Kondisi jalur KA Bandara saat ini hanya memiliki jalur baru dari Stasiun Batu Ceper ke Bandara Soekarno-Hatta. Sementara dari Stasiun Batu Ceper, Tanah Abang dan Sudirman masih masih menggunakan Jalur Kereta Rel Listrik (KRL).
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan, permasalahan mengenai pembebasan lahan untuk jalur KA Bandara masih menjadi persoalan utama yang membuat pembangunan lintasan kereta Bandara Soekarno-Hatta.
Alhasil, kereta Bandara akhirnya menggunakan lintasan eksisting atau lintasan yang sudah ada, yakni lintasan KRL.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djoko menjelaskan, penyediaan kereta bandara dianggap semakin mendesak lantaran jalan akses yang tersedia yakni jalan dan jalan tol sudah terlalu padat sehingga tak lagi ideal untuk menghubungkan pusat Kota Jakarta dengan bandara terbesar di Indonesia tersebut
Dengan alasan tersebut, pengoperasian kereta bandara dilakukan saat ini meskipun jalur kuhusus Kereta Bandara Soekarno-Hatta belum maksimal tersedia. Menurut Djoko, bila penyediaan kereta bandara semakin lama ditunda dikhawatirkan akan membuat masyarakat semakin sulit mengakses bandara dari Jakarta.
"Kita kan pengin bangun Kereta Bandara itu kan sudah lama. Sudah 15 tahun yang lalu tapi nggak terwujud- wujud. Nah sampai akhirnya mereka bisa membangun Kereta Bandara tapi tidak full, tidak jalur utama dia mengambil sebagian dari Batu Ceper lah itu dia ambil itu pun prosesnya lama. Harusnya schadule-nya 2014 itu sudah operasi," papar dia.
Djoko menambahkan, melihat kondisi saat ini, maka perlu segera dibangun lintasan khusus keret Bandara Soekarno-Hatta dari Tanah Abang hingga stasiun Batu Ceper. Tujuannya agar keberadaan kereta bandara tidak mengganggu jadwal perjalanan KRL yang sifatnya sama-sama penting bagi masyarakat.
"KA Bandara perlu dibuat jalur sendiri, di jalur sisi itu. Terpisah untuk bandara jadi kalau saya lihat nanti terpisahnya itu, dari Tanah Abang," katanya.