Salah satu sumbangan yang sangat dikenal darinya adalah US$ 75 juta atau sekitar Rp 997,5 miliar (kurs Rp 13.300/US$) untuk The Global Fund dalam melawan TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia. Ia bermitra dengan Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan sosial milik miliarder terkaya di dunia Bill Gates.
"Saya orang Indonesia yang menandatangani satu-satunya Giving Pledge. Saya commited 50% harta saya sumbangkan untuk masyarakat. Giving Pledge itu Bill Gates yang motori," kata Tahir dalam acara d'Preneur di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Senin (22/5/2017) lalu.
Saat kedatangan Bill Gates ke Indonesia dalam rangka kerja sama untuk memberikan sumbangan pada 2014 lalu, media massa gempar. Tahir mengatakan kerja samanya dengan Bill Gates praktis membuat kehebohan di media massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berapa kekayaan Tahir sampai bersedia membagikan uang triliunan? Lalu, isu itu juga diramaikan lagi dengan komentar seperti ini, Tahir sudah kaya raya dan sekarang asyik mempertontonkan sumbangan," kata Tahir dalam biografinya yang berjudul Living Sacrifice, seperti dikutip detikFinance.
"Apapun pemberitaan yang muncul, saya menghargai media. Saya sadar, hal yang saya lakukan memang masih terasa aneh di negeri ini. Barangkali kecurigaan juga terselip di balik hangatnya media merespon peristiwa ini. Tidak masalah. Sebuah niat baik tak membuat saya gentar," sambungnya.
Tahir menjelaskan, dirinya melakukan hal itu bukan untuk mencari panggung untuk pamer. Menurutnya, berbagi kepada sesama merupakan kebutuhan dasar yang diajari oleh orang tuanya. Dengan memberikan sumbangan miliknya, dia akan terus mengingat masa lalunya yang juga pernah mengalami kesusahan.
"Memberi merupakan cara kami memperkuat diri ketika masih hidup dalam belitan kesusahan. Memberi adalah sumber semangat kami. Dan ketika saya telah berkembang menjadi seorang bankir yang relatif berhasil, tentu saja apa yang beri sepadan dengan apa yang saya miliki," katanya.