Kalau kita baca berita di media masa, soal impor beras inikan masih silang pendapat. Menteri Perdagangan dan Menko Perekonomian menyatakan bahwa impor harus dilakukan. Tetapi Dirut Bulog menyatakan stok masih cukup dan belum perlu impor. Menteri Pertanian menyatakan produksi dalam negeri cukup dan bahkan surplus. Silang pendapat semacam ini merupakan indikasi bahwa soal pangan ini kita belum dalam situasi darurat. Harga beras eceran di pasar memang cenderung naik diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah. Misalnya di Jawa HET beras Rp 9.450/kg ,di Sumsel Rp 9.550 dan Maluku Rp 10.250/kg, di lapangan jauh diatas itu bahkan bisa mencapai Rp 12.000/kg.
Tampaknya Menteri Perdagangan gundah dengan harga itu, karena bisa memicu inflasi dan mungkin juga dikhawatirkan menimbulkan kegaduhan ekonomi di tingkat akar rumput yang bisa mengurangi kepercayaan pada pemerintah, terutama pada saat bulan puasa menjelang lebaran ini. Untuk amannya maka impor perlu dilakukan. Menurut saya motifnya adalah berjaga- jaga agar tidak ada kegaduhan ekonomi yang bisa mengganggu kepercayaan pada Pemerintah.
Halaman Selanjutnya
Halaman