harus comply ke OJK tapi kita juga harus ada modal untuk kita bisa pakai untuk investasi. Perusahaan rintisan itu ada pilihan, mau langsung profitable tapi growth-nya kecil atau kita puasa dulu deh profitnya nanti tapi kita growth-nya bisa lebih lebih cepat gitu kan.
Nah kita ini lagi puasa nih. Jadi otomatis kita butuh modal yang sedikit lebih besar daripada ketentuan OJK. Makanya saya jawab ya sebesar-besarnya. Karena kan kita enggak langsung untung.
Dari sisi strategi sebenarnya sektor apa yang disasar Bank Aladin?
Kita ada seperti sektor prioritas, ada negative list jadi ada sektor-sektor yang bahkan kita enggak akan sentuh. Karena satu, itu bertentangan dengan syariah, yang kedua kita kan juga ada ESG standar. Kita intinya enggak cuman menjadi responsible citizen dalam definisi agama, tapi juga dari sisi definisi dunia. Jadi ada beberapa industri yang walaupun mungkin secara syar'i boleh, kita juga nggak ngambil. Karena secara environmental atau social nggak masuk.
Nah tapi dari segi size ya fokus terus-menerus ke mikro, small, sama medium enterprise dan retail.
Tahun lalu saat saham teknologi sedang booming saham Bank Aladin termasuk yang terbang tinggi. Apakah saham turut menjadi fokus manajemen perusahaan?
Bahwa saham itu related dengan banyak hal seperti kondisi pasar US dan market lainnya, tapi Bank Aladin selalu membangun trust dengan para investornya.
(das/eds)