Perlu ada jalur khusus untuk memfasilitasi pergerakan Kereta Api Bandara agar tidak mengganggu jadwal perjalanan KRL pada rute lintasan Duri-Tangerang, hal tersebut disampaikan Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno.
Solusi dari permasalahan inj kata Djoko, KA Bandara harus memiliki jalur khusus agar tidak mengganggu jadwal perjalanan yang lain.
"KA Bandara perlu dibuat jalur sendiri, di jalur sisi itu. Terpisah untuk bandara jadi kalau saya lihat nanti terpisahnya itu, dari Tanah Abang-Batuceper," katanya kepada detikFinance, Rabu (4/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampak dari penambahan frekuensi KA Bandara dari 50 perjalanan menjadi 70 perjalanan diduga berdampak pada pengurangan frekuensi perjalanan rute Duri-Tangerang dari yang tadinya 90 perjalanan per hari menjadi 80 perjalanan per hari.
Dampak lain yang ditimbulkan dari keputusan tersebut berimbas pada bertambah lamanya waktu tunggu penumpang di sejumlah stasiun yang dilalui. Salah satunya seperti terjadi di Stasiun Duri.
KRL yang biasa datang setiap 20 menit sekali saat ini jadi 30 menit sekali karena adanya penyesuaian waktu perjalanan KRL dengan jadwal perjalanan Kereta Bandara Soekarno-Hatta.
Djoko menjelaskan untuk mengantisipasi permasalahan kepadatan pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) harus segera menambah rangkaian angkutan penumpang.
"Kalau seperti ini kan paling nanti ya dia meningkatkan kapasitas rangkaian kereta dari delapan ditingkatkan menjadi 12. Baiknya untuk langkah dekat mereka melakuan penambahan rangkaian yang tadinya delapan jadi 12 gerbong untuk semuanya. Tapi baiknya dari Tanah abang ke batu ceper harus ada jalur sendiri," jelas dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman